Between Education and a Woman’s Life

Between Education and a Woman’s Life


oleh: Nayla Maqbullah Balqis

    Hai, para perempuan hebat. Iya, kamu si perempuan hebat! Mengapa aku bilang hebat? Ya, karena sejatinya semua perempuan yang ada di dunia ini memiliki kehebatannya tersendiri. Yang menjadi tantangannya adalah kamu sebagai perempuan belum tahu di mana letak kehebatanmu itu.

Banyak sekali pandangan orang-orang tentang perempuan. Menurutnya, tugas perempuan hanyalah mengurus segala keperluan yang ada di rumah. Mulai dari memasak, beberes rumah, mencuci pakaian, mendidik anak, dan sebagainya. Nyatanya, tidak hanya perempuan saja kok yang harus mengurus keperluan rumah tangga. 

Pandangan tersebut sudah membuat perempuan kehilangan harapan mereka. Seringkali, omongan orang lain membuatnya menjadi rendah diri. Sebagian orang suka berkata, “Ga usah sekolah tinggi, ya palingan ujung-ujungnya cuma di dapur.” Atau juga seperti ini, “Ngapain, sih, sekolah terus, ga capek apa, inget… nanti kamu ga laku, loh”. Ucapan tersebut, mungkin, sudah tidak asing lagi di telinga kita. 

Namun, ternyata, dampak dari ucapan tersebut mampu menghanguskan semangat perempuan untuk terus bersekolah tinggi. Perempuan sering dikaitkan dengan rumah tangga dan jodoh. Padahal, untuk memiliki rumah tangga dan jodoh yang baik dan keren, perempuan harus memiliki pengetahuan yang tinggi, agar bisa menentukan mana yang terbaik untuk dirinya. Bukan melalui paksaan, perempuan pun berhak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.

Pendidikan adalah sebuah media bagi terjadinya transformasi nilai dan ilmu yang berfungsi sebagai pencetus corak kebudayaan dan peradaban manusia. (Noor, 2015) Dalam “Women's Studies Encyclopedia”, sebagaimana yang dikutip oleh Nasaruddin Umar, gender didefinisikan sebagai konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Perlu dipahami juga konsep gender harus dibedakan antara kata gender dan kata seks (jenis kelamin). 

Perbedaan jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki adalah kodrat dari Tuhan yang tidak bisa diubah karena secara alamiah sudah melekat di dalam pribadinya. Sedangkan gender adalah perbedaaan tingkah laku antara laki-laki dan perempuan yang secara sosial dibentuk. Perbedaan yang bukan kodrat ini diciptakan melalui proses sosial dan budaya yang panjang. (Efendy, 2014)

Banyak sekali tokoh-tokoh perempuan di dunia ini yang bisa kita jadikan inspirasi. Salah satu tokoh perempuan dalam Islam yang memiliki pengetahuan luas dan intelektual yang tinggi adalah Aisyah binti Abu Bakar. Beliau sudah lebih meriwayatkan 2.000 hadits dari pelbagai topik. Dan, tak hanya itu saja, ia juga memiliki kecerdasan dalam ilmu tafsir. Aisyah merupakan seorang praktisi dedukasi analogis (qiyas) yang tak tertandingi dalam masalah hukum Islam. Sehingga ia pun dijuluki sebagai ahli tafsir Al-Qur’an, hadits, dan fiqih terkemuka. 

Selain itu, terdapat pahlawan di Indonesia yang juga berperan aktif dalam bidang pendidikan dan emansipasi perempuan, yakni Raden Ajeng Kartini. Kartini adalah seseorang yang memiliki cita-cita dan gagasan tinggi untuk memajukan pendidikan perempuan. Kondisi masyarakat yang masih terbelenggu dengan feodalisme dan pandangan tradisional, membuat Kartini ingin mendobrak tradisi yang menghambat kemajuan kaumnya tersebut menuju masa depan yang lebih cerdas, bebas, dan cemerlang serta merdeka.

Menurutnya, kaum perempuan harus diberi pendidikan agar mampu mengejar ketertinggalannya dan tidak bersifat egois. Segala pemikirannya tentang pembelaannya terhadap kaum perempuan ditulis ke dalam surat yang akhirnya diterbitkanlah sebuah buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Perjuangan Kartini saat ini tidaklah sia-sia. Sekarang, semua perempuan bebas untuk bersekolah setinggi mungkin.  

Di masa sekarang tokoh perempuan inspiratif lainnya adalah Maudy Ayunda. Ia adalah seorang aktris, model, aktivis, penulis, dan penyanyi dengan segudang prestasinya yang tak kalah luar biasa hebat. Kecerdasannya dibuktikan melalui jenjang pendidikannya S1 di University of Oxford dan S2 di Stanford University. Tak hanya itu, salah satu prestasinya yang luar biasa adalah Maudy Ayunda masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia. Saat ini ia ditunjuk oleh pemerintah sebagai juru bicara untuk Presidensi G20 Indonesia. Wow, sungguh Maudy ini idaman para remaja banget, ya.

