Sejumput Kontroversial Sejarah Indonesia

Sumber: Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh

Oleh: Vanessa Thalha


"Sejarah adalah seperangkat kebohongan yang disepakati."  -Napoleon Bonaparte-


    Sejarah, pelajaran yang katanya 'mudah' telah menemani para peserta didik mulai dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga universitas pun, ketika menjadi mahasiswa, tetap ada dan eksis. Mata pelajaran ini mengandung 'ilmu sihir' yang dapat menghipnotis para peserta didik sampai ke alam mimpi.

 

Tapi, bagaimana jika aku mengatakan, bahwa pelajaran sejarah sebenarnya lebih menarik untuk dibahas lebih dalam dari yang kita pikirkan? Akankah kalian setuju? Sejarah Indonesia yang kita ketahui sekarang, dapat dikatakan sebagai hal yang sungguh 'misterius', khususnya untuk generasi kita dan generasi selanjutnya. Lantas, apakah sejarah yang selama ini kita tahu melalui pendidikan atau pembelajaran di sekolah itu sudah tepat? Atau, terdapat kebohongan-kebohongan atau hal-hal yang memiliki kekeliruan, kemisteriusan, atau hal disembunyikan disebabkan oleh kepentingan tertentu? Mari simak penjelasannya!

 

Dilansir dari situs University of Cambridge, sejarah adalah peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu dan dapat diketahui melalui peninggalan pada masa peristiwa terjadi. Dengan demikian, catatan dari kejadian yang terjadi pada masa lalu dapat menimbulkan kontroversi di masa kini. Menurut KBBI, kon·tro·ver·si /kontrovérsi/ berarti perdebatan; persengketaan; pertentangan. Dikatakan kontroversi, dikarenakan terdapat perbedaan pendapat dengan memiliki landasan yang cukup kuat juga. Kontroversi tidak hanya terjadi dalam penulisan Sejarah Indonesia saja. Dalam penulisan sejarah tentang Magna Charta di Inggris, begitu menjadi inspirasi sampai terkesan dilebih-lebihkan, sehingga dianggap sebagai tonggak demokrasi modern.

 

Berikut adalah kontroversi dan kebohongan  dalam Sejarah Indonesia:


Penjajahan Belanda



Pada zaman dahulu, tercatat dalam sejarah terdapat 6 negara yang pernah menjajah  Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang. Nah, ketika mendengar kata "penjajahan" ini, negara manakah yang terlebih dahulu terlintas di kepala kalian? Kalau aku sih, Negara Belanda. Sejak SD, SMP,  SMA, pada umumnya, guru sejarah akan mengatakan bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Bahkan, dalam pidatonya di tahun 1950, Presiden Soekarno pun mengatakan bahwa Indonesia telah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Jika dipikirkan kembali, 350 tahun adalah tahun yang sangat lama, bukan?

 

Dari segi hukum dan sejarah kolonial, Indonesia tidak dijajah selama 350 tahun oleh Belanda. Tunggu-tunggu, kalian sudah tahu belum apa itu arti dari kata jajah itu sendiri? Dilansir dari KBBI, ja·jah /men·ja·jah itu berarti bepergian keluar masuk suatu daerah (negeri dan sebagainya) dari kota ke kota, dari desa ke desa; menguasai dan memerintah suatu negeri.

 

Lantas, mengapa Presiden Soekarno pada saat itu mengatakan bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun, ya? Jadi, Ucapan Bung Karno pada saat itu tidak lain adalah untuk membalas perkataan penguasa-penguasa Hindia Belanda, salah satunya ialah Bonifacius Cornelis de Jonge yang berkata, "Belanda sudah berkuasa 300 tahun dan masih akan berkuasa 300 tahun lagi!" Selain itu, ucapan Bung Karno ini, bertujuan pula untuk membangkitkan semangat rakyat Indonesia saat mempertahankan kemerdekaan.

 

Memang benar, Bangsa Belanda datang ke Indonesia pada tahun 1595 dan Indonesia merdeka pada 1945. Namun, mereka tidak langsung menguasai Indonesia. Belanda baru bisa menguasai Indonesia setelah 325 tahun berjuang dan selama 25 tahun sisanya, Belanda baru bisa menguasai Indonesia secara sepenuhnya. Pernyataan ini diperkuat oleh seorang sejarawan, yaitu Prof.Mr.G.J.Resink. Jadi, apakah kalian tetap berpendapat bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun? Atau, kalian berpendapat bahwa Indonesia hanya terjajah selama 25 tahun saja? Atau, bisa jadi, kalian memiliki pendapat lainnya ?

