Seperti yang kami ketahui bersama,
di awal materi telah mempelajari arti pengertian dari sejarah. Kata sejarah
berasal dari Bahasa Arab yakni “syajaratun” yang artinya pohon. Mengapa
demikian? Karena pohon diibaratkan seperti simbol kehidupan manusia yang terus
berkembang dari waktu ke waktu dan saling berkaitan. Kemudian, di dalam ilmu
sejarah kita akan lebih banyak berkenalan dengan aspek-aspek seperti manusia,
ruang, dan waktu, diakronis dan sinkronis, periodisasi, kronologi dan anakronisme,
dan masih banyak lagi.
Manusia, ruang, dan waktu dalam
pandangan ilmu sejarah. Pada pertemuan yang lalu, kami semua sudah membaca teks
yang berjudul Ki Hadjar Dewantara: “Lebih Baik Tak Punya Apa-Apa Tapi Senang
Hati Daripada Bergelimang Harta Namun Tak Bahagia”. Setelah membaca teks
tersebut, kami dapat menyimpulkan peran manusia dalam sejarah dapat dibagi
menjadi dua yaitu, manusia sebagai peneliti (subjek) dan manusia sebagai
penggerak (objek).
Manusia sebagai peneliti (subjek) maksudnya adalah manusia yang mengkaji dan menulis peristiwa sejarah yang telah terjadi. Sedangkan, manusia sebagai penggerak (objek) adalah manusia yang menjadi objek untuk diteliti. Manusia sebagai penggerak juga dapat diartikan bahwa segenap gagasan dan tindakan mereka dapat membawa perubahan di masyarakat. Selanjutnya, akan dipaparkan aspek-aspek dalam ilmu sejarah yang lain. Dimulai dari aspek yang pertama yaitu ruang dan waktu. Tapi sebelum itu coba perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 1, dikutip dari https://images.app.goo.gl/vZ9nfv9wUFk9ji2HA
Apa yang kalian ketahui dari gambar
tersebut? Apa yang terjadi pada gambar tersebut? Dapatkah kalian menjelaskan
mengenai peristiwa yang terjadi di dalamnya? Ya, benar sekali, gambar tersebut
merupakan gambar peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi di tahun 1946.
Sebelum membahas peristiwa itu ada baiknya kita membahas konsep ruang dan waktu
terlebih dahulu.
Ruang dan Waktu
Ruang (dimensi spasial) adalah suatu tempat di mana terjadinya berbagai peristiwa alam ataupun peristiwa sosial serta peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Ruang disebut spasial karena berasal dari kata dasar space yang artinya tempat/lokasi. Sehingga, dapat disimpulkan ruang adalah tempat dimana suatu peristiwa terjadi. Berikut secara umum penjelasan konsep ruang dalam mempelajari sejarah :
Ruang adalah tampat terjadinya
berbagai peristiwa-peristiwa dalam perjalan waktu.
Penelaahan suatu peristiwa dimana
berdasarkan dimensi waktunya tidak bisa terlepaskan dari ruang waktu terjadinya
peristiwa tersebut.
Saat waktu menitikberatkan terhadap
aspek kapan peristiwa tersebut terjadi. Maka konsep ruang menitikberatkan
terhadap aspek tempat dimana peristiwa tersebut terjadi.
Waktu (dimensi temporal)
memiliki dua makna, ialah makna denotatif dan konotatif. Makna waktu secara
denotatif ialah suatu satu-kesatuan, di mana detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan, tahun, abad, serta seterusnya. Sedangkan, makna waktu secara konotatif adalah
waktu sebagai konsep. Sehingga dapat kita simpulkan waktu dalam sejarah
merupakan kapan peristiwa itu terjadi.
Di dalam konsep waktu, sejarah
membaginya menjadi 4 bagian yakni perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan
perubahan. Ilmu sejarah mempelajari bagaimana suatu peristiwa berkembang dan
berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu, kemungkinan terdapat pengulangan
kejadian/peristiwa, serta peristiwa bersejarah yang menimbulkan perubahan di
suatu masyarakat atau pun negara.
Kembali ke gambar awal, pada gambar
tersebut menjelaskan peristiwa Bandung Lautan Api. Yang mana peristiwa tersebut
merupakan salah satu contoh dari aspek ruang dan waktu dalam sejarah. Dari peristiwa
itu terjadi peristiwa pembakaran besar-besaran di wilayah Bandung yang dimulai
dari tanggal 23 Maret 1946 hingga 24 Maret 1946. Wilayah Bandung yang di bumihanguskan
adalah bagian dari konsep ruang, dan tanggal pelaksanaannya merupakan bagian
dari konsep waktu.
