Kapan kalian pertama kali
mendengar kata “Oppenheimer”? Mungkin, jika kalian menemukan buku
"Elektronika dan Tenaga" seri Khazanah Pengetahuan Bagi Anak-Anak
punya ayah, ibu, atau kakekmu, kalian akan menemukan jawaban sebagai pembuat
bom atom. Atau, bisa jadi, kalian baru saja mendengar ketika sutradara terkeren
sepanjang masa, Christopher Nolan, membuat film “Oppenheimer” berdasarkan buku
American Prometheus karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin. Film ini dibintangi
oleh Cillian Murphy, Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr. dan Florence
Pugh.
Julius Robert Oppenheimer
dikenal sebagai ahli fisika dari Amerika Serikat. Ia juga terkenal dengan
pemberian analogi sederhana tentang cara kerja arloji yang membantu Johannes
Keppler dalam mengembangkan gagasan tentang gerakan planet dan Huygens
menggunakan gelombang air untuk menjelaskan fenomena cahaya. Julius Robert
Oppenheimer yang sering disebut sebagai "Bapak Bom Atom," Lahir
pada tanggal 22 April 1904, di Kota New
York. Ayahnya seorang imigran Jerman pengusaha tekstil yang sukses. Ibunya Ella
Friedman adalah seorang pelukis. Keduanya keturunan Yahudi. Ia punya seorang
adik: Frank. Oppenheimer seorang jenius. Ia berkuliah di Harvard University
mulai usia 18 dan lulus Summa cum Laude di bidang Kimia hanya dalam 3
tahun. Ia dikenal dengan nama panggilan "Oppie". Frank juga berkuliah
umur 18 tahun di John Hopkins University dan juga lulus dalam 3 tahun.
Setelah lulus dari Harvard, Oppie bertolak ke Inggris untuk melakukan penelitian di Cavendish Laboratory, Universitas Cambridge, di mana ia mengembangkan minatnya pada fisika teoretis. Pun dengan Frank juga melanjutkan kuliah ke Cambridge. Keduanya menjadi peneliti Fisika. Pada tahun 1927, Oppenheimer pindah ke Universitas Göttingen, Jerman, tempat ia meraih gelar PhD. Dia bekerja dengan beberapa pemikir terbesar fisika, diantaranya Max Born, Werner Heisenberg, Pascual Jordan, Wolfgang Pauli, Paul Dirac, Enrico Fermi and Edward Teller.
Oh,
ya, Enrico Fermi dikenal sebagai tokoh pertama yang membuat Reaktor Nuklir (di
tempat sebelah lapangan football Universitas Chicago). Sementara Edward Teller,
kemudian dikenal sebagai Bapak Bom Nuklir. Oppenheimer kembali ke AS pada awal tahun
1930-an, menerima posisi mengajar di University of California, Berkeley, dan
Caltech. Dua universitas sekaligus! Selain sebagai fisikawan, Oppie juga
sastrawan. Ia menguasai 8 bahasa dan pandai berorasi. Tidak heran ia menjadi
dosen favorit. Dikisahkan dalam suatu kesempatan, Oppenheimer harus berangkat
ke Belanda untuk membawakan kuliah umum.
Hanya dalam waktu 6
minggu ia berkutat mempelajari Bahasa Belanda. Sesampainya di Belanda, ia
sukses membawakan kuliah fisika kuantumnya dalam bahasa Belanda. Selama tahun 1930-an,
Oppie terlibat beberapa pertemuan politik sayap kiri. Oppie tidak pernah
bergabung dengan partai komunis, tetapi saudaranya, Frank tercatat sebagai
anggota partai komunis. Di masa ini pula Oppie bertunangan dengan Jean Tatlock,
yang juga anggota partai komunis. Oppenheimer juga mendonasikan uang ke
beberapa organisasi yang kemudian terungkap memiliki hubungan dengan Partai
Komunis. Selain simpatisan komunis, Oppie juga pendukung faksi Republik sayap
kiri dalam Perang Sipil Spanyol menghadapi kekuatan Fasis Jenderal Francisco
Franco. Simpati Oppenheimer sebenarnya condong dipicu ambruknya ekonomi dunia
setelah peristiwa Great Depression.
