Hai guys, jadi kali ini saya ingin menceritakan
dan beropini tentang “Senioritas” nih. Cerita dan opini saya ini berdasarkan
cerita dari beberapa teman di daerah rumah saya yang kebetulan kita sebaya. Dan
biar lebih spesifik lagi, yang bakal saya bahas di sini adalah senioritas yang
mengandung makna konotasi "negatif" atau penyalahgunaannya.
Tapi sebelum saya bahas lebih jauh, pada tahu
tidak sih, artinya senioritas itu apa? Kalau menurut KBBI sebenarnya ada 3
arti. Tapi, di sini saya hanya akan menjelaskan kesimpulannya saja ya, yaitu:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata senioritas adalah
perihal senior. Arti lainnya dari senioritas adalah keadaan lebih tinggi dalam
pangkat, pengalaman, dan usia. Nah, sementara semenjak penggunaan sistem zonasi
dalam sekolah, mulai banyak adik kelas yang seumuran sama kakak kelasnya,
sehingga teman-teman saya merasa tidak etis saja, kalau dia harus memanggil
orang yang seumuran dengan panggilan “Bang”, “Kak”, dan lain sebagainya. Apalagi,
kakak kelas itu selalu beralasan, “Kalau senioritas ini ada, supaya kita bisa
menghormati yang lebih tua, supaya lebih solid sama teman seangkatannya,
melatih mental supaya kuat dan lain sebagainya."
Tapi, yang saya rasa sih, praktiknya
benar-benar tidak menunjukkan kalau ini mengajarkan kita dalam hal-hal positif.
Beberapa teman saya menceritakan, kalau mereka justru seperti ditindas. Seperti
contohnya, biasanya disuruh-suruh sama kakak kelas, dipinta uang atau benda
kepunyaan kita secara paksa, dan harus melakukan apa saja yang kakak kelas
mereka inginkan. Menurut saya pribadi sih, cara seperti ini, tidak akan membuat
kita hormat sama kakak kelas. Dan, kita tahu mereka tidak sebaik itu untuk
mengajarkan hal-hal baik ke kita.
Sebenernya, mereka hanya dendam saja dan ingin
adik kelasnya merasakan apa yang mereka rasakan waktu itu. Dan menurut saya
sih, senioritas yang seperti ini, sudah tidak relevan semenjak adanya sistem
zonasi. Karena adik kelas pasti cenderung menyimpan bara dendam, dan beda sama
Anda, yang di mana dulu diam saja dan tidak banyak yang berani melawan kakak
kelas Anda. Angkatan zonasi ini ketika sudah tidak nyaman, kemungkinan mereka
buat melawan pastinya lebih besar. Soalnya, umur juga tidak jauh berbeda, dan
kemungkinan mereka itu anak-anak yang lebih “nakal” dari pada kakak kelasnya.
Teman-teman saya pun, banyak yang pada melawan,
dan akhirnya malah terjadi konflik dengan satu sekolah itu sendiri. Karena, ya memang
sebenarnya, kita sebagai manusia tuh selalu mempunyai pilihan, dan termasuk
juga kita bisa memilih untuk melawan “senioritas” yang tidak benar itu. Menurut
saya sih, kalau kalian sebagai kakak kelas ingin dihormati, ajarkan juga adik
kelas kalian untuk menghormati dengan cara mencontohkan sama mereka, “Bagaimana
sih cara menghormati orang yang lebih tua dengan baik dan benar?” Bukan malah menyuruh
mereka seenak jidat dan sewenang-wenang, dan memperlakukan mereka layaknya hewan
atau budak. Karena menurut saya, yang sering kali kakak kelas lakukan itu bukan
ingin kita “menghormati”, tapi justru “berbakti”.
Dan menurut saya juga, berbakti itu hanya sama
orang tua kita masing-masing. Wajar, kalau kita nurut dan melakukan apa yang mereka
suruh dan tidak membantah mereka. Karena, mereka lah yang melahirkan kita, membesarkan
Kita, juga membiayai kita selama hidup. Sementara, kalian sudah kasih apa saja?
Kebalikannya, kalian malah memaksa, bertindak sewenang-wenang, dan tidak peduli
sama adik kelas kalian. Bagaimana caranya adik kelas mau hormat kalau kalian
sebagai kakak kelas juga enggan ingin peduli dan menghargai?
Menurut saya sih, wajar kalau kalian ingin
dihormati. Yang tidak wajar adalah, kalau kalian “gila hormat”, tetapi tidak
peduli dan tidak menghargai sama adik kelas kalian. Sekali lagi, ini pengalaman
dari teman-teman saya di beberapa sekolah SMK, SMA, dan STM. Saya juga sekadar
bercerita dan memberikan opini saja, sih. Jadi, setuju atau tidak, ya balik lagi
ke diri kalian masing-masing.
Terima kasih yang sudah mau
menyisihkan waktu untuk membaca. Jadi, cerita dan opini saya sampai di sini saja. Bye guys.