Dari ketiga contoh perempuan di atas, mungkin, kita sudah bisa berpikir apa dampaknya jika memiliki pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang luas. Memangnya, seberapa penting sih pendidikan bagi seorang perempuan? Hingga perempuan juga punya kesempatan untuk berpendidikan tinggi? Sesungguhnya, seorang perempuan nantinya kelak akan menjadi seorang ibu. Apakah kalian pernah mendengar istilah ini: Al-Ummu madrasatul ula yang artinya ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya.

Seorang perempuan yang berpendidikan tinggi nantinya akan memiliki pengetahuan yang luas dan juga memiliki pola pikir yang kritis. Dari manfaat tersebut, seorang perempuan nantinya akan mampu mendidik anak-anaknya menjadi menjadi generasi terbaik. Seorang anak yang cerdas terlahir dari seorang ibu yang cerdas pula.

Di zaman sekarang ini, seseorang dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas. Perempuan yang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas nantinya akan mampu mengikuti perkembangan zaman. Sehingga, perempuan  bisa menjadi lebih mandiri dan independen bagi kehidupannya. Tak hanya itu saja, karier yang bagus akan mudah untuk didapat sehingga mampu membantu finansial ekonomi keluarganya juga. Dengan memiliki pengetahuan yang luas, pola pikir yang kritis dan terbuka pastinya perempuan akan bisa menentukan mana hal yang baik dan mana yang buruk. Karena dengan pemikirannya perempuan akan bisa memutuskan segala sesuatu dengan tepat tanpa ada pengaruh dari orang lain.

Intinya, menjadi perempuan berpendidikan tinggi bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Karena dengan memiliki pendidikan yang tinggi, seorang wanita bisa memiliki pengetahuan yang luas, pola pikir yang kritis, dapat memiliki karier yang bagus, membantu finansial keluarga. Serta yang utama adalah mampu mencetak generasi penerus bangsa yang lebih baik, berkarakter, dan bermanfaat bagi sekitarnya. Jadi, kamu sebagai perempuan, yuk sama-sama lanjutkan pendidikanmu.

Dengan banyak sekali manfaat yang bisa kamu tidak dapat dipungkiri lagi, jika kamu juga pasti mau menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi. Buktikan, bahwa perempuan juga pantas untuk mendapatkannya.

Daftar Pustaka :

Efendy, R. (2014, Juli-Desember). Kesetaraan Gender dalam Pendidikan. Jurnal Al-Maiyyah, 07.

Himmah, F. (2020). Sejarah Perjuangan Raden Ajeng  Kartini dalam Kebangkitan Pendidikan Perempuan di Jawa 1879-1904. 95.

Noor, F. A. (2015, Desember). Islam dalam Perspektif Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, 3.

UI, F. F. (2018, April 21). fsifebui.com. Retrieved Desember 28, 2022, from Aisyah RA, Istri Nabi yang Cerdas: http://fsifebui.com/aisyah-ra-istri-nabi-yang-cerdas/#:~:text=Tidak%20hanya%20sebatas%20ilmu%20hadist,%2C%20hadist%2C%20dan%20fiqih%20terkemuka

Widuri.ac.id. (2021, Maret 12). Retrieved Desember 28, 2022, from Pentingnya Pendidikan Tinggi Bagi Perempuan: https://widuri.ac.id/pentingnya-pendidikan-tinggi-bagi-perempuan/

 

 

Baca selengkapnya »
Ruang, Waktu, Konsep, dan Cara Berpikir Sejarah

Ruang, Waktu, Konsep, dan Cara Berpikir Sejarah

oleh: Nayla Maqbullah Balqis, Assagaf Ramadandi, Azkal Arya Ramadhan, Chiquita Queena Pelangi Cinta Yunico, Dinara Safina, Indana Kamila


    Seperti yang kami ketahui bersama, di awal materi telah mempelajari arti pengertian dari sejarah. Kata sejarah berasal dari Bahasa Arab yakni “syajaratun” yang artinya pohon. Mengapa demikian? Karena pohon diibaratkan seperti simbol kehidupan manusia yang terus berkembang dari waktu ke waktu dan saling berkaitan. Kemudian, di dalam ilmu sejarah kita akan lebih banyak berkenalan dengan aspek-aspek seperti manusia, ruang, dan waktu, diakronis dan sinkronis, periodisasi, kronologi dan anakronisme, dan masih banyak lagi.

 

Manusia, ruang, dan waktu dalam pandangan ilmu sejarah. Pada pertemuan yang lalu, kami semua sudah membaca teks yang berjudul Ki Hadjar Dewantara: “Lebih Baik Tak Punya Apa-Apa Tapi Senang Hati Daripada Bergelimang Harta Namun Tak Bahagia”. Setelah membaca teks tersebut, kami dapat menyimpulkan peran manusia dalam sejarah dapat dibagi menjadi dua yaitu, manusia sebagai peneliti (subjek) dan manusia sebagai penggerak (objek).