Saat kapitalisme runtuh akibat Great Depression - muncul dua kubu ekstreme: nasionalisme ekstreme (fasisme) dan komunisme. Oppie lebih memilih Komunisme. Di tahun 1941, Oppenheimer diundang untuk bergabung dalam “Manhattan Project” yang sangat rahasia. Dengan tujuan mengembangkan bom atom sebelum Jerman Nazi bisa melakukannya. Proyek ini dimulai setelah Albert Einstein menyurati Presiden Roosevelt tentang ancaman bom atom Jerman. Dari pengalaman mengajar dan berinteraksi dengan ilmuwan Eropa, Oppenheimer sependapat dengan Einstein, bahwa Jerman memiliki kemampuan untuk membuat bom atom. Ia pun bergabung dalam Manhattan Project - dimulai dari tenaga part time. Peran Oppenheimer dalam Manhattan Project meluas. Pada tahun 1942, dia ditunjuk sebagai direktur ilmiah proyek tersebut; bertanggung jawab untuk mengubah desain teoretis menjadi bom yang bisa berfungsi. Manhattan Project pun berkembang dari budget $6000 menjadi $2 Miliar. Angka $2 Miliar setara hampir 1% ekonomi Amerika saat itu.
Oppenheimer memilih Los Alamos, New Mexico, sebagai lokasi laboratorium
penelitian proyek tersebut. Tempat itu terisolasi, aman, dan memiliki iklim
yang konstan sehingga memungkinkan konstruksi sepanjang tahun. Lab Los Alamos
mengumpulkan orang-orang terbaik fisika. Meskipun awalnya diragukan,
kepemimpinan Oppenheimer lalu terbukti mampu mengendalikan ego orang-orang
jenius dalam satu tim. Dalam Manhattan Project, ada Enrico Fermi, Niels Bohr,
Richard Feynman, Edward Teller, Leo Szilard, Eugene Wigner, Hans Bethe, John
von Neumann, dan Ernest Lawrence.
Ada enam peraih Hadiah Nobel dalam tim ilmuwan Manhattan Project Laboratorium Los Alamos. Namun, yang nggak dapat Nobel pun orang-orang istimewa. Sebagai contoh, John von Neumann yang menjadi pelopor pembuatan komputer digital modern dan Game Theory Umur 8 tahun ia sudah paham kalkulus. Oppenheimer sendiri ditunjuk menjadi pimpinan ilmuwan oleh Leslie Groves, seorang militer karier yang ahli manajemen proyek.
Sebelum terlibat Manhattan Project, Leslie Groves pernah memimpin pembangunan
Gedung Pentagon. Kantor terbesar di dunia itu selesai dalam 16 bulan. Di bawah
arahan Oppenheimer, dua jenis bom atom dikembangkan: - Little Boy yang menggunakan
bahan Uranium 235 dan metode tembakan neutron. Lebih sederhana, tapi susah mengumpulkan
Uraniumnya. - Fat Man menggunakan implosi Plutonium. Lebih kompleks, tapi lebih
pasti pemicunya. Sebelum kedua bom atom
itu digunakan, teknologi bom atom dicoba dulu di Padang Gurun Alamogordo
tanggal 16 Juli 1945. Alat ledakan atom itu disebut "Trinity", nama
yang dipilih Oppenheimer dari puisi karya John Donne, pujangga Inggris abad ke-17.
Sesaat setelah
"Trinity" diledakkan, Oppenheimer menggumamkan kata-kata terkenal
dari kitab Bhagavad Gita saat Kresna dalam wujud Wisnu menasihati Arjuna untuk
menjalankan tugasnya: "Sekarang aku telah menjadi Kematian, penghancur
dunia." Setelah uji coba Trinity berhasil, bom atom digunakan di Hiroshima
dan Nagasaki pada Agustus 1945. Enam hari setelah Bom Atom meluluhkan Nagasaki,
tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat dan Perang Dunia II
berakhir. Bom atom menghentikan perang. Pasca perang, Oppenheimer menjadi tokoh
publik, menganjurkan penggunaan energi nuklir secara damai dan kontrol
internasional atas senjata atom untuk mencegah perlombaan senjata nuklir.
Pada tahun 1947, Oppenheimer menjadi kepala Komite Penasihat Umum dari Komisi Energi Atom (AEC), memberi nasihat tentang kebijakan dan penelitian nuklir. Tanpa diketahui umum, David Greenglass salah satu teknisi yang bekerja pada Manhattan Project mengumpulkan berbagai informasi teknis pembuatan bom atom. Informasi ini kemudian diteruskan kepada kakaknya Ethel Rosenberg yang bersama suaminya Julius adalah mata-mata Uni Soviet. Kuat dugaan, informasi yang dikumpulkan David Greenglass dan diteruskan Ethel dan Julius Rosenberg kepada pihak Uni Soviet - mempercepat proyek bom atom Uni Soviet. Pada tanggal 29 Agustus 1949 - Uni Soviet meledakkan Bom Atom pertamanya di Semipalatinsk, Kazakhstan. Amerika sendiri baru tahu Uni Soviet telah memiliki bom atom sekitar sebulan setelah peledakan.