Diakronik
Diakronik berasal dari bahasa Yunani yaitu dia yang artinya melalui dan chronos yang artinya waktu. Sehingga dapat disimpulkan, diakronik adalah cara berpikir sejarah yang runtut dan sistematis untuk membahas suatu peristiwa secara berurutan dari waktu ke waktu. Konsep ini memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang. Di dalam cara berpikirr diakronik juga terdapat dua aspek yang mempengaruhi yaitu kronologi dan periodisasi. Kronologi dalam hal ini digunakan sebagai ilmu bantu dalam menyusun peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktu. Dan periodisasi adalah sejarah dibuat dalam klasifikasi tertentu dari peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Adapun terdapat ciri-ciri dari cara berpikir diakronik yakni sebagai berikut :
Memanjang dalam waktu dan menyempit
dalam ruang
Cara berpikir diakronik lebih
mengutamakan urutan waktu dan sedikit memerhatikan keluasan ruang.
Fokus pada urutan waktu kejadian (kronologis)
Kronologis digunakan untuk
menempatkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya secara berurutan
Bersifat vertikal
Alur waktu berjalan lurus tanpa ada penjelasan lebih luas.
Pembahasannya lebih luas
Cara berpikir diakronik mementingkan
proses atau urutan waktu dari suatu peristiwa yang terjadi, maka cakupan
bahasan dalam konsep ini akan lebih luas, menyeluruh, dan mendetail
Memiliki konsep perbandingan
Terdapat perbandingan antara satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya untuk mengetahui sebab akibat terjadinya
peristiwa tersebut
Bersifat historis
Karena cara berpikir ini lebih
mementingkan proses dari waktu ke waktu maka terdaoat unsur histroris dalam
proses berpikirnya
Berkesinambungan
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, dalam peristiwa sejarah pasti ada sebab dan akibatnya. Maka
diperlukan kesinambungan antar peristiwa agar ceritanya menjadi runtut dan
mudah dipahami
Berikut ini contoh dari cara berpikir diakronik dalam mengkaji kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia:
Sinkronik
Sinkronik berasal dari bahasa Yunani, "Syn" artinya dengan/bersamaan dan "khronos" artinya waktu atau masa. Sinkronik dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa pada suatu masa. Berpikir sejarah secara sinkronik berarti berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Jika dalam diakronik berfokus pada urutan waktu, namun dalam sinkronik berfokus pada aspek-aspek peristiwa. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Adapun terdapat ciri-ciri dari cara berpikir sinkronik yakni sebagai berikut :
Mengkaji pada waktu tertentu,
artinya sinkronik hanya focus mengkaji sau waktu tertentu saja untuk mendalami
peristiwa sejarah dan pembahasan dalam sinkronik lebih luas saat membahas ruang
Menitikberatkan pengkajian pada
struktur, seperti struktur pemerintahan dan struktur masyarakat
Bersifat horizontal, sinkronik
melihat peristiwa sejarah pada ruang yang lebih luas dalam berbagai aspek
seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya
Contoh peristiwa yang dikaji degan
cara berpikir sinkronik adalah kondisi ekonomi Indonesia pada masa awal
kemerdekaan tahun 1945-1950. Setidaknya ada tiga kondisi yang menggambarkan
kondisi ekonomi Indonesia pada masa tersebut. Yang pertama terjadinya inflasi
yang tinggi, hal ini dikarenakan beredarnya mata uang Jepang yang jumlahnya
tidak terkendali yang dimana saat itu Indonesia belum memiliki mata uang resmi.
Kondisi yang kedua adalah blokade ekonomi dari Belanda, Belanda melakukan
blokade ekspor-impor dengan Indonesia yang mengakibatkan barang dagangan
Indonesia tidak bisa diekspor ke luar negeri. Dan yang terakhir adalah
kekosongan kas negara, hal tersebut disebabkan karena pajak dan bea masuk yang
saat itubelum ada dan diperpara dengan meningkatnya pengeluaran negara.
Kronologi
Kronologi adalah istilah yang artinya diambil dari bahasa Yunani chronos yang artinya waktu dan -logi yang artinya ilmu maka disimpulkan kronologi adalah ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu. Kejadian atau peristiwa dalam kronologi diatur sedemikian rupa dari awal hingga akhir supaya peristiwa sejarah makin mudah dipahami dan dipelajari. Selain itu, makna dari mempelajari konsep kronologis ini adalah agar dapat mengerti runtutan kejadian secara rinci tanpa adanya peristiwa yang terlewat. Salah satu contoh peristiwa sejarah yang dikaji dengan kronologi adalah peristiwa kemerdekaan Indonesia.
