Belajar Sejarah; Belajar Arti Kehidupan

Belajar Sejarah; Belajar Arti Kehidupan

 


oleh
: Alodia Chesta Quinevera

    Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi di masa lampau dalam peradaban manusia dan dapat membantu manusia dalam mengembangkan berbagai aspek kehidupannya menjadi lebih baik. Sejarah membantu manusia dalam mempelajari berbagai peristiwa yang memengaruhi kehidupannya. Dari sejarah, pola pikir, dan pandangan manusia juga turut berkembang. Beberapa peristiwa sejarah menyebabkan kekacauan dalam kehidupan yang lalu. Maka, manusia berusaha belajar dan berpikir dari sejarah untuk menciptakan kehidupan yang lebih teratur.

Sejarah menciptakan berbagai perspektif, di mana sejarah tidak akan berpaku pada satu pendapat saja, melainkan dapat melahirkan banyak sudut pandang baru dari pemikiran-pemikiran manusia. Sejarah melatih kita untuk berpikir holistik (menyeluruh) dan multiperspektif dalam memandang suatu peristiwa (Kelas Pintar, 2021). Meskipun sejarah berasal dari masa lalu, hal tersebut dapat kita pelajari untuk memperbaiki tatanan kehidupan. Salah satu sifat sejarah yaitu unik, artinya peristiwa tersebut hanya terjadi sekali. Mungkin ada beberapa peristiwa yang mirip, tapi tidak akan sama persis dengan yang pernah terjadi.

Sejarah yang sudah terjadi, dapat memberi pengaruh dalam kehidupan manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Peristiwa-peristiwa dalam sejarah bersifat kompleks dan memiliki keterkaitan dengan peristiwa lainnya. Suatu peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri, tetapi akan memiliki hubungan dengan peristiwa lain yang memunculkan hubungan sebab-akibat. Misalnya, akibat gagal panen di masa pemerintah Hindia-Belanda (1905 - 1910), mereka mengimpor beras dari Myanmar. Ternyata, beras yang diimpor sudah terinfeksi bakteri pes dari tikus. Hal tersebut akhirnya menyebabkan wabah pes berkembang di Pulau Jawa. Suatu peristiwa sejarah dapat muncul dari berbagai faktor seperti lingkungan tempat tinggal, bencana alam, atau kehidupan sosial manusia.

Hal-hal tersebut menimbulkan sejarah berdasarkan pada realitas yang benar-benar ada dan terjadi di masa lalu. Sejarah dapat kita jadikan sebagai sarana pembelajaran untuk memperbaiki kehidupan.

 

Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan saya, salah satunya adalah meninggalnya kakek dan nenek. Menurut saya, peristiwa tersebut termasuk kompleks karena memiliki beberapa bagian kejadian yang tersusun menjadi satu kesatuan. Kepergian orang yang saya sayangi tentu saja merupakan hal yang mengejutkan, terlebih dua orang dalam waktu yang berdekatan. Namun, tentu saja peristiwa tersebut juga memiliki urutan kejadian/kronologi.

 

Dimulai dari kakek dan nenek saya yang jatuh sakit, menerima perawatan, dan akhirnya meninggal dunia. Peristiwa tersebut tentunya sangat mengubah kehidupan saya. Ada beberapa bagian dari hidup sehari-hari saya yang mengalami perubahan. Biasanya saya bergantung dengan kakek dan nenek saya, tetapi sejak kepergian mereka, saya harus bisa untuk lebih mandiri. Menurut saya, berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dalam hidup ini dapat membuat perubahan dari kehidupan saya yang biasanya. Apabila terjadi seperti itu, saya akan berusaha untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang muncul.


Adaptasi dilakukan secara perlahan agar dapat menyesuaikan diri secara tepat. Mencoba menyadari bahwa suatu peristiwa dapat terjadi dari manusia sebagai pelaku sejarah itu sendiri. Terkadang tidak disadari, kita mengalami banyak peristiwa sejarah sederhana dalam kehidupan. Maka, peristiwa yang sudah kita alami dalam hidup, dapat menjadi suatu refleksi atau cermin untuk membenahi diri.

