Kejayaan Majapahit dan Sumpah Palapa


 oleh: Auliafera Amaliadewi, Raihana Syadza, Tiara Nabasa Wahyuningtyas


    Secara geografis wilayah Asia Tenggara terbagi menjadi beberapa negara-negara yang cukup besar, dan salah satunya adalah Indonesia, negara kepulauan begitu kaya akan sumber daya alam yang melimpah baik dari sisi nilai-nilai material maritim sampai agraris. Namun, tahukah kalian nama lain dari negara Indonesia pada zaman dahulu? Dan, bagaimana sistem pemerintahannya pada saat itu? Kami membahasnya secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jadi, pada saat sistem pemerintahan di Indonesia belum berbentuk Republik, para leluhur kita mengandalkan sistem yang berupa monarki atau disebut dengan sistem kerajaan yang menguasai wilayah-wilayah tertentu.

 

Indonesia – atau yang dahulu dikenal dengan nusantara– memiliki banyak wilayah besar yang tediri dari pulau-pulau indah serta memesona. Dalam masa pemerintahan dahulu, terdapat banyak kerajaan-kerajaan besar di nusantara, bahkan pernah menjadi pusat rangkaian perdagangan maritim yang besar pada kala itu. Salah satu kerajaan yang berpengaruh besar dalam peradaban ialah Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini bercorak Hindu-Buddha dan dianggap sebagai kekuasaan monarki terbesar yang tercatat dalam sejarah, sebab taktik hebatnya yang hampir menguasai seluruh nusantara.


Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan tertua di Indonesia. Berdiri di daerah. Tarik, Sidoarjdo, Jawa Timur. Berjayanya Kerajaan Majapahit yaitu pada masa kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, juga tak ketinggalan, berkat jasa Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa. Majapahit merupakan nama yang tidak asing lagi dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia. Terhitung sebagai kerajaan terlama berdiri di nusantara. Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 M hingga 1500 M dan berpusat di daerah Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur.


Keistimewaan dari Majapahit yaitu menggambarkan sebuah pemerintahan kerajaan yang meliputi sejarah kemegahan, kekayaan, budaya, pemberontakan, kejayaan, perang saudara, dan kehancuran. Dan, Majapahit juga merupakan kerajaan yang berkembang dalam bidang politik, perekonomian, dan perdagangan global.


Dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia, Kerajaan Majapahit tidak bisa lepas dari sejarah kerajaan Singasari. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa secara garis keturunanan, pendiri kerajaan Majapahit merupakan pewaris kekuasaan kerajaan Singasari yang sebelumnya runtuh. Dengan dibukanya hutan di Desa Tarik sebagai lahan untuk mendirikan kerajaan Majapahit oleh Raden Wijaya, dan tujuan ini sebagai usaha menarik simpati penduduk sekitarnya, sehingga ia banyak disukai oleh para penduduk sekitarnya. Banyak penduduk sekitar yang ingin  bertempat tinggal di Majapahit saat itu.


Masa kejayaan Majapahit berlangsung dalam era pemerintahan Hayam Wuruk. Masa sebelumnya, kejayaan Majapahit baru mulai mendaki ke arah puncaknya. Pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350 M), ibunda Hayam Wuruk, Majapahit mulai melebarkan pengaruhnya ke luar pulau Jawa antara lain ke Bali. Masa pemerintahan Hayam Wuruk dianggap membawa masa kejayaan Majapahit karena tidak ada konflik internal ataupun eksternal dengan daerah-daerah lainnya, kecuali peristiwa Pasundan – Bubat di tahun 1357 M. (Munandar, 2008).


Daerah-daerah pulau Jawa (nusantara) banyak yang mengakui kebesaran  Majapahit, hal  ini terlihat dengan dikirimkannya  utusan setiap  tahun ke istana Hayam Wuruk. Pengiriman utusan atau upeti ke Majapahit bukan akibat penyerangan atas daerah-daerah tersebut, melainkan karena perjalanan muhibah armada dagang Majapahit yang megah ke daerah-daerah. Mereka lalu mengagumi kebesaran majapahit sehingga daerah-daerah rela mengirimkan upetinya (Munandar, 2008).