Peralatan survei Amerika
mendeteksi tebaran zat radio aktif di udara hasil uji coba ledakan. Monopoli
Amerika atas bom atom terpecahkan. Uni Soviet juga telah memiliki bom atom.
Beberapa bulan kemudian di tahun 1949, intelijen Inggris menahan Klaus Fuchs,
ilmuwan berdarah Jerman yang terjaring membocorkan rahasia senjata Amerika
kepada Uni Soviet. Tahun 1930 Fuchs pernah menjadi anggota partai komunis
Jerman sebelum melarikan diri saat Hitler berkuasa. Di
Inggris, Klaus Fuchs melanjutkan pendidikannya hingga memperoleh PhD di bidang
fisika. Ia terlibat proyek Bom Atom Inggris yang diberi nama "Tube
Alloys". Saat Manhattan Project berjalan, Klaus Fuchs ikut dalam rombongan
ilmuwan Inggris yang ikut meneliti Bom Atom.
Segera
setelah Uni Soviet terbukti memiliki senjata atom, presiden Truman memberi
lampu hijau bagi pengembangan senjata nuklir, yang memiliki daya ledak hingga
seribu kali lebih kuat dari senjata atom. Oppenheimer tidak setuju dengan
eskalasi ini. Dia percaya bahwa bom atom sudah cukup merusak dan senjata yang
lebih kuat hanya akan mengarah pada perlombaan senjata yang berbahaya.
Penentangannya terhadap bom Hidrogen membuatnya berselisih dengan banyak orang
di pemerintah dan militer AS, yang melihat pengembangan bom Hidrogen kebutuhan
keamanan nasional. Ketidaksepakatan ini salah satu faktor yang mengarah pada
pencabutan izin keamanannya Oppenheimer pada tahun 1953.
Secara
efektif mengakhiri perannya dalam membentuk kebijakan nuklir AS. Kasus
Rosenberg, di mana Julius dan Ethel Rosenberg dihukum karena spionase untuk Uni
Soviet, semakin meningkatkan paranoia spionase komunis selama periode ini. Ini
masih ditambah dengan tertangkapnya Klaus Fuchs. Maka, muncul masa yang disebut
"Red Scare" Kedua di Amerika. Edgar Hoover yang saat itu memimpin FBI
telah memiliki catatan cukup panjang tentang Oppenheimer, yaitu sejak 1941.
Dalam pandangan Edgar Hoover, bila terjadi masalah serius dengan keamanan
Amerika, maka Oppenheimer akan masuk pihak-pihak pertama yang perlu ditahan.
Setelah melewati persidangan, pasangan Rosenberg dieksekusi pada tahun 1953,
tahun yang sama izin keamanan Oppenheimer dicabut, semua dipicu oleh peristiwa
Red Scare.
Meskipun kontroversi, Oppenheimer terus berkontribusi pada sains dan kehidupan publik. Dia menjadi direktur Institute for Advanced Study di Princeton pada tahun 1947. Makin tambah ruwet, karena Kitty istri Robert Oppenheimer yang dinikahinya pada tahun 1940, adalah juga seorang simpatisan gerakan komunis. Sebelum menikah dengan Robert, Kitty menikah dengan Joe Dallet tokoh komunis Amerika yang terbunuh di Perang Sipil Spanyol. Jadi, bukan cuma adiknya Frank, tunangannya Jean Tatlock (yang kemudian berpisah setelah empat tahun), tapi istrinya Kitty adalah juga simpatisan komunis.
Dan semuanya dibongkar di masa-masa Senator
McCarthy memanfaatkan Red Scare untuk menaikkan popularitas. Penolakan Oppie
atas pengembangan bom Hidrogen (senjata nuklir) membuatnya berselisih dengan
ilmuwan lainnya. Pengembangan Bom Hidrogen selanjutnya dilakukan oleh Edward
Teller, rekannya di Manhattan Project.
Di tahun 1952, Amerika sukses meledakkan Bom Hidrogen pertama.
Sekarang,
jadi jelas gambarannya mengapa kisah hidup tokoh Oppenheimer menjadi menarik
diangkat ke layar lebar, bukan?