Sejarah memiliki cara berpikir diakronis dan sinkronis. Secara etimologis, diakronis artinya sesuatu yang melintasi, melampaui, atau melewati batasan-batasan waktu (Abdillah, 2021). Diakronis berkaitan dengan kronologi atau urutan waktu kejadian. Diakronis cenderung menjelaskan sejarah dari waktu ke waktu namun dalam ruang yang terbatas. Diakronis terus memanjang dalam urutan waktu dan menekankan pada durasi dalam beberapa urutan kejadian sejarah. Pertempuran lima hari di Semarang (15 Oktober - 19 Oktober 1945) merupakan salah satu contoh diakronis. Peristiwa tersebut tentunya muncul karena adanya beberapa kejadian berurutan yang memicu pecahnya perang. “Semarang” adalah penggambaran ruang terjadinya peristiwa. Sedangkan “15 Oktober - 19 Oktober 1945” adalah spesifik waktu terjadinya perang lima hari. Waktu yang ada menunjukkan bahwa rentang/urutan waktu kejadian hanya terjadi pada waktu tersebut.

Ruang yang ditampilkan hanyalah kota Semarang, artinya penggambaran ruang disini sangat sempit dan fokus pada Semarang saja. Karena diakronis fokus pada kronologi kejadian, maka pembahasan secara diakronis tidak meluas seperti membahas kehidupan masyarakat selama perang atau pun dampak dari perang. Waktu dalam diakronis terus berjalan tanpa adanya penjelasan spesifik terkait sebuah peristiwa (Nanda, 2022).

Diakronis berusaha menjelaskan suatu peristiwa secara runtut dan berurutan agar tidak terjadi kekeliruan (anakronis). Melalui diakronis, sejarah dapat dipahami berdasarkan urutan-urutan waktunya. Dari diakronis, sejarah dipahami sebagai peristiwa dari masa ke masa yang bersifat dinamis dan terus berubah. Sinkronis merupakan cara berpikir terhadap peristiwa sejarah dengan cakupan ruangg yang lebih luas. Sinkronis memiliki waktu yang terbatas tetapi ruangnya meluas. Sinkronis tidak berpaku pada satu kronologi peristiwa saja melainkan lebih berfokus pada sebab-akibat atau korelasi antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya.

Cara berpikir sinkronis akan menjelaskan suatu peristiwa sejarah dengan berbagai aspek yang ada dalam peristiwa itu. Sinkronis biasanya hanya mengkaji satu peristiwa tertentu namun dengan aspek, faktor, dan korelasi yang berhubungan langsung. Sinkronis memiliki sifat horizontal, artinya sinkronis memandang peristiwa pada ruang yang lebih luas dalam berbagai aspek (Nanda, 2022). Misalnya, saat terjadi peristiwa tsunami, masyarakat akan kehilangan tempat tinggal dan barang berharga mereka. Akibat kejadian tersebut, masyarakat terpaksa harus mengungsi.

Dari peristiwa tersebut, terdapat hubungan kausalitas antara peristiwa tsunami terhadap kehidupan masyarakat. Banyak sekali aspek yang dapat dikaitkan dengan sejarah, seperti aspek sosial, aspek politik, aspek ekonomi, aspek budaya, dan sebagainya. Secara sinkronis, ilmu sejarah juga akan memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu lain.

Contohnya sejarah kehidupan pertanian masyarakat di Solo, akan memiliki kaitan dengan ilmu geografi terkait letak daerah tersebut, ilmu sosiologi terkait kehidupan sosial masyarakat pertanian, ilmu topografi terkait struktur tanah kota tersebut, dan berbagai ilmu yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Sinkronis tidak hanya terikat pada waktu kejadian peristiwa, namun juga dapat melahirkan sudut pandang dari berbagai aspek yang memiliki kaitan dengan peristiwa sejarah. Sinkronis akan membantu memahami suatu peristiwa sejarah berdasarkan korelasi dan aspek yang terdapat dalam suatu kejadian bersejarah.

