Mataram Kuno: Tinjauan Geografis dan Sosio-Ekonomi

Mataram Kuno: Tinjauan Geografis dan Sosio-Ekonomi

oleh: Dinda Aisia Palma, Erinaira Divano Zahia, Khalissa Jasmine Azzahra, Namira Aisha, Rifyal Pasya Fitriano Shabir


     Indonesia merupakan salah satu negara yang diketahui sebagai negara yang memiliki cukup banyak situs candi yang tersebar di pelbagai daerah. Tentunya, semua orang di Indonesia mengetahui tentang Candi Prambanan dan Candi Borobudur, bukan? Candi Prambanan dan Candi Borobudur merupakan candi bercorak Hindu-Buddha yang dibangun pada masa pemerintahan salah satu kerajaan yang cukup terkenal, loh, di Indonesia. Kira-kira, kalian bisa tebak gak, ya, kerajaan apa itu? Ya, tepat sekali, yaitu Kerajaan Mataram Kuno/Medang. Simak yuk! pembahasan mengenai Kerajaan Mataram Kuno beserta kehidupan perekonomiannya.

 

Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Budha yang cukup berkembang di Bhumi Mataram. Bhumi Mataram sendiri merupakan nama daerah sebelum diganti menjadi Yogyakarta.  Lokasi dari Kerajaan Mataram Kuno ini diyakini berada di pertengahan pegunungan, di sebelah utara terdapat Gunung Merapi, Merbabu, Dan Sindoro. Di sebelah barat terdapat Gunung Serayu, di sebelah timur terdapat Gunung Lawu, serta di sebelah selatan berdekatan dengan Pegunungan Seribu.


Kerajaan Mataram Kuno merupakan lanjutan dari Kerajaan Kalingga. Kerajaan Mataram Kuno ini didirikan pada tahun 732 masehi atau pada abad ke 8 masehi. Kerajaan Mataram Kuno ini didirikan oleh Raja Sanjaya yang diketahu bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

 

Letak atau lokasi dari suatu kerajaan merupakan salah satu faktor pendukung dari kemajuan perekonomian kerajaan. Mengapa dapat dikatakan sebagai berikut? Karena letak atau lokasi suatu kerajaan menentukan apakah suatu kerajaan tersebut bertumpu pada sektor agraris atau bertumpu pada sektor maritim. Seperti yang sudah dibahas sedikit di atas, lokasi atau letak dari Kerajaan Mataram Kuno ini dikelilingi oleh pegunungan beserta sungai-sungai yang luas dan panjang. Letak yang strategis di dekat sungai secara langsung memberi keuntungan bagi Kerajaan Mataram Kuno, karena dilewati jalur perdagangan yang dapat menopang kehidupan ekonominya.

 

Dengan kondisi lokasi atau letak Kerajaan Mataram Kuno yang seperti itu, diyakini bahwa daerah sekitar Kerajaan Mataram Kuno ini memiliki tanah yang subur. Tanah yang subur ini diyakini oleh masyarakat cocok dijadikan sebagai lahan pertanian. Maka Letak kerajaan Mataram yang terisolasi menyebabkan perekonomian kerajaan sulit untuk berkembang dengan baik. Dari situlah mengapa kehidupan perekonomian Kerajaan Mataram Kuno ini bertumpu pada sektor agraris.


Kemudian, perekonomian dari Kerajaan Mataram Kuno ini diperkuat kembali dengan adanya keterangan dalam Prasasti Canggal yang menjelaskan bahwa tanah Jawa melimpah akan padi, serta dengan mempunyai daerah lahan pertanian yang subur, diyakini bahwa Kerajaan Mataram Kuno ini dapat menghasilkan berbagai tanaman atau tumbuhan yang dijadikan sebagai komoditas perdagangan yang mampu mendobrak kondisi kehidupan perekonomian Kerajaan Mataram Kuno. Selain itu, karena ada banyak orang luar yang datang ke Kerajaan Mataram Kuno melalui sungai ataupun laut, orang-orang yang mau masuk ke wilayah kerajaan harus mendapatkan izin dan juga membayar pajak.

 

Sejak masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Kayuwangi, yakni pada tahun 855 masehi sampai dengan tahun 885 masehi telah dilakukan usaha untuk mengembangkan, meningkatkan, serta memajukan sektor pertanian. Selain bertumpu pada sektor agraris atau pertanian, mata pencaharian masyarakat Kerajaan Mataram Kuno ini juga bertopang sebagai pedagang dan pengrajin.

 

Karena kondisi alam Bhumi Mataram yang cukup tertutup dari dunia luar sulit untuk mengembangkan aktivitas perekonomian dengan pesat, sehingga pada tahun 899-911 masehi atau pada masa tahta pemerintahan Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung atau yang lebih dikenal sebagai Raja Dyah Balitung sektor perdagangan mulai diperhatikan lebih. Pada prasasti Purworejo (900 M), disebutkan bahwa Raja Dyah Belitung memerintahkan pendirian pusat-pusat perdagangan. Pendirian pusat-pusat perdagangan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat, baik di sektor pertanian dan perdagangan. Selain itu, dimaksudkan agar menarik para pedagang dari daerah lain untuk mau berdagang di Mataram.

