Di Indonesia tersimpan berbagai peninggalan kebudayaan masa lampau salah satunya adalah naskah yang menyimpan sejumlah cerita-cerita sejarah pada masa lampau. Naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa lampau, baik yang masih asli maupun salinannya, yang mengandung teks atau rangkaian kata-kata yang merupakan bacaan dengan isi tertentu (Baried 1985: 54).
Peninggalan kebudayaan ini perlu dilestarikan, apalagi
di zaman sekarang banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan naskah dengan baik
dan banyak pula generasi muda yang cenderung lebih bangga kepada budaya asing
daripada budayanya sendiri. Upaya untuk melestarikan budaya yang berupa naskah
salah satunya dengan mengkaji atau menganalisis isi dalam naskah tersebut
(Prastika, 2014). Informasi yang didapat dengan mengkaji sebuah kajian
bertujuan mengenali dengan sempurna lalu menempatkannya melalui kontekstual dan
kompleksitas suatu sejarah bangsa (Wurianto, 2000:8).
Secara geografis, Indonesia terletak pada posisi yang
sangat strategis, karena Indonesia terletak diantara dua Benua dan juga dua
Samudra, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik, yang menjadi titik silang perdagangan dunia. Indonesia juga merupakan
Negara kepulauan dengan wilayah laut lebih besar dibandingkan dengan wilayah
daratan. Nenek moyang orang Indonesia dikenal
sebagai seorang pelaut dikarenakan Indonesia merupakan negara maritim yang
memiliki lautan yang sangat luas. Indonesia menjadi kiblat perdagangan dunia,
khususnya pedagang dari India pada permulaan perhitungan tarikh Masehi.
Peristiwa ini kemudian disusul dengan timbulnya hubungan kebudayaan dan
hubungan politik antar bangsa-bangsa luar di Indonesia sehingga memunculkan
kebudayaan Hindu dan Buddha.
Peradaban Hindu Buddha di
Nusantara ditandai dengan berbagai macam prasasti sebagai simbol pengaruh
kebudayaan dari negeri India tersebut. Pengaruh budaya-budaya India dan negeri
Cina mempengaruhi kawasan nusantara, salah satunya adalah sistem pemerintahan.
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha di nusantara, sistem pemerintahan
beralih dari yang awalnya hanya dipimpin oleh kepala suku menjadi sistem
kerajaan dengan raja sebagai pemimpin rakyatnya.
Tokoh Ken Arok merupakan tokoh
yang sangat fenomenal dikarenakan ia lahir dari rahim rakyat biasa dan
berambisi untuk menjadi seorang raja. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah
anak seorang wanita tani dari Desa Pangkur (sebelah timur Gunung Kawi). Para
ahli sejarah menduga, ayah Ken Arok adalah seorang
pejabat kerajaan, mengingat wawasan berpikir, ambisi, dan strateginya cukup
tinggi. Sejarah tentang Ken Arok yang dinilai sangat detail dan baik adalah
sejarah yang tertulis dalam kitab Pararaton.
Pararaton berasal dari bahasa
Jawa yang berarti Para Penguasa. Pararaton adalah sebuah kitab naskah sastra
Jawa pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi. Kitab Pararaton isinya
dibagi ke dalam dua bagian. Pararaton bagian pertama diawali dengan cerita
mengenai inkarnasi Ken Arok, yaitu tokoh pendiri Kerajaan Singasari
(1222–1292), hampir setengah kitab Pararaton membahas bagaimana Ken Arok meniti
perjalanan hidupnya, sampai ia menjadi raja pada tahun 1222. Sedangkan bagian
kedua membahas tentang Kerajaan Majapahit.
Mengapa sosok Ken Arok masih
sangat melekat kepada imajinasi masyarakat Indonesia? Tidak jarang, sosok Ken Arok dimunculkan untuk melambangkan keberanian, ketabahan, dan
juga kegagahannya. Perjuangan Ken Arok sangat hebat, mulai dari menggulingkan
Tunggul Ametung hingga menjatuhkan Raja Kerajaan Kediri pada masa itu, yaitu
Raja Kertajaya. Bagaimana dia bisa berhasil melakukan semua itu? Apakah ia
melakukan semua itu seorang diri? Apa strategi yang ia gunakan? Essay kelompok
kami hari ini akan membahas lebih dalam mengenai strategi-strategi yang
digunakan Ken Arok dalam perjuangannya untuk menaklukkan ambisinya.
Suatu hari Ken Arok bertemu
dengan seorang brahmana yang bernama Dang Hyang Lohgawe yang mengatakan bahwa
Ken Arok adalah titisan Dewa Wisnu. Mendengar hal tersebut, Ken Arok yang
sekarang mengetahui bahwa dirinya adalah keturunan titisan dewa yang lahir dari
rakyat biasa dan tumbuh dengan memiliki tekad yang kuat untuk menjadi pemimpin.