Dimulai dari pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6
dan 9 Agustus 1945 yang mengakibatkan Jepang kalah dalam Perang Asia Timur Raya
dan terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia. Berita tersebut didengar oleh
Sutan Syahrir, sehingga golongan muda mendesak golongan tua untuk mempercepat
proses kemerdekaan. Tanggal 16 Agustus 1945 terjadi peristiwa Rengasdengklok
yakni penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan pemuda untuk mendesak
kemerdekaan dan menghindari pengaruh dari Jepang. Dan pada tanggal 17 Agustus
1945 dilakukan pembacaan teks proklamasi di kediaman Ir.Soekarno
Periodisasi
Dalam cara berpikir diakronik terdapat aspek lainnya yaitu periodisasi. Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam sejarah dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa sesuai dengan masanya dalam satu periode. Tujuan dari periodisasi adalah untuk memudahkan memahami suatu peristiwa bersejarah dalam renatng waktu dan klasifikasi tertentu. Peristiwa sejarah yang sangat panjang dan beragam apabila tidak diklasifikasikan maka akan membuat kita kesulitan untuk memahaminya. Salah satu contohnya adalah periodisasi sejarah Indonesia yang terdiri dari ; masa revolusi, masa demokrasi liberal, masa demokrasi terpimpin, masa orde baru, dan masa reformasi.
Di masa revolusi terjadi salah satu
peristiwa yang sangat terkenal yaitu agresi militer belanda 1 yang bertujuan
untuk menguasai sumber daya alam yang ada di Pulau Sumatera dan Jawa. Kemudian
di masa demokrasi liberal terdapat kampanye pemilu 1955, yang dimana melahirkan
empat partai sebagai pemenang yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) Masyumi,
Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa demokrasi
terpimpin terdapat peristiwa dekrit presiden 1959, yang di latar belakangi oleh
kegagalan Badan Konstituante dalam menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS
1950. Lalu, di masa orde baru ditandai dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11
Maret 1966 yang menandai berakhirnya masa pemerintahan Soekarno dan digantikan
oleh Soeharto. Terkahir, masa reformasi ditandai dengan kerusuhan masyarakat di
bulan Mei tahun 1998 tepatnya saat turunnya Presiden Soeharto dan digantikan
oleh BJ.Habibie.
Anakronisme
Anakronisme adalah ketidak sesuaian kronologis dalam suatu karya. Anakronisme berasal dari kata ana yang artinya "melawan" dan kronos yang artinya "waktu". Dapat disimpulkan bahwa anakronisme adalah segala hal yang tidak bersesuaian dengan urutan waktu. Jika pada kronologi membahas sejarah dengan urutan waktu yang baik dan benar, lain halnya dengan anakronisme yang membahas sejarah tidak dengan urutan waktu yang benar. Terdapat unsur imajinasi agar pembahasannya menjadi tidak sesuai. Anakronisme yang umumnya terjadi adalah penempatan objek yg tidak sesuai dengan latar waktu/zaman.
Dampak dari anakronisme yaitu dapat
terjadi kesalahpahaman karena mengubah kebenaran dan menimbulkan
kesalahpahaman. Contoh dari anakronisme adalah manusia praaksara yang memasak
menggunakan microwave, Ir.Soekarno yang masih hidup, Sultan Raden Fatah
beli senjata di mall, dll.
Sumber referensi :
1. Modul pembelajaran SMA sejarah
Indonesia Kelas X: konsep berpikir sinkronik dan diakronik dalam sejarah, http://repositori.kemdikbud.go.id/21630/
2. Penjelasan bagian diakronik: https://www.gramedia.com/literasi/cara-berpikir-diakronik/amp/
3. Penjelasan bagian sinkronik: Modul
Suplemen Kelas X, Mitra Pelajar
4. Pengertian kronologi: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kronologi
5. Contoh kronologi: catatan pribadi
siswa
6. Penjelasan bagian periodisasi:
Buku paket IPS kelas X dari sekolah dan penjelasan ruangguru
7. Penjelasan bagian anakronisme:
Pengertian: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Anakronisme
Contoh: https://nekopencil.com/pendidikan/majas-anakronisme/
Perbedaan anakronisme dan kronologi: https://roboguru.ruangguru.com/question/apakah-yang-dimaksud-dengan-kronologi-dan-anakronisme-dalam-sejarah-_QU-TF7YZ2SK?action=login&_tracker=question_detail_lock