 

Manusia sebagai peneliti (subjek) maksudnya adalah manusia yang mengkaji dan menulis peristiwa sejarah yang telah terjadi. Sedangkan, manusia sebagai penggerak (objek) adalah manusia yang menjadi objek untuk diteliti. Manusia sebagai penggerak juga dapat diartikan bahwa segenap gagasan dan tindakan mereka dapat membawa perubahan di masyarakat. Selanjutnya, akan dipaparkan aspek-aspek dalam ilmu sejarah yang lain. Dimulai dari aspek yang pertama yaitu ruang dan waktu. Tapi sebelum itu coba perhatikan gambar di bawah ini:


 Gambar 1, dikutip dari https://images.app.goo.gl/vZ9nfv9wUFk9ji2HA


Apa yang kalian ketahui dari gambar tersebut? Apa yang terjadi pada gambar tersebut? Dapatkah kalian menjelaskan mengenai peristiwa yang terjadi di dalamnya? Ya, benar sekali, gambar tersebut merupakan gambar peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi di tahun 1946. Sebelum membahas peristiwa itu ada baiknya kita membahas konsep ruang dan waktu terlebih dahulu.

 

Ruang dan Waktu

Ruang (dimensi spasial) adalah suatu tempat di mana terjadinya berbagai peristiwa alam ataupun peristiwa sosial serta peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Ruang disebut spasial karena berasal dari kata dasar space yang artinya tempat/lokasi. Sehingga, dapat disimpulkan ruang adalah tempat dimana suatu peristiwa terjadi. Berikut secara umum penjelasan konsep ruang dalam mempelajari sejarah :

 

Ruang adalah tampat terjadinya berbagai peristiwa-peristiwa dalam perjalan waktu.

 

Penelaahan suatu peristiwa dimana berdasarkan dimensi waktunya tidak bisa terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.

 

Saat waktu menitikberatkan terhadap aspek kapan peristiwa tersebut terjadi. Maka konsep ruang menitikberatkan terhadap aspek tempat dimana peristiwa tersebut terjadi.

 

Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna, ialah makna denotatif dan konotatif. Makna waktu secara denotatif ialah suatu satu-kesatuan, di mana detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, serta seterusnya. Sedangkan, makna waktu secara konotatif adalah waktu sebagai konsep. Sehingga dapat kita simpulkan waktu dalam sejarah merupakan kapan peristiwa itu terjadi.

 

Di dalam konsep waktu, sejarah membaginya menjadi 4 bagian yakni perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Ilmu sejarah mempelajari bagaimana suatu peristiwa berkembang dan berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu, kemungkinan terdapat pengulangan kejadian/peristiwa, serta peristiwa bersejarah yang menimbulkan perubahan di suatu masyarakat atau pun negara.

 

Kembali ke gambar awal, pada gambar tersebut menjelaskan peristiwa Bandung Lautan Api. Yang mana peristiwa tersebut merupakan salah satu contoh dari aspek ruang dan waktu dalam sejarah. Dari peristiwa itu terjadi peristiwa pembakaran besar-besaran di wilayah Bandung yang dimulai dari tanggal 23 Maret 1946 hingga 24 Maret 1946. Wilayah Bandung yang di bumihanguskan adalah bagian dari konsep ruang, dan tanggal pelaksanaannya merupakan bagian dari konsep waktu.

 

Diakronik

Diakronik berasal dari bahasa Yunani yaitu dia yang artinya melalui dan chronos yang artinya waktu. Sehingga dapat disimpulkan, diakronik adalah cara berpikir sejarah yang runtut dan sistematis untuk membahas suatu peristiwa secara berurutan dari waktu ke waktu. Konsep ini memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang. Di dalam cara berpikirr diakronik juga terdapat dua aspek yang mempengaruhi yaitu kronologi dan periodisasi. Kronologi dalam hal ini digunakan sebagai ilmu bantu dalam menyusun peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktu. Dan periodisasi adalah sejarah dibuat dalam klasifikasi tertentu dari peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Adapun terdapat ciri-ciri dari cara berpikir diakronik yakni sebagai berikut :

 

Memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang

Cara berpikir diakronik lebih mengutamakan urutan waktu dan sedikit memerhatikan keluasan ruang.

 

Fokus pada urutan waktu kejadian (kronologis)

Kronologis digunakan untuk menempatkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya secara berurutan

 

Bersifat vertikal

Alur waktu berjalan lurus tanpa ada penjelasan lebih luas.


Pembahasannya lebih luas

Cara berpikir diakronik mementingkan proses atau urutan waktu dari suatu peristiwa yang terjadi, maka cakupan bahasan dalam konsep ini akan lebih luas, menyeluruh, dan mendetail

 

Memiliki konsep perbandingan

Terdapat perbandingan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya untuk mengetahui sebab akibat terjadinya peristiwa tersebut

 

Bersifat historis

Karena cara berpikir ini lebih mementingkan proses dari waktu ke waktu maka terdaoat unsur histroris dalam proses berpikirnya

 

Berkesinambungan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam peristiwa sejarah pasti ada sebab dan akibatnya. Maka diperlukan kesinambungan antar peristiwa agar ceritanya menjadi runtut dan mudah dipahami

 

Berikut ini contoh dari cara berpikir diakronik dalam mengkaji kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia:



Sinkronik

Sinkronik berasal dari bahasa Yunani, "Syn" artinya dengan/bersamaan dan "khronos" artinya waktu atau masa. Sinkronik dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa pada suatu masa. Berpikir sejarah secara sinkronik berarti berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Jika dalam diakronik berfokus pada urutan waktu, namun dalam sinkronik berfokus pada aspek-aspek peristiwa. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Adapun terdapat ciri-ciri dari cara berpikir sinkronik yakni sebagai berikut :

