oleh: Nayla Febrina Putri
Hi!
Apakah kalian pernah mendengar kota Sawah Lunto dan Pariaman? Atau, barangkali
sudah pernah mengunjunginya? Nah, kota Sawah Lunto adalah salah satu kotamadya
yang berada di provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km
sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh tiga kabupaten di Sumatra
Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Pada
masa pemerintah Hindia Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang
batu bara. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan.
Meski
menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, tapi bekas galian tambang batubara
di Sawahlunto meninggalkan potensi wisata yang besar. Seperti Danau Biru
tercipta akibat bekas galian tambang batubara yang telah ditinggalkan, ada juga
Danau Kandih. Meski airnya tidak berwarna biru seperti Danau Biru, panorama
alam perbukitan bekas area tambang di sini tidak kalah menarik.
Saat
ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik,
sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia. Di kota yang
didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan
Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah
setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi
"Kota Wisata Tambang yang Berbudaya". Dulu pada tahun 1965, kakek
saya ditunjuk sebagai wali kota Sawahlunto pertama yang memerintah hingga tahun
1971, yaitu Achmad Noerdin, S.H. Barangkali ada yang tau beliau, ya.
Oke,
lanjut selain Sawahlunto saya mau bahas adalah Kota Pariaman yang tidak kalah
bagus. Kota Pariaman adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Kota ini berjarak sekitar 56 km dari Kota Padang atau
25 km dari Bandara Internasional Minangkabau.
Pariaman
telah menjadi salah satu kota pelabuhan penting di pantai barat Sumatra.
Pedagang-pedagang India dan Eropa datang dan berdagang emas, lada dan berbagai
hasil perkebunan dari pedalaman Minangkabau lainnya.
Kota
Pariaman fokus membenahi dan mengembangkan sektor pariwisata bahari secara
berkesinambungan karena memiliki pantai landai dengan pesona yang indah. Objek
wisata pantai Pariaman di antaranya yang paling terkenal adalah pantai
Gandoriah yang berlokasi di depan stasiun kereta api Pariaman. Berikut adalah
foto pada saat sunset di Pantai Gandoriah.
Selain
itu ada tradisi yang selalu ada di setiap tahunnya, yaitu Tabuik. Apa itu
Tabuik?
Tabuik
(Indonesia: Tabut) adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura,
gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau
di khususnya di Kota Pariaman. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah
yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. Upacara melabuhkan tabuik ke laut
dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram sejak 1831. Upacara ini
diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim Syi'ah dari India, yang
ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan Inggris di
Sumatra bagian barat.
Bagaimana setelah informasi di atas, apakah anda ingin berkunjung ke sana? Atau bagi yang sudah, ingin berkunjung kembali? Sekian informasi dari saya Nayla Febrina Putri. Have a nice day all!