Masa Pergerakan Nasional

Masa Pergerakan Nasional


oleh: Adhitakarya MNBS

Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah politik yang dilakukan oleh kolonial Hindia Belanda selama empat dekade dari 1901 sampai tahun 1942. Awal mula terjadinya Politik Etis ialah terjadinya Penyimpangan cultuur procenten (pemberian bonus kepada bupati yang melebihi target) yang dimana hal ini semakin membuat praktek pemerasan dan perbudakan semakin besar terhadap masyarakat pribumi. Pieter Brooshooft selama berkeliling di Jawa pada 1887 menemukan banyak kesengsaraan yang dialami pribumi Hindia Belanda pada waktu itu. Kondisi ini menimbulkan kecaman dari warga Belanda yang menganggap kebijakan Hindia Belanda tidak berperikemanusiaan.


Di tahun 1890, Van Deventer yang merupakan seorang penulis dari Belanda menjelaskan bagaimana kesengsaraan bangsa Indonesia yang hasilnya justru dinikmati Belanda dalam salah satu tulisannya yaitu majalah De Gids berjudul Eeu Ereschuld atau Hutang Budi. Gagasan Van Deventer mendapatkan dukungan dari Ratu Wilhelmina yang menyebutkan dalam pidatonya mengenai kesengsaraan tanah jajahan pada tahun 1901.


Ratu Wilhelmina berpidato bahwasanya pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa bumiputera di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tersebut ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Van Deventer hasilnya kemudian dibuktikan dengan diterapkannya politik etis di tanah tanah jajahan Belanda. Selain menggunakan otot, rakyat Indonesia juga melakukan pergerakan dengan menggunakan akal dan logika. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai organisasi-organisasi pergerakan nasional yang bertujuan untuk mengusir Kolonial Belanda dari tanah Indonesia ini. Organisasi-organisasi tersebut seperti; Budi Utomo, Indische Partij, Sarekat Dagang Islam, Perhimpunan Indonesia dan Taman Siswa. Budi Utomo merupakan organisasi yang didirikan oleh dr. Sutomo pada 20 Mei 1908.


Organisasi ini merupakan yang pertama dan kelahirannya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Berdiriinya organisasi Budi Utomo tidak bisa lepas dari peranan dr. Wahidin Soedirohusodo. Ide-ide dr. Wahidin tentang organisasi pergerakan nasional menginspirasi dr. Sutomo dan kawan-kawan untuk kemudian mendirikan Budi Utomo. Tujuan dari didirikannya Budi Utomo sendiri yaitu untuk memberikan pandangan kepada Masyarakat Jawa untuk sadar akan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura pada diri sendiri dan mempertinggi kemajuan mata pencaharian serta penghidupan bangsa dengan memperdalam ilmu pengetahuan. Sarekat Dagang Islam (SDI) didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905. SDI didirikan dengan tujuan memperkuat persatuan para pedagang pribumi agar mampu bersaing dengan para pedagang asing. Di tahun 1912, SDI mengalami pergantian nama menjadi Sarekat Islam (SI). SI berkembang pesat dan menjadi sebuah gerakan nasionalis yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.


Di bawah kepemimpinan HOS Tjokroaminoto, seorang pedagang yang sangat intelektual dan nasionalis,, organisasi ini pun semakin berkembang dan membuat Belanda khawatir karena dianggap membahayakan kedudukan bagi pemerintah belanda. Pada masa itu, SI menjadi organisasi terbesar di Indonesia dengan anggota mencapai dua juta orang. Organisasi Indische Partij didirikan oleh Tiga Serangkai yang terdiri dari Ernest Eugene Francois Douwes Dekker atau dikenal juga dengan nama Dr. Danudirja Setiabudi, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat atau yang populer dengan nama Ki Hajar Dewantara. Indische Partij didirikan pada 25 Desember 1912 di Bandung. Organisasi ini memiliki tujuan dan prinsip yang sangat radikal menginginkan Indonesia merdeka. Hal ini ditentang oleh kolonial Belanda. Karena hal tersebut, pada 4 Maret 1913 organisasi ini ditutup dan dianggap sebagai organisasi yang terlarang oleh kolonial Belanda.


Organisasi ini memiliki keistimewaan karena menjadi organisasi yang memiliki usia pendek namun anggaran dasarnya dijadikan sebagai peletak dasar politik Indonesia dengan status organisasi campuran antara orang asing dan pribumi. Perhimpunan Indonesia yang pada awalnya bernama Indische Vereeniging didirikan oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda. Organisasi ini berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925. Pergantian nama ini menjadikannya sebagai organisasi pergerakan pertama yang menggunakan nama Indonesia. Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor dari gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional.


Tokoh yang terlibat dalam organisasi ini antara lain Mohammad Hatta, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Taman Siswa adalah organisasi pergerakan nasional yang didirikan oleh Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau biasa disebut Ki Hajar Dewantara yang merupakan bangsawan Jawa, aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, guru bangsa, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda pada 3 Juli 1922. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan secara kultural dan diselenggarakan dengan baik. Taman siswa ini menjadi tonggak penataan pengembangan pendidikan nasional untuk sampai seperti saat ini.


Organisasi ini dijalankan dengan demokratis dan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia. Organisasi ini juga yang meningkatkan kesadaran peran aman pendidikan nasional dan pentingnya hal tersebut untuk mencapai kemerdekaan. Taman siswa sempat mengancam kolonial Belanda karena pencegahan terhadap jalannya pendidikan menjadi terbatas. Sejak saat itulah Taman siswa dianggap dan dinilai sebagai sekolah liar yang dimana setelah kejadian tersebut, organisasi ini mulai dibatasi pergerakannya.

Baca selengkapnya »