 

Mengkaji pada waktu tertentu, artinya sinkronik hanya focus mengkaji sau waktu tertentu saja untuk mendalami peristiwa sejarah dan pembahasan dalam sinkronik lebih luas saat membahas ruang

 

Menitikberatkan pengkajian pada struktur, seperti struktur pemerintahan dan struktur masyarakat

 

Bersifat horizontal, sinkronik melihat peristiwa sejarah pada ruang yang lebih luas dalam berbagai aspek seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya

 

Contoh peristiwa yang dikaji degan cara berpikir sinkronik adalah kondisi ekonomi Indonesia pada masa awal kemerdekaan tahun 1945-1950. Setidaknya ada tiga kondisi yang menggambarkan kondisi ekonomi Indonesia pada masa tersebut. Yang pertama terjadinya inflasi yang tinggi, hal ini dikarenakan beredarnya mata uang Jepang yang jumlahnya tidak terkendali yang dimana saat itu Indonesia belum memiliki mata uang resmi. Kondisi yang kedua adalah blokade ekonomi dari Belanda, Belanda melakukan blokade ekspor-impor dengan Indonesia yang mengakibatkan barang dagangan Indonesia tidak bisa diekspor ke luar negeri. Dan yang terakhir adalah kekosongan kas negara, hal tersebut disebabkan karena pajak dan bea masuk yang saat itubelum ada dan diperpara dengan meningkatnya pengeluaran negara.

 

 

Kronologi

Kronologi adalah istilah yang artinya diambil dari bahasa Yunani chronos yang artinya waktu dan -logi yang artinya ilmu maka disimpulkan kronologi adalah ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu. Kejadian atau peristiwa dalam kronologi diatur sedemikian rupa dari awal hingga akhir supaya peristiwa sejarah makin mudah dipahami dan dipelajari. Selain itu, makna dari mempelajari konsep kronologis ini adalah agar dapat mengerti runtutan kejadian secara rinci tanpa adanya peristiwa yang terlewat. Salah satu contoh peristiwa sejarah yang dikaji dengan kronologi adalah peristiwa kemerdekaan Indonesia.

 

Dimulai dari pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 yang mengakibatkan Jepang kalah dalam Perang Asia Timur Raya dan terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia. Berita tersebut didengar oleh Sutan Syahrir, sehingga golongan muda mendesak golongan tua untuk mempercepat proses kemerdekaan. Tanggal 16 Agustus 1945 terjadi peristiwa Rengasdengklok yakni penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan pemuda untuk mendesak kemerdekaan dan menghindari pengaruh dari Jepang. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 dilakukan pembacaan teks proklamasi di kediaman Ir.Soekarno

 

Periodisasi

Dalam cara berpikir diakronik terdapat aspek lainnya yaitu periodisasi. Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam sejarah dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa sesuai dengan masanya dalam satu periode. Tujuan dari periodisasi adalah untuk memudahkan memahami suatu peristiwa bersejarah dalam renatng waktu dan klasifikasi tertentu. Peristiwa sejarah yang sangat panjang dan beragam apabila tidak diklasifikasikan maka akan membuat kita kesulitan untuk memahaminya. Salah satu contohnya adalah periodisasi sejarah Indonesia yang terdiri dari ; masa revolusi, masa demokrasi liberal, masa demokrasi terpimpin, masa orde baru, dan masa reformasi.

 

Di masa revolusi terjadi salah satu peristiwa yang sangat terkenal yaitu agresi militer belanda 1 yang bertujuan untuk menguasai sumber daya alam yang ada di Pulau Sumatera dan Jawa. Kemudian di masa demokrasi liberal terdapat kampanye pemilu 1955, yang dimana melahirkan empat partai sebagai pemenang yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa demokrasi terpimpin terdapat peristiwa dekrit presiden 1959, yang di latar belakangi oleh kegagalan Badan Konstituante dalam menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Lalu, di masa orde baru ditandai dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966 yang menandai berakhirnya masa pemerintahan Soekarno dan digantikan oleh Soeharto. Terkahir, masa reformasi ditandai dengan kerusuhan masyarakat di bulan Mei tahun 1998 tepatnya saat turunnya Presiden Soeharto dan digantikan oleh BJ.Habibie.

 

Anakronisme

Anakronisme adalah ketidak sesuaian kronologis dalam suatu karya. Anakronisme berasal dari kata ana yang artinya "melawan" dan kronos yang artinya "waktu". Dapat disimpulkan bahwa anakronisme adalah segala hal yang tidak bersesuaian dengan urutan waktu. Jika pada kronologi membahas sejarah dengan urutan waktu yang baik dan benar, lain halnya dengan anakronisme yang  membahas sejarah tidak dengan urutan waktu yang benar. Terdapat unsur imajinasi agar pembahasannya menjadi tidak sesuai. Anakronisme yang umumnya terjadi adalah penempatan objek yg tidak sesuai dengan latar waktu/zaman.

 

Dampak dari anakronisme yaitu dapat terjadi kesalahpahaman karena mengubah kebenaran dan menimbulkan kesalahpahaman. Contoh dari anakronisme adalah manusia praaksara yang memasak menggunakan microwave, Ir.Soekarno yang masih hidup, Sultan Raden Fatah beli senjata di mall, dll.

