Mataram Kuno: Tinjauan Geografis dan Sosio-Ekonomi
Indonesia
merupakan salah satu negara yang diketahui sebagai negara yang memiliki cukup
banyak situs candi yang tersebar di pelbagai daerah. Tentunya, semua orang di
Indonesia mengetahui tentang Candi Prambanan dan Candi Borobudur, bukan? Candi
Prambanan dan Candi Borobudur merupakan candi bercorak Hindu-Buddha yang
dibangun pada masa pemerintahan salah satu kerajaan yang cukup terkenal, loh, di
Indonesia. Kira-kira, kalian bisa tebak gak, ya, kerajaan apa itu? Ya, tepat
sekali, yaitu Kerajaan Mataram Kuno/Medang. Simak yuk! pembahasan mengenai
Kerajaan Mataram Kuno beserta kehidupan perekonomiannya.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Budha yang cukup berkembang di Bhumi Mataram. Bhumi Mataram sendiri merupakan nama daerah sebelum diganti menjadi Yogyakarta. Lokasi dari Kerajaan Mataram Kuno ini diyakini berada di pertengahan pegunungan, di sebelah utara terdapat Gunung Merapi, Merbabu, Dan Sindoro. Di sebelah barat terdapat Gunung Serayu, di sebelah timur terdapat Gunung Lawu, serta di sebelah selatan berdekatan dengan Pegunungan Seribu.
Kerajaan Mataram
Kuno merupakan lanjutan dari Kerajaan Kalingga. Kerajaan Mataram Kuno ini
didirikan pada tahun 732 masehi atau pada abad ke 8 masehi. Kerajaan Mataram
Kuno ini didirikan oleh Raja Sanjaya yang diketahu bergelar Rakai Mataram Sang
Ratu Sanjaya.
Letak
atau lokasi dari suatu kerajaan merupakan salah satu faktor pendukung dari
kemajuan perekonomian kerajaan. Mengapa dapat dikatakan sebagai berikut? Karena
letak atau lokasi suatu kerajaan menentukan apakah suatu kerajaan tersebut
bertumpu pada sektor agraris atau bertumpu pada sektor maritim. Seperti yang
sudah dibahas sedikit di atas, lokasi atau letak dari Kerajaan Mataram Kuno ini
dikelilingi oleh pegunungan beserta sungai-sungai yang luas dan panjang. Letak
yang strategis di dekat sungai secara langsung memberi keuntungan bagi Kerajaan
Mataram Kuno, karena dilewati jalur perdagangan yang dapat menopang kehidupan
ekonominya.
Dengan kondisi lokasi atau letak Kerajaan Mataram Kuno yang seperti itu, diyakini bahwa daerah sekitar Kerajaan Mataram Kuno ini memiliki tanah yang subur. Tanah yang subur ini diyakini oleh masyarakat cocok dijadikan sebagai lahan pertanian. Maka Letak kerajaan Mataram yang terisolasi menyebabkan perekonomian kerajaan sulit untuk berkembang dengan baik. Dari situlah mengapa kehidupan perekonomian Kerajaan Mataram Kuno ini bertumpu pada sektor agraris.
Kemudian, perekonomian
dari Kerajaan Mataram Kuno ini diperkuat kembali dengan adanya keterangan dalam
Prasasti Canggal yang menjelaskan bahwa tanah Jawa melimpah akan padi, serta
dengan mempunyai daerah lahan pertanian yang subur, diyakini bahwa Kerajaan
Mataram Kuno ini dapat menghasilkan berbagai tanaman atau tumbuhan yang
dijadikan sebagai komoditas perdagangan yang mampu mendobrak kondisi kehidupan
perekonomian Kerajaan Mataram Kuno. Selain itu, karena ada banyak orang luar
yang datang ke Kerajaan Mataram Kuno melalui sungai ataupun laut, orang-orang
yang mau masuk ke wilayah kerajaan harus mendapatkan izin dan juga membayar
pajak.
Sejak
masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Kayuwangi, yakni pada tahun 855 masehi
sampai dengan tahun 885 masehi telah dilakukan usaha untuk mengembangkan,
meningkatkan, serta memajukan sektor pertanian. Selain bertumpu pada sektor
agraris atau pertanian, mata pencaharian masyarakat Kerajaan Mataram Kuno ini
juga bertopang sebagai pedagang dan pengrajin.
Karena
kondisi alam Bhumi Mataram yang cukup tertutup dari dunia luar sulit untuk
mengembangkan aktivitas perekonomian dengan pesat, sehingga pada tahun 899-911
masehi atau pada masa tahta pemerintahan Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah
Balitung atau yang lebih dikenal sebagai Raja Dyah Balitung sektor perdagangan
mulai diperhatikan lebih. Pada prasasti Purworejo (900 M), disebutkan bahwa
Raja Dyah Belitung memerintahkan pendirian pusat-pusat perdagangan. Pendirian
pusat-pusat perdagangan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan perekonomian
masyarakat, baik di sektor pertanian dan perdagangan. Selain itu, dimaksudkan
agar menarik para pedagang dari daerah lain untuk mau berdagang di Mataram.
