Turki Usmani dan Alasan Penjelajahan Bangsa Eropa


 oleh: Arvin Unggul Wibowo


Setelah mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, keadaan politik umat islam kala itu dipimpin oleh tiga kerajaan besar yakni, Turki Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Dari ketiga kerajaan tersebut Turki Usmani adalah kerajaan terlama dan terbesar wilayahnya dan dikenal dengan Imperium Islam. Jauh sebelum berdirinya Turki Usmani, terdapat dinasti Turki Saljuk yang dipimpin oleh Sultan Alauddin II. Artoghol (merupakan ayah dari Usman) mengabdikan dirinya untuk membantu Sultan Alauddin memerangi sekutunya di Byzantium.


Setelah peperangan usai dengan hasil Turki Saljuk memenangi peperangan, Aroghol diberi hadiah oleh Sultan Alauddin sebidang tanah kecil yang berbatasan dengan Byzantium. Dan sejak saat itu Arthogol memperluas wilayahnya sendiri. Beberapa tahun setelahnya, Arthogol dikaruniai anak bernama Usman (pencetus berdirinya Turki Usmani). Dan Arthogol menaiki tahta. Setelah Kerajaan Saljuk kalah oleh bangsa mongol dan terpecah belah menjadi bagian-bagian kecil, Usman menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya dan nama kerajaan itu adalah Kerajaan Turki Usmani yang kita kenal sekarang.


Konstantinopel merupakan kota yang yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi Timur, Constantine I. Konstantinopel memiliki wilayah yang sangat strategis karena berada pada perbatasan benua Eropa dan Asia. Segala aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh orang- orang Eropa ke Asia maupun sebaliknya terjadi pada kota tersebut. Karena letaknya yang yang sangat strategis, Kaisar Romawi Timur membuat sebuah benteng pertahanan yang sangat kuat yang tidak bisa ditembus oleh siapapun. Pada sejarah yang telah terjadi, Kota Konstantinopel jatuh oleh Kerajaan Turki Usmani. Pada kala itu Kerajaan Turki Usmani dipimpin Oleh Muhammad Al-Fatih yang merupakan raja generasi ketujuh dari Kerajaan Turki Usmani.


Misi utama Muhammad Al-Fatih kala itu untuk menaklukkan Kota Konstantinopel adalah untuk menyebarkan agama dakwah Islam, karena kota Konstantinopel mayoritasnya adalah penganut Katolik Ortodoks. Segala cara dan strategi telah Muhammad Al-fatih lakukan mulai dari perundingan yang dilakukannya oleh penguasa Konstantinopel hingga strategi militer yang akan digunakan untuk menggempur habisan-habisan kota tersebut. Ia melakukan perundingan terhadap penguasa di kota tersebut dengan bersumpah jika mereka menyerahkan kota tersebut secara damai, maka ia akan melindungi seluruh masyarakatnya, harta mereka, hingga kehormatan mereka tidak akan disentuh sekalipun dan Muhammad Al-Fatih juga akan menjamin keselamatan seluruh warganya yang ingin tinggal dikota tersebut maupun yang ingin keluar dari kota tersebut.


Namun, seruan itu tidak diterima oleh penguasa tersebut. Sehingga pada akhirnya Muhammad Al-Fatih mencari segala informasi mengenai kota tersebut mulai dari wilayah yang mereka kuasa, seberapa tinggi benteng yang mereka punya, berapa pasukan yang mereka miliki, hingga persenjataan yang dibutuhkan untuk menaklukkan kota tersebut. Bahkan, Muhmmad Al-Fatih turun tangan sendiri untuk bernegosiasi dengan para informan di sana. Setelah strategi yang dibutuhkan sempurna, mereka mengepung seluruh wilayah kota tersebut, mulai dari Laut Marmara, Teluk Tanduk emas, sampai Tekuk Bosporus. Dan dengan segala strategi serta cara yang dilakukan Muhammad Al-Fatih, akhirnya kota tersebut berhasil dikuasa oleh Sultan Muhammad Al-Fatih. Setelah menguasai kota tersebut, Muhammad Al-Fatih membuat beberapa perubahan baru, seperti:


·   Mengubah Gereja Hagia Sophia menjadi Masjid tempat orang muslim beribadah, namun tetap diberikan bilik-bilik diluar bangunan gereja untuk para warga masyarakat yang menganut Katolik Ortodoks tetap bisa beribadah.

 

·  Menutup Jalur perdangangan untuk Eropa, sehingga pada masa itu negara- negara di Eropa mengalami krisis pangan khususnya rempah-rempah.