 

Sumber referensi :

1. Modul pembelajaran SMA sejarah Indonesia Kelas X: konsep berpikir sinkronik dan diakronik dalam sejarah, http://repositori.kemdikbud.go.id/21630/


2. Penjelasan bagian diakronik:  https://www.gramedia.com/literasi/cara-berpikir-diakronik/amp/


3. Penjelasan bagian sinkronik: Modul Suplemen Kelas X, Mitra Pelajar


4. Pengertian kronologi: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kronologi


5. Contoh kronologi: catatan pribadi siswa


6. Penjelasan bagian periodisasi: Buku paket IPS kelas X dari sekolah dan penjelasan ruangguru


7. Penjelasan bagian anakronisme:


    Pengertian: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Anakronisme


    Contoh: https://nekopencil.com/pendidikan/majas-anakronisme/


    Perbedaan anakronisme dan kronologi: https://roboguru.ruangguru.com/question/apakah-yang-dimaksud-dengan-kronologi-dan-anakronisme-dalam-sejarah-_QU-TF7YZ2SK?action=login&_tracker=question_detail_lock


Baca selengkapnya »
Antara Aku dan Rindu

Antara Aku dan Rindu


 oleh: Septiara Rizkika Rahma Dani


    Konon, banyak yang berkata rindu adalah beban berat bagi diri sendiri. Antara cinta dan rindu, rasanya lebih berat menahan rasa rindu dibanding rasa cinta. Cinta mungkin bisa ditahan sampai kapanpun, tapi tidak dengan rindu. Tak mudah, memang, menyimpan rasa rindu yang menumpuk di hati.  Merindu akan hadirnya seseorang yang pernah melukis warna dalam setiap langkah menjalani hari, hadirnya yang indah sebagaimana pelangi yang menghiasi langit setelah sepeninggal hujan. Suara hati yang selalu memanggil namanya, tetesan air mata yang terjatuh saat mengingat dirinya, dan goresan tawa yang aku jadikan sebagai senjata untuk membohongi diriku sendiri tatkala aku merindukanmu.

 

Tuhan tak pernah melarang hambaNya untuk jatuh cinta, tapi Tuhan telah memberi peringatan kepada hambaNya agar jangan pernah terjatuh dalam harapan yang lebih pada manusia. Namun, mengapa aku selalu mengharapkan adanya pertemuan setelah kerinduan ini? Setitik rindu yang tertanam dalam hatiku, bagai sepenuhnya memenuhi hati, rinduku padamu membutakan rasa hatiku pada orang lain selain dirimu. Ikhlas yang mengharuskan diriku merelakan kepergianmu, tetapi takkan ada yang bisa melarang  diriku untuk selalu merindu padamu. Denyutan nadi yang aku hitung ketika aku berkata kepada diriku sendiri bahwa, "aku merindukanmu lagi" aku selalu bertanya kepada diriku sendiri tentang di mana keberadaanmu saat ini. Air mata yang membasahi pipiku pada malam hari selalu menjadi saksi bahwa aku menginginkan kehadiranmu.

 

Bagaimana caranya diri menerima keadaan yang bahkan terkadang hati saja tak bisa untuk menerimanya. Suasana malam yang membawaku pada rindu, dirimu dan hadirmu yang masih aku cari hingga saat ini, "di mana dirimu?" Itu yang selalu aku tanyakan pada hatiku. Hari yang terasa berat membawa beban rinduku padamu, setiap detik yang penuh harap untuk bertemu denganmu, setiap langkah yang ku hitung ketika aku berjalan tanpamu, lembar foto yang selalu kutatap di setiap keindahan senja sore.

 

Aku tersadar kesulitan terbesarku bukanlah melawan amarahku, tetapi menahan kemauan egoku yang terus ingin bertemu denganmu sedangkan sampai saat ini pertemuan masih dalam kata tanya. Teruntuk dirimu, yang masih belum bisa kutemui hingga detik ini. Tuhan memberi perlindungan untukmu, ribuan pesan rinduku padamu yang selalu ku utarakan padaNya. Ruang dihatiku telanjur sepenuhnya terpenuhi oleh rinduku padamu.

 

Pembahasan di setiap curahan sepertiga malamku yang masih membahas tentang rinduku padamu, aku tak tahu kapan pertemuan akan datang untuk mengobati rinduku padamu. Namun, aku tahu bahwa Tuhan telah merencanakan waktu terindah, di mana aku bisa menatap matamu kembali, melihat manisnya senyum bibirmu, dan mendengar indahnya suaramu. Rindu yang telah aku kemas rapi dalam memori hidupku suatu saat akan terkenang di museum rindu. Seribu satu cerita dalam kehidupanku, merindukan dirimu kini masih menjadi lembaran kisah terindah dalam hidupku. Bagai hal yang menyiksa, tapi aku merasakan bagaimana indahnya menyimpan rinduku padamu dalam diamku.

