Between Education and a Woman’s Life

Between Education and a Woman’s Life


oleh: Nayla Maqbullah Balqis

    Hai, para perempuan hebat. Iya, kamu si perempuan hebat! Mengapa aku bilang hebat? Ya, karena sejatinya semua perempuan yang ada di dunia ini memiliki kehebatannya tersendiri. Yang menjadi tantangannya adalah kamu sebagai perempuan belum tahu di mana letak kehebatanmu itu.

Banyak sekali pandangan orang-orang tentang perempuan. Menurutnya, tugas perempuan hanyalah mengurus segala keperluan yang ada di rumah. Mulai dari memasak, beberes rumah, mencuci pakaian, mendidik anak, dan sebagainya. Nyatanya, tidak hanya perempuan saja kok yang harus mengurus keperluan rumah tangga. 

Pandangan tersebut sudah membuat perempuan kehilangan harapan mereka. Seringkali, omongan orang lain membuatnya menjadi rendah diri. Sebagian orang suka berkata, “Ga usah sekolah tinggi, ya palingan ujung-ujungnya cuma di dapur.” Atau juga seperti ini, “Ngapain, sih, sekolah terus, ga capek apa, inget… nanti kamu ga laku, loh”. Ucapan tersebut, mungkin, sudah tidak asing lagi di telinga kita. 

Namun, ternyata, dampak dari ucapan tersebut mampu menghanguskan semangat perempuan untuk terus bersekolah tinggi. Perempuan sering dikaitkan dengan rumah tangga dan jodoh. Padahal, untuk memiliki rumah tangga dan jodoh yang baik dan keren, perempuan harus memiliki pengetahuan yang tinggi, agar bisa menentukan mana yang terbaik untuk dirinya. Bukan melalui paksaan, perempuan pun berhak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.

Pendidikan adalah sebuah media bagi terjadinya transformasi nilai dan ilmu yang berfungsi sebagai pencetus corak kebudayaan dan peradaban manusia. (Noor, 2015) Dalam “Women's Studies Encyclopedia”, sebagaimana yang dikutip oleh Nasaruddin Umar, gender didefinisikan sebagai konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Perlu dipahami juga konsep gender harus dibedakan antara kata gender dan kata seks (jenis kelamin). 

Perbedaan jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki adalah kodrat dari Tuhan yang tidak bisa diubah karena secara alamiah sudah melekat di dalam pribadinya. Sedangkan gender adalah perbedaaan tingkah laku antara laki-laki dan perempuan yang secara sosial dibentuk. Perbedaan yang bukan kodrat ini diciptakan melalui proses sosial dan budaya yang panjang. (Efendy, 2014)

Banyak sekali tokoh-tokoh perempuan di dunia ini yang bisa kita jadikan inspirasi. Salah satu tokoh perempuan dalam Islam yang memiliki pengetahuan luas dan intelektual yang tinggi adalah Aisyah binti Abu Bakar. Beliau sudah lebih meriwayatkan 2.000 hadits dari pelbagai topik. Dan, tak hanya itu saja, ia juga memiliki kecerdasan dalam ilmu tafsir. Aisyah merupakan seorang praktisi dedukasi analogis (qiyas) yang tak tertandingi dalam masalah hukum Islam. Sehingga ia pun dijuluki sebagai ahli tafsir Al-Qur’an, hadits, dan fiqih terkemuka. 

Selain itu, terdapat pahlawan di Indonesia yang juga berperan aktif dalam bidang pendidikan dan emansipasi perempuan, yakni Raden Ajeng Kartini. Kartini adalah seseorang yang memiliki cita-cita dan gagasan tinggi untuk memajukan pendidikan perempuan. Kondisi masyarakat yang masih terbelenggu dengan feodalisme dan pandangan tradisional, membuat Kartini ingin mendobrak tradisi yang menghambat kemajuan kaumnya tersebut menuju masa depan yang lebih cerdas, bebas, dan cemerlang serta merdeka.

Menurutnya, kaum perempuan harus diberi pendidikan agar mampu mengejar ketertinggalannya dan tidak bersifat egois. Segala pemikirannya tentang pembelaannya terhadap kaum perempuan ditulis ke dalam surat yang akhirnya diterbitkanlah sebuah buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Perjuangan Kartini saat ini tidaklah sia-sia. Sekarang, semua perempuan bebas untuk bersekolah setinggi mungkin.  

