Belajar Sejarah; Belajar Arti Kehidupan
Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi di masa lampau dalam
peradaban manusia dan dapat membantu manusia dalam mengembangkan berbagai aspek
kehidupannya menjadi lebih baik. Sejarah membantu manusia dalam mempelajari
berbagai peristiwa yang memengaruhi kehidupannya. Dari sejarah, pola pikir, dan
pandangan manusia juga turut berkembang. Beberapa peristiwa sejarah menyebabkan
kekacauan dalam kehidupan yang lalu. Maka, manusia berusaha belajar dan
berpikir dari sejarah untuk menciptakan kehidupan yang lebih teratur.
Sejarah menciptakan berbagai perspektif, di mana sejarah tidak
akan berpaku pada satu pendapat saja, melainkan dapat melahirkan banyak sudut
pandang baru dari pemikiran-pemikiran manusia. Sejarah melatih kita untuk
berpikir holistik (menyeluruh) dan multiperspektif dalam memandang suatu
peristiwa (Kelas Pintar, 2021). Meskipun sejarah berasal dari masa lalu, hal
tersebut dapat kita pelajari untuk memperbaiki tatanan kehidupan. Salah satu
sifat sejarah yaitu unik, artinya peristiwa tersebut hanya terjadi sekali.
Mungkin ada beberapa peristiwa yang mirip, tapi tidak akan sama persis dengan
yang pernah terjadi.
Sejarah yang sudah terjadi, dapat memberi pengaruh dalam kehidupan
manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Peristiwa-peristiwa dalam
sejarah bersifat kompleks dan memiliki keterkaitan dengan peristiwa lainnya.
Suatu peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri, tetapi akan memiliki hubungan
dengan peristiwa lain yang memunculkan hubungan sebab-akibat. Misalnya, akibat
gagal panen di masa pemerintah Hindia-Belanda (1905 - 1910), mereka mengimpor
beras dari Myanmar. Ternyata, beras yang diimpor sudah terinfeksi bakteri pes
dari tikus. Hal tersebut akhirnya menyebabkan wabah pes berkembang di Pulau
Jawa. Suatu peristiwa sejarah dapat muncul dari berbagai faktor seperti
lingkungan tempat tinggal, bencana alam, atau kehidupan sosial manusia.
Hal-hal tersebut menimbulkan sejarah berdasarkan pada realitas
yang benar-benar ada dan terjadi di masa lalu. Sejarah dapat kita jadikan
sebagai sarana pembelajaran untuk memperbaiki kehidupan.
Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan saya, salah satunya adalah
meninggalnya kakek dan nenek. Menurut saya, peristiwa tersebut termasuk
kompleks karena memiliki beberapa bagian kejadian yang tersusun menjadi satu
kesatuan. Kepergian orang yang saya sayangi tentu saja merupakan hal yang
mengejutkan, terlebih dua orang dalam waktu yang berdekatan. Namun, tentu saja
peristiwa tersebut juga memiliki urutan kejadian/kronologi.
Dimulai dari kakek dan nenek saya yang jatuh sakit, menerima perawatan, dan akhirnya meninggal dunia. Peristiwa tersebut tentunya sangat mengubah kehidupan saya. Ada beberapa bagian dari hidup sehari-hari saya yang mengalami perubahan. Biasanya saya bergantung dengan kakek dan nenek saya, tetapi sejak kepergian mereka, saya harus bisa untuk lebih mandiri. Menurut saya, berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dalam hidup ini dapat membuat perubahan dari kehidupan saya yang biasanya. Apabila terjadi seperti itu, saya akan berusaha untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang muncul.
Adaptasi
dilakukan secara perlahan agar dapat menyesuaikan diri secara tepat. Mencoba
menyadari bahwa suatu peristiwa dapat terjadi dari manusia sebagai pelaku
sejarah itu sendiri. Terkadang tidak disadari, kita mengalami banyak peristiwa
sejarah sederhana dalam kehidupan. Maka, peristiwa yang sudah kita alami dalam
hidup, dapat menjadi suatu refleksi atau cermin untuk membenahi diri.
Sejarah memiliki cara berpikir diakronis dan sinkronis. Secara etimologis, diakronis artinya sesuatu yang melintasi, melampaui, atau melewati batasan-batasan waktu (Abdillah, 2021). Diakronis berkaitan dengan kronologi atau urutan waktu kejadian. Diakronis cenderung menjelaskan sejarah dari waktu ke waktu namun dalam ruang yang terbatas. Diakronis terus memanjang dalam urutan waktu dan menekankan pada durasi dalam beberapa urutan kejadian sejarah. Pertempuran lima hari di Semarang (15 Oktober - 19 Oktober 1945) merupakan salah satu contoh diakronis. Peristiwa tersebut tentunya muncul karena adanya beberapa kejadian berurutan yang memicu pecahnya perang. “Semarang” adalah penggambaran ruang terjadinya peristiwa. Sedangkan “15 Oktober - 19 Oktober 1945” adalah spesifik waktu terjadinya perang lima hari. Waktu yang ada menunjukkan bahwa rentang/urutan waktu kejadian hanya terjadi pada waktu tersebut.