 

Kini, waktu sore menghujam, kerinduan yang melanda diriku masih penuh harap untuk bisa melihat dirimu dalam pertemuan. Tumbuh dalam hari yang kujalani tanpamu bagai mempunyai penghapus tapi tak memiliki pensil. Sama halnya denganku, aku bisa menghapus fotomu dalam albumku, tapi tidak dengan menggambarkan kembali indahnya memori hidupku ketika bersamamu.

 

Perginya sesuatu dari kehidupan kita bukan berarti akhir dari harapan, bukan berarti akhir dari tekad, dan bukan berarti akhir dari perjuangan. Untuk saat ini mungkin sedang diuji bagaimana caranya menguatkan diri sendiri tanpa penguat, dan meyakinkan diri bahwa hanya Ia satu-satunya untuk segalanya. Ujian yang silih berganti datangnya, berat ataupun ringan, jangan lupa disyukuri. Ada keresahan yang tak mungkin diceritakan, ada kesedihan yang tak sanggup diungkapkan, ada tangisan dibalik sebuah senyuman. Luka yang dalam sering kali tak terlihat oleh kasat mata, dibalik ketenangan seseorang ada seribu satu kisah yang tersembunyi.

 

Engkau adalah orang yang ingin kulihat di setiap saat kubuka dan pejamkan mata, dan saat suka maupun duka. Teruntuk mu, satu nyawa yang ku kenal tanpa sengaja, seseorang yang pernah hadir dalam hidupku . Selayaknya bintang malam yang hadir untuk menghiasi langit, bagai senja yang memancarkan keindahannya bagi mata yang memandangnya. Terima kasih karena telah tercipta sebagai teman merindu yang sangat indah. Satu insan yang diciptakan Tuhan sebagai tempatku merindu. Aku dan rinduku menunggu kehadiranmu di sini. Sampai jumpa dititik temu terbaik menurut takdir.

Baca selengkapnya »
Learning Loss dan Harapan era Postcovid

Learning Loss dan Harapan era Postcovid


 oleh: Lasma Ria Nainggolan


    Hallo teman-teman semua! Apakah kalian tahu fenomena apa yang sedang kita alami saat ini? yupss, betul sekali! fenomena yang sedang kita hadapi saat ini yaitu pandemi Covid-19 menyebabkan pelbagai dampak dan perubahan rutinitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Nah, sebelum membahas cara mengatasi Covid-19 ini, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa sih Covid-19 itu?

 

Virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyerang sistem pernapasan dan menimbulkan gejala seperti batuk, sesak nafas, demam dan kehilangan penciuman rasa atau bau. Bahkan, virus ini bisa merenggut nyawa penderitanya.

 

Saat ini, fenomena pandemi Covid-19 di Indonesia sudah memasuki tahun ketiga yang hadir di tengah-tengah kita. Bahkan, menyebabkan perubahan kebiasaan hidup baru dengan menaati protokol kesehatan yaitu 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, dan Membatasi mobilitas) dan melaksanakan vaksinasi untuk menjaga kesehatan imunitas tubuh.

 

Hal ini tidak dapat dipungkiri, bahwa, pandemi besar pengaruhnya bagi perkembangan mental para peserta didik dan sangat memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Melihat betapa berbahayanya Covid-19 bagi para peserta didik dan untuk memutus rantai penyebarannya sehingga pemerintah memutuskan untuk melakukan kebijakan pembatasan sosial, termasuk kepada kegiatan pembelajaran menjadi PJJ (Pendidikan Jarak Jauh).

 

Pasti kalian tidak mau kan, terjangkit virus Covid-19? Nah, untuk meminimalisir penyebaran pemerintah menyarankan agar kita tetap di rumah saja. Bahkan, ada sejumlah keluhan dari para peserta didik terkait kebijakan pelaksanaan PJJ ini.

 

Menurut data yang saya observasi dari survei penilaian cepat yang dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 (BNPB, 2020) menunjukkan bahwa selama melaksanakan kegiatan PJJ peserta didik di Indonesia ternyata merasa bosan berada di rumah, merasa khawatir ketinggalan pelajaran, merindukan teman-teman, merasa khawatir tentang kondisi ekonomi keluarga dan yang paling fundamental adalah isu-isu tentang "psikis dan mental."

 

Tentu saja aku juga merasakan apa yang kalian rasakan, pasti menyedihkan sekali ya bila mengingatnya kembali? Namun, kita tidak boleh menyerah karena keadaan, kita harus buktikan bahwa sebagai pelajar kita juga bisa produktif.

 

Selain itu, pasti kita semua pernah merasakan rasa bosan kan selama PJJ? Nah, itu karena kita tidak bisa berinteraksi dan bertemu dengan teman-teman dan guru. Kita hanya duduk diam di depan hp/laptop sembari memperhatikan pembelajaran dan kurangnya interaksi antara guru dengan murid serta dengan teman-temannya. Sehingga kita mudah stres, pemicunya pada saat pelaksanaan PJJ biasanya dari metode pembelajarannya monoton yang dilakukan berulang-ulang dan hasilnya selalu sama serta tidak ada perkembangan.

 

Namun, selama pemberlakuan kebijakan PJJ ini ternyata sejumlah peserta didik memiliki berbagai keterbatasan dalam penunjang pembelajaran, yaitu:

 

Gawai, di antara para peserta didik pasti ada yang hpnya berdua dengan orang tua atau saudara sehingga memakainya harus bergantian.