Di masa sekarang tokoh perempuan inspiratif lainnya adalah Maudy Ayunda. Ia adalah seorang aktris, model, aktivis, penulis, dan penyanyi dengan segudang prestasinya yang tak kalah luar biasa hebat. Kecerdasannya dibuktikan melalui jenjang pendidikannya S1 di University of Oxford dan S2 di Stanford University. Tak hanya itu, salah satu prestasinya yang luar biasa adalah Maudy Ayunda masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia. Saat ini ia ditunjuk oleh pemerintah sebagai juru bicara untuk Presidensi G20 Indonesia. Wow, sungguh Maudy ini idaman para remaja banget, ya.

Dari ketiga contoh perempuan di atas, mungkin, kita sudah bisa berpikir apa dampaknya jika memiliki pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang luas. Memangnya, seberapa penting sih pendidikan bagi seorang perempuan? Hingga perempuan juga punya kesempatan untuk berpendidikan tinggi? Sesungguhnya, seorang perempuan nantinya kelak akan menjadi seorang ibu. Apakah kalian pernah mendengar istilah ini: Al-Ummu madrasatul ula yang artinya ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya.

Seorang perempuan yang berpendidikan tinggi nantinya akan memiliki pengetahuan yang luas dan juga memiliki pola pikir yang kritis. Dari manfaat tersebut, seorang perempuan nantinya akan mampu mendidik anak-anaknya menjadi menjadi generasi terbaik. Seorang anak yang cerdas terlahir dari seorang ibu yang cerdas pula.

Di zaman sekarang ini, seseorang dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas. Perempuan yang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas nantinya akan mampu mengikuti perkembangan zaman. Sehingga, perempuan  bisa menjadi lebih mandiri dan independen bagi kehidupannya. Tak hanya itu saja, karier yang bagus akan mudah untuk didapat sehingga mampu membantu finansial ekonomi keluarganya juga. Dengan memiliki pengetahuan yang luas, pola pikir yang kritis dan terbuka pastinya perempuan akan bisa menentukan mana hal yang baik dan mana yang buruk. Karena dengan pemikirannya perempuan akan bisa memutuskan segala sesuatu dengan tepat tanpa ada pengaruh dari orang lain.

Intinya, menjadi perempuan berpendidikan tinggi bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Karena dengan memiliki pendidikan yang tinggi, seorang wanita bisa memiliki pengetahuan yang luas, pola pikir yang kritis, dapat memiliki karier yang bagus, membantu finansial keluarga. Serta yang utama adalah mampu mencetak generasi penerus bangsa yang lebih baik, berkarakter, dan bermanfaat bagi sekitarnya. Jadi, kamu sebagai perempuan, yuk sama-sama lanjutkan pendidikanmu.

Dengan banyak sekali manfaat yang bisa kamu tidak dapat dipungkiri lagi, jika kamu juga pasti mau menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi. Buktikan, bahwa perempuan juga pantas untuk mendapatkannya.

Daftar Pustaka :

Efendy, R. (2014, Juli-Desember). Kesetaraan Gender dalam Pendidikan. Jurnal Al-Maiyyah, 07.

Himmah, F. (2020). Sejarah Perjuangan Raden Ajeng  Kartini dalam Kebangkitan Pendidikan Perempuan di Jawa 1879-1904. 95.

Noor, F. A. (2015, Desember). Islam dalam Perspektif Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, 3.

UI, F. F. (2018, April 21). fsifebui.com. Retrieved Desember 28, 2022, from Aisyah RA, Istri Nabi yang Cerdas: http://fsifebui.com/aisyah-ra-istri-nabi-yang-cerdas/#:~:text=Tidak%20hanya%20sebatas%20ilmu%20hadist,%2C%20hadist%2C%20dan%20fiqih%20terkemuka

Widuri.ac.id. (2021, Maret 12). Retrieved Desember 28, 2022, from Pentingnya Pendidikan Tinggi Bagi Perempuan: https://widuri.ac.id/pentingnya-pendidikan-tinggi-bagi-perempuan/

 

 

Baca selengkapnya »