Tentunya,
penduduk atau masyarakat Kerajaan Mataram Kuno melakukan transaksi perdagangan.
Namun, karena hal tersebut transaksi perdagangan tersebut tidak bisa dilakukan
setiap hari melainkan hanya di hari hari pasar di mana pedagang dan pembeli
bisa bertemu. Berdasarkan pada relief candi, digambarkan juga orang-orang
Kerajaan Mataram Kuno melakukan berdagang dengan cara memikul.
Pada
Prasasti Wonogiri, disebutkan bahwa desa-desa yang berlokasi di daerah kanan
dan kiri Sungai Bengawan Solo dibebaskan biaya pajak, dengan catatan atau
persyaratan harus menjamin kelancaran lalu lintas dari Sungai Bengawan Solo
tersebut. Terjaminnya sarana transportasi atau sarana pengangkutan merupakan
salah satu kunci keberhasilan untuk mengembangkan perekonomian Kerajaan taram
Kuno, serta dengan terjaminnya sarana transportasi atau saran pengangkutan juga
merupakan kunci untuk membuka hubungan dagang masyarakat atau penduduk Kerajaan
Mataram Kuno dengan dunia luar.
Komoditas
dominan yang diperjualbelikan di pasar tersebut diantaranya adalah beras, buah
buahan, sirih, hasil bumi hingga mengkudu. Namun, tidak hanya produksi
pertanian yang biasa diperjualbelikan di pasar kerajaan mataram kuno. Hal-hal
seperti kerajinan tangan, perkakas dari logam, pakaian, arang, hewan ternak, dan
lain-lain juga lazim ditemukan di pasar ini.
Pada
relief candi borobudur peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, tertera beberapa
kapal layar besar yang memiliki cadik yang menjadi identitas kapal datang dari
indonesia. Selain itu dari prasasti juga diketahui bahwa pedagang asing dari
asia Tenggara dan China pernah menetap di Jawa untuk beberapa waktu karena
keperluan berdagang.
Selain dengan berdagang, masyarakat Kerajaan Mataram Kuno juga melakukan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan kesenian. Yaitu, dengan bermata pencaharian sebagai seniman.
SUMBER REFERENSI
Widya Lestari Ningsih. 2023. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno
https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/25/200000579/kehidupan-ekonomi-kerajaan-mataram-kuno?page=all
diakses pada 24 Maret 2023 pukul 09.07.
Verelladevanka Adryamarthanino. 2022. Faktor Pendorong Berkembangnya Kerajaan
Mataram Kuno
https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/26/140000279/faktor-pendorong-berkembangnya-kerajaan-mataram-kuno?page=all
diakses pada 24 Maret pukul 09.42.
Inyiak Talago. 2022. Sejarah Kerajaan Mataram Kuno (kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan
budaya)
https://www.materisma.com/2014/02/sejarah-kerajaan-mataram-kuno.html
diakses pada 24 Maret pukul 11.17.
Regita Brittanoca. 2018. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno
https://youtu.be/sB1lh1MlDKo diakses pada 24
Maret 2023 pukul 11.50.
Intisari Online. 2023. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno
https://youtu.be/tSxvrb_3HSE diakses pada 25
Maret pukul 04.11.
Az Zahra Putri Henata. 2021. Kerajaan Mataram Kuno Politik-Sosbud-Ekonomi
https://youtu.be/AtxfnFx3dGQ diakses pada 25 Maret 2023 pukul 08.15.
Ian Wahyudi. 2018. Sistem Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno
https://youtu.be/LuwR4LlbKac diakses pada 25 Maret 2023 pukul 13.31.
Rahmah M. Noor. 2018. Kerajaan Mataram Kuno (Sejarah-SBMPTN,UN SMA)
https://youtu.be/dKcYC-s4x1M diakses pada 25
Maret 2023 pukul 13.35.
Siti Aliyah. 2020. Kerajaan Mataram Kuno
https://youtu.be/Nd1kdH5Nv4s diakses pada 25 Maret 2023 pukul 13.38.
Novita wulandari. 2016.Kerajaan Mataram
Kuno
https://prezi.com/sky5qp8hcz5n/kerajaan-mataram-kuno/?fallback=1
diakses pada 25 maret 2023 pukul 14.40
Vincetia Devina.2022.Kerajaan Mataram kuno
https://www.zenius.net/blog/kerajaan-mataram-kuno
diakses pada 25 maret 2023 pukul 15.08
Naufal Raffi Arrazaq, Saefur Rochmat.
2020. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno
Baca selengkapnya »
Label: Opini