 

Kuota, setiap peserta didik pasti sering mengeluh jika kesulitan membeli kuota untuk pembelajaran setiap hari, apalagi kondisi perekonomian keluarga yang kurang memadai.

 

Koneksi jaringan/sinyal, biasanya terjadi jika di daerah terpencil, jadi, kesulitan untuk menemukan koneksi internet. Dari faktor-faktor tersebut, sehingga dapat menghambat proses pembelajaran. Terlebih lagi pemberian tugas sekolah yang cenderung lebih banyak karena tidak disesuaikan dengan kondisi siswa, serta keterbatasan pendampingan dari para orang tua karena ada orang tua yang keduanya sama-sama bekerja.

 

Akibatnya, kita mudah terserang gangguan kesehatan mental.

 

Cara untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya gangguan kesehatan mental :

 

Berpikiran Positif

 

Mungkin bagi kita terasa sulit, tapi jika kita selalu bersyukur dan belajar menerima setiap keadaan bahwa apa Tuhan rencanakan mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan ini akan membuat mental kita menjadi lebih rileks dan kuat.

 

Mengobservasi Informasi Berita

 

Di situasi yang seperti ini, alangkah baiknya kita tidak menelan mentah-mentah setiap berita yang disampaikan. Dan lebih baik kita mencari informasi yang lebih terpercaya sehari sekali.

 

Olahraga

 

Menjalani rutinitas hidup baru, kita harus tetap berolahraga. Tidak harus di luar rumah, kita juga bisa melakukannya di dalam rumah dengan workout atau yoga. Jika memang harus diluar rumah, maka kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan.

 

Tetap berkomunikasi dengan keluarga

 

Sebagai mahluk sosial, tentunya kita butuh berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Gunakan sosial media sebagai wadah untuk berkomunikasi dengan teman atau kerabat yang tidak dapat ditemui selama masa pandemi. Hindari pertemuan tatap muka karena masih sangat berisiko untuk menularkan berbagai penyakit. Tentu kita tidak ingin pertemuan yang awalnya membahagiakan berakhir sedih ketika mendengar kabar kerabat yang baru ditemui ternyata terinfeksi penyakit berbahaya.

 

Bagaimana cara menangani agar para peserta didik tidak mengalami gangguan kesehatan mental?

 

Diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi serta berbagi cerita selama pembatasan sosial dan PJJ. Saran saya agar para guru membuat metode pembelajaran yang lebih kreatif dan menyenangkan lalu sesama peserta didik dimotivasi untuk saling bercerita tentang susah senangnya saat pelaksanaan PJJ akibat pandemi Covid-19 yang bertujuan agar para peserta didik mampu memaknai kehidupan secara nyata, sehingga siswa mampu membuat keputusan agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

 

Disini saya melihat bahwa betapa pentingnya dukungan, penguatan, dan pendampingan dari keluarga bagi kesehatan mental bagi para peserta didik. Dalam menghadapi situasi seperti ini peran orang tua dan guru sangat penting, dalam membimbing proses pembelajaran para peserta didik dirumah, bisa saja menjadi pendengar semua keluhan dan perasaan siswa, agar para peserta didik dapat mengeluarkan semua keluh kesahnya dan sebagai pendamping yang membantu siswa menyesuaikan diri dalam situasi berbeda serta mampu mengembangkan strategi pemecahan masalah.

 

Jika kesehatan mental para peserta didik terus diabaikan, maka produktivitas serta semangat para siswa akan menurun dan berdampak negatif terhadap perkembangan sosial dan akademiknya.

 

Karena sejatinya aktivitas di sekolah dilakukan secara langsung/bertatap muka.

 

Namun,  sejak pemberlakuan pembatasan sosial aktivitas tersebut harus dilakukan di rumah. Hilangnya waktu bermain dan belajar bersama dengan teman di sekolah, terbatasnya kesempatan untuk berkunjung ke area bermain, ataupun pengalaman menyaksikan secara langsung dampak Covid-19 terhadap orang tua atau anggota keluarga mereka (dampak fisik, ekonomi, dan psikologi).

 

Melihat fenomena masalah kesehatan mental yang terjadi pada peserta didik di Indonesia, seharusnya diperlukan upaya dalam mengevaluasi sistem PJJ sekaligus memberikan dukungan kesehatan mental bagi para peserta didik serta penyediaan layanan dukungan sosial yang memberikan fasilitas layanan kesehatan mental bagi para peserta didik melalui sekolah merupakan upaya yang perlu diterapkan di era pandemi saat ini.

 

Oleh karena itu, hal ini harus menjadi perhatian seluruh pihak untuk berupaya memaksimalkan kolaborasi sedini mungkin dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi dengan lebih baik.

 

Pandemi, telah mengajarkan kita untuk belajar beradaptasi dan berubah. Untuk seluruh peserta didik di Indonesia, besar harapan saya agar kita terus semangat di kondisi apapun itu, maksimalkan waktu yang ada, kembangkan potensi, dan terus berkembang dan bertumbuh mengejar cita.


Yakini setiap harapan, iringi dengan doa dan tindakan  dan mengukirkan prestasi agar kelak nantinya kita dapat mengangkat derajat kedua orang tua kita.