 

Krisis rempah-rempah serta kurangnya stok rempah-rempah di negara mereka yang membuat mereka (bangsa Eropa) pada akhirnya membuat bangsa Eropa melakukan pelayaran – pelayaran atau ekspansi keluar benua Eropa untuk mencari rempah – rempah. Ekspansi merupakan tindakan atau proses perluasan atau perluasan wilayah, pengaruh, atau kegiatan ke dalam area baru atau yang lebih luas. Dalam berbagai konteks, ekspansi dapat merujuk pada berbagai hal, termasuk wilayah geografis, bisnis, pengaruh politik, dan banyak lagi. Ekspansi yang dilakukan oleh bangsa Eropa (Portugis dan Spanyol) awalnya dikarenakan konflik antar dua negara tersebut. Dua konflik negara Eropa tersebut (Portugis dan Spanyol) diselesaikan oleh Paus Alexander VI melalui perjanjian Tordesillas pada 7 Juni 1494.


Pada isi perjanjian tersebut disepakati, bahwa, pembagian perluasan wilayah Portugis ke arah timur dan wilayah Spanyol ke arah barat. Namun dalam ekspansi yang dilakukan oleh bangsa Eropa tidak hanya didukung oleh konflik yang terjadi oleh di antara dua negara tersebut saja,, tetapi terdapat beberapa faktor yang meguatkan mereka untuk melakukan ekspansi keluar benua Eropa:


·  Mencari Rempah – Rempah. Pada zaman dan waktu yang sama, pada kala itu Bangsa Eropa dihebohkan oleh penutupan jalur perdangangan rempah-rempah yang dilalui melalui kota konstantinopel, akibat jatuhnya Byzantium ke tangan Turki Usmani. Kekurangan Stok yang dimiliki negara -negara Eropa kala itu membuat beberapa negara untuk memutuskan mencari rempah- rempah tanpa melalui jalur tengah (Konstantinopel).


· Perkembangan IPTEK. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi kala itu sedang berkembang pesat, dikarenakan telah terjadinya Perang Salib ke IV kala itu yang membuat bangsa Eropa memiliki banyak pengetahuan teknologi yang masuk sebagai dampak dari peperangan, Perlu diketahui bahwa dulu, Bangsa Eropa / masyarakat Eropa bahkan Ilmuwan Eropa mengakui bahwa bangsa mereka lah yang memiliki peradaban paling maju dari seluruh penjuru dunia, tetapi dikarenakan Perang Salib IV, terjadi pertukaran ilmu pengetahuan yang terjadi pada masa peperangan antar bangsa Eropa dan Asia. Hal itu membuat yakin masyarakat / ilmuwan kala itu bahwa mereka mengalami kemunduran bahkan kalah akan teknologi yang dimiliki bangsa Asia. Hal ini dapat dipastikan dengan fakta yang ada bahwa penemuan seperti Kompas, Kapal Layar, Senjata, ditemukan jauh lebih dulu oleh ilmuwan Asia dibandingkan Ilmuwan dari Eropa. Hal tersebutlah yang nantinya akan memicu penurunan kepercayaan pada kepemimpinan Paus Alexender VI yang memimpin seluruh negara di Eropa.


·  Inspirasi Tokoh Marcopolo. Marcopolo merupakan penjelajah yang berasal dari Italy, dan menulis perjalanannya di buku “Il Millione” dan “Imago Mundi”. Pada buku tersebut diceritakan tentang perjalanan Marcopolo menjelajahi dunia dari Eropa ke Asia. Dari buku tersebut diceritakan terdapat wilayah di bagian timur yang memiliki keindahan serta kekayaan alam yang luar biasa. Inspirasi ini yang akhirnya bisa menguatkan bangsa Eropa pada abad ke-14 untuk mencoba menelusuri tempat di dunia bagian timur yang disebutkan oleh Marcopolo.


· Adanya Teori Ekonomi Merkantilisme. Ekonomi Merkantilisme merupakan sebuah gagasan atau keyakinan yang mempercayai bahwa kemakmuran di suatu negara ditentukan oleh jumlah aset (kekayaan) yang dimiliki oleh suatu negara. Sehingga bisa dikatakan bahwa negara yang kaya harus memiliki banyak emas. Lalu bagaimana caranya agar memiliki banyak emas? Caranya adalah dengan berdagang barang langka di Eropa yakni berdagang rempah-rempah. Sehingga pada teori ini memunculkan semangat 3G, yakni:

·      Gold: kekayaan

·      Glory: kejayaan

·    Gospel: Penyebaran agama Katolik

Turki Usmani dan Alasan Penjelajahan Bangsa Eropa