Jam 21.45

Oleh: Lyandra Syahsabila Adhi


Jumat, Jam 19.10

    Ketika itu, Anita sedang bekerja di salah satu perpustakaan yang terletak di kota Lindap. Ia mendapat bagian untuk bekerja pada saat shift malam di tempat tersebut. Ia seharusnya mendapat bagian shift siang. Tapi karena salah satu rekan kerjanya sedang sakit dan tidak ada satu pun pekerja lain yang ingin menggantikannya dengan pelbagai alasan, ia akhirnya terpaksa untuk menggantikan rekannya itu.

Anita memang baru 3 bulan bekerja di perpustakaan itu, tetapi ia sering sekali mendengar tentang cerita kejadian horor tentang kafe itu saat malam hari. Itulah mengapa, para pekerja tidak ingin mengambil pekerjaan pada shift malam. Anita sendiri sebenarnya tidak mempercayai hal-hal tersebut, selama ia tidak berpikiran yang aneh tentang tempat itu. Ia pasti akan aman-aman saja.

Jam 20.45

"Bekerja pada shift malam mungkin bukan hal yang buruk" pikir Anita sambil mendata pengunjung yang datang ke perpustakaan. Setelah ia selesai membuat laporan, Anita pun melihat bahwa perpustakaan tersebut hanya ada beberapa pengunjung yang tersisa di sana. Ia mulai membersihkan mejanya dan mengembalikan buku di rak nya kembali.

Jam 21.05

"Mohon maaf, perpustakaan kami akan tutup dalam 5 menit dari sekarang" ucap Anita kepada salah satu pengunjung perpustakaan tersebut. Tetapi, pengunjung itu tidak menjawab sama sekali dan hanya membaringkan kepala di meja. "Mungkin saja ia sedang tidur" gumamnya dan ia pun pergi untuk memberitahu pengunjung yang lain.

Jam 21.10

Setelah 5 menit, Anita pun kembali ke pengunjung yang sedang tertidur itu. Ia mencoba untuk membangunkan pengunjung tersebut dan beruntungnya, pengunjung itu langsung terbangun yang membuat ia sedikit kaget. "Hmm… iya, ada apa?" tanya pengunjung itu sembari menggosok matanya. "Mohon maaf kak, perpustakaan ini akan ditutup" jawab Anita. Pengunjung itu langsung melihat jam tangannya dan mulai memasukkan barang-barangnya. "Oh iya, terima kasih telah mengingatkanku" ucap pengunjung tersebut sebelum ia pergi, meninggalkan Anita sendirian di perpustakaan itu.

Anita mulai membersihkan tempat itu dan mengembalikan buku-buku pada rak semulanya. Selama ia bekerja di shift malam itu, ia tidak mengalami kejadian-kejadian yang aneh seperti rekan-rekan kerja lainnya. Sepertinya, mereka hanya menakut-nakutinya saja. Setelah membersihkan mejanya dan tempat-tempat lainnya, ia pun mulai mengembalikan buku ke rak-rak buku yang tersedia. Namun, karena gedung perpustakaan itu sangat besar dan memiliki lantai dua tingkat, pekerjaan ini sama susahnya dengan membersihkan perpustakaan. Dikarenakan arena banyak pengunjung lebih memilih untuk membaca di lantai bawah, sehingga area perpustakaan di lantai atas lebih jarang dibersihkan dan hanya dibersihkan ketika akhir pekan saja, dan Anita tidak perlu membersihkan lantai atas.

Jam 21.30

Setelah 20 menit membersihkan perpustakaan dan mengembalikan buku. Ia bersiap-siap untuk pulang ke kosannya. Saat ingin mengunci pintu utama, tiba-tiba saja seseorang berdiri di depan tangga menuju pintu tersebut. "Hallo, kamu namanya siapa?" "Mona" jawabnya. “Lah, Mona udah selesai nonton filmnya?" tanya Anita. Mona tidak menjawab pertanyaannya, melainkan hanya mengucapkan kalimat yang mengembul dari bibirnya, "pinjam buku" saja. Anita sebenarnya ingin menolak permintaannya, tetapi ia memiliki perasaan bahwa Mona sedang sangat membutuhkan buku itu. Anita seharusnya tidak boleh melakukan hal ini, tetapi ia merasa tidak enak kepadanya. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuka pintu utama itu dan memperbolehkan Mona masuk.

Tak lupa, ia menyalakan lampu dan bergegas menuju mejanya. "Ingin pinjam buku apa?" tanya Anita kepada Mona. "Buku Fantasi" gumamnya sambil menunduk. Anita pun dengan segera mengasih kartu peminjaman buku kepadanya. "Mona, aku pergi ke kamar mandi dulu ya, kalau sudah selesai tolong isi formulir ini" ucapnya sebelum pergi ke kamar mandi.

Setelah beberapa saat, Anita pun akhirnya keluar dari kamar mandi dan kembali ke mejanya. Anehnya, formulir itu tidak terisi sama sekali.

Jam 21.45

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.45, tetapi Mona belum menunjukkan batang hidungnya. Anita harus segera mungkin menutup perpustakaan ini, karena hari sudah larut, dan jika atasan ataupun rekan-rekan kerjanya mengetahui hal ini, pastinya ia akan mendapat masalah. Ia berpikir bahwa kemungkinan, Mona sudah pulang dan lupa mengisi formulir peminjaman. Karena itu, ia mengembalikan formulir di foldernya, lalu mengunci pintu utama dan bergegas pulang ke kosannya.

Keesokan harinya, Anita berbicara tentang yang terjadi kemarin kepada rekan-rekan kerjanya. Ketika ia berbicara tentang Mona, tiba-tiba seluruh rekan kerjanya hanya diam mematung. Raut wajah ketakutan terlihat di wajah-wajah mereka ketika nama itu disebut. Tetapi, ia pun bertanya, “Mengapa rekan-rekan kerjanya sangat ketakutan ketika ia menyebut nama orang tersebut?” Sampai salah satu rekan kerjanya sekaligus seniornya, Radi pun mulai menceritakan tentang sosok Mona.

"Dulu, ada seorang pengunjung sering datang ke perpustakaan yang bernama Mona. Tak ada satu hari pun, di mana ia tidak datang ke perpustakaan untuk membaca maupun meminjam buku. Pada hari Jumat malam, setelah pulang dari bioskop, ia pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku fantasi. Ketika itu, perpustakaan masih buka hingga pukul 23.00 malam, sehingga para pengunjung masih lumayan ramai ketika jam menunjukkan pukul 21.30. Tetapi, karena Mona sangat tertarik untuk segera membaca buku itu, ia pun duduk di salah satu meja untuk membaca, tepat setelah ia mengisi formulir peminjaman. Tak lama kemudian, perpustakaan mengalami konslet listrik yang menimbulkan api membara yang cukup besar. Semua pengunjung dan pekerja saat itu langsung bergegas keluar dari pintu utama.

"Lalu?"

"Sayangnya, api itu sudah sangat besar dan melahap orang-orang yang masih terjebak di dalam gedung"

"Termasuk Mona?"

"Termasuk Mona"

"Terus?"

"Setelah kejadian itu, perpustakaan sempat ditutup untuk sementara waktu untuk direnovasi. Namun, kejadian itu tidak bisa dilupakan oleh para pekerja. Kami pun bersepakat untuk tidak membicarakan ataupun menyebarluaskan ceritanya kepada pengunjung."

Sehabis Radi bercerita tentang kejadian itu, Anita akhirnya percaya dengan perkataan-perkataan rekan-rekan kerjanya itu benar adanya.

 

Jam 21.45