Kebesaran Majapahit sebagai negara pemersatu bangsa, nusantara raya, dikenal hampir di seluruh mancanegara pada zamannya dari tahun 1293 sampai 1478. Kemajuan kerajaan Majapahit dalam bidang perekonomian, sosial, budaya, dan politik sampai menarik perhatian beberapa negara tetangga. Kemajuan pesat kerajaan Majapahit ini juga tidak lepas dari peran Mahapatih Gajah Mada dan Sumpah Palapa yang diikrarkannya. Sumpah tersebut memiliki makna bahwa Gajah Mada tidak akan bersenang-senang atau libur sebelum ia berhasil menunaikan sumpahnya tersebut.

 

Sumpah Palapa sendiri tertulis di dalam kitab Pararaton dalam sastra Jawa pertengahan pada sekitar abad 13-14 yang sampai sekarang masih belum diketahui siapa pengarangnya. Isi sumpahnya sendiri seperti berikut, Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa,” yang artinya Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun (Lombok), Seram (Papua Barat), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Pahang (Semenanjung Malaya), Dompo (Sumbawa), Bali, Sunda, Palembang, Temasek (Singapura), demikian barulah saya akan memakan buah Palapa (beristirahat)”.


Sumpah Palapa diikrarkan oleh Gajah Mada pada tahun 1336 M pada upacara pelantikan Mahapatih Kerajaan Majapahit. Ia dilantik oleh Ratu Tribuana Tunggadewi setelah menaklukkan Keta dan Sadeng, menggantikan Arya Tadah yang mengundurkan diri. Gajah Mada pertama kali menunaikan sumpahnya dengan dengan menaklukkan Bali pada tahun 1343. Raja Bali saat itu adalah Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten, yang mana saat itu sangat dibenci oleh rakyatnya. Setelah melalui pertempuran yang cukup dahsyat, akhirnya Bali takluk dan pihak istana menyerah.


Setelah menaklukkan Bali, kemudian giliran Gurun dan Sumatera yang ditaklukkan oleh Majapahit. Beberapa sumber menyatakan bahwa Majapahit menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatera seperti Palembang, Tamiang, Pasai, dan sisa-sisa Sriwijaya pada tahun 1350. Di tahun yang sama, Majapahit berhasil menaklukkan Tumasik yang sangat strategis dengan terletak di antara Laut Cina dan Selat Malaka. Sedangkan, kerajaan terakhir yang ditaklukkan oleh Gajah Mada ialah Kerajaan Sunda pada tahun 1357.


Dalam jangka waktu 21 tahun Mahapatih Gajah Mada bersama pasukan Bhayangkaranya berhasil menyatukan nusantara. Tekad kuat Gajah Mada tak lepas dari peran Adityawarman dan Laksamana Nala, perwira angkatan laut Majapahit. Pada masa inilah Gajah Mada mampu mengembangkan senjata api pertama di nusantara, yaitu Cetbang dengan kapal-kapal jung yang sangat besar.


Berdasarkan pada makalah yang mengkaji tentang kejayaan kerajaan Majapahit dan sumpah Palapa, dapat disimpulkan bahwa keistimewaan Majapahit ialah perihal sejarah kemegahan, kekayaan, kebudayaan, pemberontakan, kejayaan, perang saudara, dan kehancuran. Selain itu, Majapahit juga berkembang secara signifikan di bidang politik, ekonomi, dan perdagangan global. Hal ini terlihat dari terjalinnya komunikasi dan perdagangan internasional, dan Kerajaan Majapahit terus melakukan perdagangan internasional dengan negara lain di Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Mereka juga bekerja sama dengan negara-negara di luar kawasan seperti Persia, Arab Saudi, dan Mesir.


Majapahit menaklukkan beberapa kerajaan seperti Sumatra (gurun), Tamiang, Pasai, Tumasik, Sunda. Selama 21 tahun, Mahapatih Gajah Mada dan bala tentara Bhayangkara berhasil mempersatukan Nusantara. Pada masa inilah Gajah Mada mampu mengembangkan senjata api pertama di Nusantara yaitu Cetbang dengan kapal layar berukuran sangat besar.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sumber Redaksi :

 

Referensi Sumber Kejayaan Majapahit kami menggunakan link: https://www.researchgate.net/publication/338095180_Karakter_Gajah_Mada_Simbol_Kejayaan_Majapahit

 

Referensi Sumber Sumpah Palapa kami menggunakan link:

https://tapak.id/makna-sumpah-palapa-dan-tekad-kuat-sang-mahapatih-gajah-mada/

 

Referensi Sumber Penutup Makalah kami menggunakan link:

https://berita.99.co/contoh-penutup-makalah/

Kejayaan Majapahit dan Sumpah Palapa