Ruang
yang ditampilkan hanyalah kota Semarang, artinya penggambaran ruang disini
sangat sempit dan fokus pada Semarang saja. Karena diakronis fokus pada
kronologi kejadian, maka pembahasan secara diakronis tidak meluas seperti
membahas kehidupan masyarakat selama perang atau pun dampak dari perang. Waktu
dalam diakronis terus berjalan tanpa adanya penjelasan spesifik terkait sebuah
peristiwa (Nanda, 2022).
Diakronis berusaha menjelaskan suatu peristiwa secara runtut dan
berurutan agar tidak terjadi kekeliruan (anakronis). Melalui diakronis, sejarah
dapat dipahami berdasarkan urutan-urutan waktunya. Dari diakronis, sejarah
dipahami sebagai peristiwa dari masa ke masa yang bersifat dinamis dan terus
berubah. Sinkronis merupakan cara berpikir terhadap peristiwa sejarah dengan
cakupan ruangg yang lebih luas. Sinkronis memiliki waktu yang terbatas tetapi
ruangnya meluas. Sinkronis tidak berpaku pada satu kronologi peristiwa saja
melainkan lebih berfokus pada sebab-akibat atau korelasi antara satu peristiwa
dengan peristiwa yang lainnya.
Cara berpikir sinkronis akan menjelaskan suatu peristiwa sejarah dengan berbagai aspek yang ada dalam peristiwa itu. Sinkronis biasanya hanya mengkaji satu peristiwa tertentu namun dengan aspek, faktor, dan korelasi yang berhubungan langsung. Sinkronis memiliki sifat horizontal, artinya sinkronis memandang peristiwa pada ruang yang lebih luas dalam berbagai aspek (Nanda, 2022). Misalnya, saat terjadi peristiwa tsunami, masyarakat akan kehilangan tempat tinggal dan barang berharga mereka. Akibat kejadian tersebut, masyarakat terpaksa harus mengungsi.
Dari peristiwa tersebut, terdapat hubungan kausalitas
antara peristiwa tsunami terhadap kehidupan masyarakat. Banyak sekali aspek
yang dapat dikaitkan dengan sejarah, seperti aspek sosial, aspek politik, aspek
ekonomi, aspek budaya, dan sebagainya. Secara sinkronis, ilmu sejarah juga akan
memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu lain.
Contohnya sejarah kehidupan pertanian masyarakat di Solo, akan
memiliki kaitan dengan ilmu geografi terkait letak daerah tersebut, ilmu
sosiologi terkait kehidupan sosial masyarakat pertanian, ilmu topografi terkait
struktur tanah kota tersebut, dan berbagai ilmu yang berkaitan dengan peristiwa
tersebut. Sinkronis tidak hanya terikat pada waktu kejadian peristiwa, namun
juga dapat melahirkan sudut pandang dari berbagai aspek yang memiliki kaitan
dengan peristiwa sejarah. Sinkronis akan membantu memahami suatu peristiwa
sejarah berdasarkan korelasi dan aspek yang terdapat dalam suatu kejadian
bersejarah.
Kesimpulannya, peristiwa sejarah merupakan peristiwa di masa
lampau yang sudah terjadi dan dapat memengaruhi kehidupan manusia. Peristiwa
tersebut bersifat fakta dan real sehingga benar-benar pernah terjadi. Ilmu
sejarah tidak hanya berdiri sendiri, namun dapat memiliki korelasi dengan
ilmu-ilmu lainnya. Sejarah melahirkan berbagai perspektif dalam memandang suatu
kejadian. Sejarah dapat meluas terhadap ruang dan dapat memanjang terhadap
waktu.
Sejarah dapat dikaji dari berbagai macam aspek, sehingga kehidupan
manusia di masa sekarang dan masa mendatang akan terus berubah dan mengalami
penyesuaian dari perkembangan pola pikir manusia sebagai pelaku sejarah.
SUMBER REFERENSI INTERNET
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-10/pengertian-sejarah-dan-manfaat-mempelaja rinya-14171/
https://www.erlangga.co.id/materi-belajar/sma/8805-manfaat-sejarah.html
https://www.ruangguru.com/blog/dr-cipto-mangunkusumo-dan-wabah-pes
https://www.sridianti.com/sejarah/sifat-ilmu-sejarah.html
https://www.ruangguru.com/blog/menangkal-hoax-dengan-cara-berpikir-diakronik-dan-sinkroni k
https://kumparan.com/berita-terkini/contoh-diakronik-lengkap-dengan-pengertiannya-dalam-il mu-sejarah-1yYFX6q1G2U
https://www.brainacademy.id/blog/cara-berpikir-diakronik-dan-sinkronik-dalam-sejarah
https://www.idntimes.com/science/discovery/laili-zain-damaika-1/konsep-berpikir-diakronik
Baca selengkapnya »Label: Opini