Dang Hyang Lohgawe turut membantu dan membimbing Ken Arok dan mereka pun bekerja
kepada Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung. Dalam perjalanannya meraih kekuasaan,
Ken Arok bertemu dengan Ken Dedes, wanita cantik yang saat itu adalah istri
dari Tunggul Ametung. Singkat cerita Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan
keris Mpu Gandring dan Menikahi Ken Dedes. Langkah Ken Arok selanjutnya untuk
meraih kekuasaan adalah untuk melakukan pemberontakan ke Kediri untuk
menjatuhkan Raja Kertajaya yang pada saat itu memimpin Kerajaan Kediri.
Raja Kertajaya dikenal sebagai
raja yang tamak dan kejam, ia selalu semena-mena dengan hak rakyatnya. Raja
Kertajaya juga sering menganggap dirinya adalah tuhan (dewa). Strategi Ken Arok
untuk menjatuhkan Kertajaya sangat tertata dan rapi. Berdasarkan buku Muhammad
Syamsuddin yang berjudul “Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga
Keruntuhan” Ia memutuskan untuk mengirim sekelompok agen ke Kediri. Para
agen tersebut diperintahkan untuk mempropaganda dan memprovokasi rakyat-rakyat
Kediri. Para agen ini pun berhasil mendapatkan beberapa informasi, salah
satunya berkaitan dengan perselisihan yang terjadi antara Raja Kertajaya dan
kaum Brahmana.
Mengingat sifat Raja Kertajaya
yang menganggap dirinya sebagai tuhan, Kertajaya memerintahkan para Brahmana
untuk ikut menyembah Raja. Hal ini menyebabkan kaum Brahmana marah dan
terjadilah perselisihan antara Raja Kertajaya dan Kaum Brahmana. Banyak sekali
kaum Brahmana yang dijatuhkan hukuman mati oleh Raja Kertajaya, hal ini membuat
para Brahmana pergi meninggalkan Kediri dan setuju untuk bekerja sama dengan
Ken Arok. Ken Arok pun semakin berani untuk melawan Raja. Namun, untuk berhasil
menjatuhkan Kertajaya, Ken Arok perlu mempersiapkan strategi yang tinggi.
Aksi Ken Arok pun dimulai dengan
memberhentikan pengiriman upeti kepada Kediri, hal ini membuat Raja Kertajaya
murka dan menganggap bahwa Ken Arok telah membangkang dari Kediri. Dilansir
dari buku Muhammad Syamsuddin “Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga
Keruntuhan” Para Brahmana pun memprovokasi rakyat-rakyat Kediri untuk
jangan patuh terhadap pemimpin yang telah menistakan agama mereka. Rakyat
Kediri pun patuh kepada Brahmana, karena kaum Brahmana selalu dipandang suci,
berpendidikan, dan juga bijak oleh masyarakat. Karena propaganda dan
provokasi-provokasi tersebutlah Rakyat Kediri pun ikut terjun bertempur melawan
pasukan pasukan Raja Kertajaya.
Kerajaan Kediri pun kalah dalam
berperang melawan pasukan Tumapel. pertempuran ini mengambil banyak nyawa
pasukan Kediri. Setelah menguasai wilayah Kediri, Ken Arok pun mengganti
Tumapel menjadi Singasari dengan gelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.
Sampai sekarang, Kerajaan Tumapel lebih sering disebut dan dikenal sebagai
Kerajaan Singasari. Disinilah awal mula terbangunnya Kerajaan Singasari yang
kita sering jumpai dalam sejarah. Propaganda-propaganda yang diperintahkan Ken
Arok untuk agen-agen dan Brahmana memainkan peran yang besar dalam berjalan
lancarnya peristiwa kudeta terhadap Raja Kertajaya.
Ken Arok adalah rakyat yang
bercita-cita untuk menjadi raja. Bukti keberhasilan dari perjuangannya dalam
menguasai Tumapel ini, salah satunya dibuktikan dengan menikahi Ken Dedes yang
merupakan istri dari Tunggul Ametung. Atas dukungan para kaum brahmana, Ken
Arok berhasil memimpin penyerangan ke Kerajaan Kediri. Peperangan Tumapel dan
Kediri akhirnya dimenangkan oleh pasukan Tumapel.
Keberhasilan Ken Arok membentuk
Kerajaan Singosari ini, menjadikan Ken Arok sebagai pendiri pertama wangsa
rajasa. Ken Arok hanya memerintah Kerajaan Singasari selama 5 tahun (1222 –
1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh orang suruhan Anusapati yang merupakan anak dari Tunggul Ametung dan Ken
Dedes.
DAFTAR PUSTAKA
Susilo,
A. & Sarkowi, S. (2020). Perjuangan Ken Arok Menjadi Raja Kerajaan
Singosari Tahun 1222-1227.
https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JS/article/view/900
Yasmin, M. Sejarah INDO. https://www.academia.edu/37874555/SEJARAH_INDO
Kartika, E. (2021). Pararaton, Kitab Raja Singasari dan Majapahit. https://ruber.id/pararaton-kitab-raja-singasari-dan-majapahit/
Salindri, Dewi. (2019). Legitimasi Kekuasaan Ken Arok Versi Pararaton dan Negarakertagama.
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97253
Dewi, N. (2005). POWER, LEADERSHIP AND MORALITY: A READING OF KEN AROK’S IMAGES IN INDONESIAN LITERATURE AND POPULAR CULTURE https://core.ac.uk/download/pdf/48627975.pdf