Baca selengkapnya »
Cinta: Antara Memilih dan Pilihan

Cinta: Antara Memilih dan Pilihan

 

oleh: Fhirly Gelshi Fahima

    Seperti yang kita semua tahu, hidup ini adalah pilihan. Dunia seolah memberikan kita kesempatan untuk menentukan mana yang baik dan buruk bagi kita, tergantung pada pemikiran kita sendiri. Namun, terkadang, akan ada beberapa kondisi di mana kita tidak dianjurkan untuk memilih. Sekarang coba bayangkan jika kamu harus memilih salah satu di antara dua orang yang sama-sama kamu cintai di waktu yang sama. Apakah kamu akan memilih salah satunya? Atau tidak memilih sama sekali?


Mungkin ada beberapa pihak yang menganggap bahwa kita harus memilih yang kedua. Karena logikanya, kamu tidak akan mencintai yang kedua jika kamu masih mencintai yang pertama. Namun, ada juga yang memberikan opini bahwa kamu harus memilih yang pertama. Sebab, perasaanmu pada orang kedua bisa saja datang karena kamu mendapati sesuatu yang tidak kamu dapatkan dari orang pertama, dan biasanya perasaan itu hanyalah perasaan sesaat saja. Terlepas dari opini-opini itu, semua tetap kembali pada pilihanmu. Kamu boleh menerima opini yang pertama, opini kedua, atau bahkan opinimu sendiri yang mungkin menurutmu lebih baik dari dua opini lainnya.


Itu jika kamu membayangkan jadi orang yang terpaksa memilih. Bagaimana jadinya, jika kamu yang terpaksa harus menjadi pilihan bagi orang lain? Terlebih jika orang yang menjadikanmu pilihan adalah orang yang kamu cintai, apa yang akan kamu lakukan?


Berat untuk memilih, tapi akan lebih berat jika kamu yang harus menjadi pilihan bagi orang yang sebenarnya kamu cintai. Dunia menginginkanmu untuk berhenti, tapi bagaimana caramu menghentikan sesuatu yang bahkan belum pernah kamu mulai?


Sebutlah dia si Rupawan, si pemilik mata indah yang selalu menawan. Dia selalu berhasil membuat yang samar jadi terlihat, yang lemah menjadi kuat, dan yang lemas jadi semangat. Aku tahu banyak tentang si Rupawan. Ia suka bercerita tentang hari-harinya. Yang kutahu, si Rupawan adalah orang yang periang, lucu, dan kuat. Namun, kata orang-orang, si Rupawan bukanlah orang yang baik. Pandangan orang-orang tentang si Rupawan sangatlah buruk, terlebih karena si Rupawan yang harus menjadikanku sebuah pilihan.


Sebenarnya, kita tidak bisa menyimpulkan orang yang memiliki dua pilihan itu jahat. Jangan pernah sekali-kali menyebut seseorang yang baru kamu kenal itu jahat, padahal kamu sendiri tidak pernah mengetahui bagaimana ceritanya di masa lalu. Iya, si Rupawan memang jahat. Namun, aku tahu sebabnya. Bukan soal kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu, tapi semua ini soal waktu.


Kami pun mengakhiri apa yang sebenarnya belum sempat kami mulai. Dunia jahat juga kalau dikira-kira. Waktunya memang singkat, tapi yang terjadi juga sudah banyak. Apakah semudah itu melepaskan semuanya? Bahkan setelah kerenggangan yang ada, dunia seolah ingin mengembalikan semuanya. Tiap detik ingin pergi, saat itu juga ia menampakkan diri. Seolah memintaku untuk musnahkan logika dan kembali memilih kata hati.


Dia mah gak salah, kalau waktunya sih, mungkin.


Kadang kita juga harus mengerti kondisi seseorang meskipun orang itu telah menyakiti kita. Karena untuk apa juga dendam dan membalas perbuatan mereka? Lalu, apa bedanya kamu dengan mereka yang ‘jahat’ jika kamu memilih untuk membalas yang telah mereka perbuat? Pada akhirnya, takdir yang akan berbicara. Seburuk apapun mereka menurut kebanyakan orang, jika memang takdirnya kembali, pasti dia akan kembali.


Baik yang memilih ataupun yang menjadi pilihan, keduanya bukanlah posisi yang patut diringankan. Namun, keduanya harus dimengerti. Tidak akan ada pilihan yang salah, karena yang salah hanyalah cara berpikir orang-orang yang kurang bersyukur. Yang menjalankannya adalah kamu, jangan selalu menganggap logikamu selalu benar. Jika memang hati yang harus merasakan, maka biarkan saja. Tidak perlu menahan apa yang ditakdirkan untuk terlepas.


Kembali kepada si Rupawan, matamu terlalu indah. Bayangmu akan selalu tampak meskipun gelap. Sudah terlalu banyak kenangan yang tmelekat. Biar waktunya singkat, kenangannya akan selalu terikat. Terlalu banyak lagu yang mencerminkan kita. Dalam tiap bait lagu, detakkan jantung yang kian menggebu, hingga tetesan air hujan di hari Minggu, namamu akan teringat selalu meski dipaksa hilang oleh waktu.

Baca selengkapnya »