Kesimpulannya, peristiwa sejarah merupakan peristiwa di masa lampau yang sudah terjadi dan dapat memengaruhi kehidupan manusia. Peristiwa tersebut bersifat fakta dan real sehingga benar-benar pernah terjadi. Ilmu sejarah tidak hanya berdiri sendiri, namun dapat memiliki korelasi dengan ilmu-ilmu lainnya. Sejarah melahirkan berbagai perspektif dalam memandang suatu kejadian. Sejarah dapat meluas terhadap ruang dan dapat memanjang terhadap waktu.

Sejarah dapat dikaji dari berbagai macam aspek, sehingga kehidupan manusia di masa sekarang dan masa mendatang akan terus berubah dan mengalami penyesuaian dari perkembangan pola pikir manusia sebagai pelaku sejarah.

 

SUMBER REFERENSI INTERNET

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-10/pengertian-sejarah-dan-manfaat-mempelaja rinya-14171/

https://www.erlangga.co.id/materi-belajar/sma/8805-manfaat-sejarah.html

https://www.ruangguru.com/blog/dr-cipto-mangunkusumo-dan-wabah-pes

https://www.sridianti.com/sejarah/sifat-ilmu-sejarah.html

https://www.ruangguru.com/blog/menangkal-hoax-dengan-cara-berpikir-diakronik-dan-sinkroni k

https://kumparan.com/berita-terkini/contoh-diakronik-lengkap-dengan-pengertiannya-dalam-il mu-sejarah-1yYFX6q1G2U

https://www.brainacademy.id/blog/cara-berpikir-diakronik-dan-sinkronik-dalam-sejarah

https://www.idntimes.com/science/discovery/laili-zain-damaika-1/konsep-berpikir-diakronik

Baca selengkapnya »
Edisi Rindu Kampuang Nan Jauh di Mato

Edisi Rindu Kampuang Nan Jauh di Mato

 

oleh: Nayla Febrina Putri


    Hi! Apakah kalian pernah mendengar kota Sawah Lunto dan Pariaman? Atau, barangkali sudah pernah mengunjunginya? Nah, kota Sawah Lunto adalah salah satu kotamadya yang berada di provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh tiga kabupaten di Sumatra Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Pada masa pemerintah Hindia Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan.


Meski menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, tapi bekas galian tambang batubara di Sawahlunto meninggalkan potensi wisata yang besar. Seperti Danau Biru tercipta akibat bekas galian tambang batubara yang telah ditinggalkan, ada juga Danau Kandih. Meski airnya tidak berwarna biru seperti Danau Biru, panorama alam perbukitan bekas area tambang di sini tidak kalah menarik.


Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia. Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya". Dulu pada tahun 1965, kakek saya ditunjuk sebagai wali kota Sawahlunto pertama yang memerintah hingga tahun 1971, yaitu Achmad Noerdin, S.H. Barangkali ada yang tau beliau, ya.


Oke, lanjut selain Sawahlunto saya mau bahas adalah Kota Pariaman yang tidak kalah bagus. Kota Pariaman adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini berjarak sekitar 56 km dari Kota Padang atau 25 km dari Bandara Internasional Minangkabau.


Pariaman telah menjadi salah satu kota pelabuhan penting di pantai barat Sumatra. Pedagang-pedagang India dan Eropa datang dan berdagang emas, lada dan berbagai hasil perkebunan dari pedalaman Minangkabau lainnya.


Kota Pariaman fokus membenahi dan mengembangkan sektor pariwisata bahari secara berkesinambungan karena memiliki pantai landai dengan pesona yang indah. Objek wisata pantai Pariaman di antaranya yang paling terkenal adalah pantai Gandoriah yang berlokasi di depan stasiun kereta api Pariaman. Berikut adalah foto pada saat sunset di Pantai Gandoriah.


Selain itu ada tradisi yang selalu ada di setiap tahunnya, yaitu Tabuik. Apa itu Tabuik?


Tabuik (Indonesia: Tabut) adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di khususnya di Kota Pariaman. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram sejak 1831. Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim Syi'ah dari India, yang ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan Inggris di Sumatra bagian barat.


Bagaimana setelah informasi di atas, apakah anda ingin berkunjung ke sana? Atau bagi yang sudah, ingin berkunjung kembali? Sekian informasi dari saya Nayla Febrina Putri. Have a nice day all!

Baca selengkapnya »