 

Tentunya, penduduk atau masyarakat Kerajaan Mataram Kuno melakukan transaksi perdagangan. Namun, karena hal tersebut transaksi perdagangan tersebut tidak bisa dilakukan setiap hari melainkan hanya di hari hari pasar di mana pedagang dan pembeli bisa bertemu. Berdasarkan pada relief candi, digambarkan juga orang-orang Kerajaan Mataram Kuno melakukan berdagang dengan cara memikul.

 

Pada Prasasti Wonogiri, disebutkan bahwa desa-desa yang berlokasi di daerah kanan dan kiri Sungai Bengawan Solo dibebaskan biaya pajak, dengan catatan atau persyaratan harus menjamin kelancaran lalu lintas dari Sungai Bengawan Solo tersebut. Terjaminnya sarana transportasi atau sarana pengangkutan merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk mengembangkan perekonomian Kerajaan taram Kuno, serta dengan terjaminnya sarana transportasi atau saran pengangkutan juga merupakan kunci untuk membuka hubungan dagang masyarakat atau penduduk Kerajaan Mataram Kuno dengan dunia luar.

 

Komoditas dominan yang diperjualbelikan di pasar tersebut diantaranya adalah beras, buah buahan, sirih, hasil bumi hingga mengkudu. Namun, tidak hanya produksi pertanian yang biasa diperjualbelikan di pasar kerajaan mataram kuno. Hal-hal seperti kerajinan tangan, perkakas dari logam, pakaian, arang, hewan ternak, dan lain-lain juga lazim ditemukan di pasar ini.


Didasari oleh peninggalan sejarah, para sejarawan menduga bahwa perdagangan ini tidak hanya dilakukan antar wilayah atau desa namun juga melibatkan pihak asing.

Pada relief candi borobudur peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, tertera beberapa kapal layar besar yang memiliki cadik yang menjadi identitas kapal datang dari indonesia. Selain itu dari prasasti juga diketahui bahwa pedagang asing dari asia Tenggara dan China pernah menetap di Jawa untuk beberapa waktu karena keperluan berdagang.

 

Selain dengan berdagang, masyarakat Kerajaan Mataram Kuno juga melakukan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan kesenian. Yaitu, dengan bermata pencaharian sebagai seniman.


Berdasarkan relief di atas, digambarkan dua orang yang menonton pertunjukan musik oleh sekelompok seniman. Dua orang seniman digambarkan sedang memainkan alat musik tiup dan terdapat sekelompok orang di sekitarnya. Penggambaran aktivitas masyarakat dalam relief yang berprofesi sebagai seniman sesuai dengan prasasti. Sehingga, dapat diketahui bahwa ada masyarakat Kerajaan Mataram Kuno memiliki mata pencaharian sebagai seniman.

SUMBER REFERENSI

 

Widya Lestari Ningsih. 2023. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno

https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/25/200000579/kehidupan-ekonomi-kerajaan-mataram-kuno?page=all diakses pada 24 Maret 2023 pukul 09.07.

 

Verelladevanka Adryamarthanino. 2022. Faktor Pendorong Berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno

https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/26/140000279/faktor-pendorong-berkembangnya-kerajaan-mataram-kuno?page=all diakses pada 24 Maret pukul 09.42.

 

Inyiak Talago. 2022. Sejarah Kerajaan Mataram Kuno (kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya)

https://www.materisma.com/2014/02/sejarah-kerajaan-mataram-kuno.html diakses pada 24 Maret pukul 11.17.

 

Regita Brittanoca. 2018. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno

https://youtu.be/sB1lh1MlDKo diakses pada 24 Maret 2023 pukul 11.50.

 

Intisari Online. 2023. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno

https://youtu.be/tSxvrb_3HSE diakses pada 25 Maret pukul 04.11.

 

Az Zahra Putri Henata. 2021. Kerajaan Mataram Kuno Politik-Sosbud-Ekonomi

https://youtu.be/AtxfnFx3dGQ  diakses pada 25 Maret 2023 pukul 08.15.

 

Ian Wahyudi. 2018. Sistem Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno

https://youtu.be/LuwR4LlbKac diakses pada 25 Maret 2023 pukul 13.31.

 

Rahmah M. Noor. 2018. Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah-SBMPTN,UN SMA)

https://youtu.be/dKcYC-s4x1M diakses pada 25 Maret 2023 pukul 13.35.

 

Siti Aliyah. 2020. Kerajaan Mataram Kuno

https://youtu.be/Nd1kdH5Nv4s diakses pada 25 Maret 2023 pukul 13.38.

 

Novita wulandari. 2016.Kerajaan Mataram Kuno

https://prezi.com/sky5qp8hcz5n/kerajaan-mataram-kuno/?fallback=1 diakses pada 25 maret 2023 pukul 14.40

 

Vincetia Devina.2022.Kerajaan Mataram kuno

https://www.zenius.net/blog/kerajaan-mataram-kuno diakses pada 25 maret 2023 pukul 15.08

 

Naufal Raffi Arrazaq, Saefur Rochmat. 2020. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno

https://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/download/307/170/677 diakses pada 26 Maret 2023 pukul 10.00

 

Baca selengkapnya »