 

Peristiwa G30S

Apa itu G30S? Dilansir dari Kompas.com, G30S atau yang biasa dikenal dengan G30S/PKI adalah peristiwa pembunuhan enam jenderal dan satu perwira Angkatan Darat yang berlangsung pada 30 September 1965. Mengutip dari kemdikbud.go.id, G30S ini menjadi tragedi yang kontroversial dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hingga kini, masih menjadi sebuah pertanyaan ataupun teka-teki, terkait apa yang sesungguhnya terjadi pada malam tersebut? Dari berbagai referensi terkait peristiwa Gerakan 30 September 1965, dapat dikemukakan, bahwa ada empat teori yang mencoba menjelaskan tentang apa yang terjadi pada malam itu. Empat teori tersebut ialah:

 

    Peristiwa G30S adalah murni masalah internal TNI-AD;

    G30S adalah konspirasi bersama antara Inggris-Amerika;

    G30S adalah dirancang sendiri oleh PKI sebagai jalan pintas menuju kekuasaan;

    G30S adalah skenario Presiden Soekarno.

 

Soeharto sebagai  pahlawan nasional

Mantan Presiden Soeharto meninggal dunia 27 Januari 2008, kematiannya menyisakan polemik serta kontroversi. Sejumlah kalangan mendesak pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada penguasa Orde baru itu. Namun, ada yang menilai gelar pahlawan tidak layak diberikan kepadanya. Republika on Line (ROL) mengadakan jajak pendapat soal pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto. Dari jajak pendapat yang dilakukan pada 1-8 Februari 2008, dengan responden sebanyak 1256, pada umumnya menyatakan tidak setuju (32,2% sangat tidak setuju dan 24,7 % tidak setuju), hanya 18 persen yang sangat setuju dan 18,1% yang setuju pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.

 

Sangat sulit untuk menentukan bagaimana peran Soeharto dalam sejarah Indonesia sekarang ini. Eros Djarot (2006:41) dalam buku “Siapa Sebenarnya Soeharto: Fakta dan Kesaksian Para Pelaku Sejarah G-30-S/PKI”, menyebut bahwa Soeharto nyaris dipecat karena menggunakan kuasa militernya sebagai Pangdam Diponegoro untuk memungut uang dari berbagai perusahaan di Jawa Tengah.

 

Selain itu, Soeharto juga ketahuan melakukan penyelewengan dengan menyelundupkan gula dan kapuk ilegal bersama Bob Hasan dan Liem Sioe Liong. Soeharto dikaitkan dengan G30S, karena dianggap orang yang paling diuntungkan dari peristiwa tersebut, untuk ‘merebut’ kekuasaan dari tangan Soekarno. Rezim Soeharto juga disorot dalam perkara-perkara pelanggaran hak asasi manusia. Seperti kasus penembakan misterius yang terkait kriminalitas, daerah operasi militer di Aceh dan Papua, peristiwa Talangsari, sampai penculikan dan kerusuhan Mei 1998.

 

Terlapas dari semua itu, Selama Orde Baru, Soeharto mencanangkan perbaikan untuk Indonesia lewat pembangunan terencana yang diaplikasikan melalui tahapan Repelita. Tahun 1984, Indonesia meraih swasembada pangan yang membuat Soeharto mendapat kehormatan berpidato dalam Konferensi ke-23 Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia, pada 14 November 1985.

 

Soeharto juga memberikan bantuan 100.000 ton padi untuk korban kelaparan di Afrika. Selain itu, Soeharto juga membangkitkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi. Pada Tahun 1967, Indonesia  punya utang luar negeri sebesar 700 juta dolar AS, dan Soeharto dibantu para pakar ekonomi, terutama Soemitro Djojohadikoesoemo, membalikkan keadaan yang berpuncak pada swasembada pangan pada 1984 (Laidin Girsang, Indonesia Sejak Orde Baru, 1979:41).


Nah, itulah beberapa hal dan kontroversi yang tersembunyi dibalik peristiwa-peristiwa bersejarah di Indonesia. Gimana nih, menurut kalian tentang penjelasan di atas? Apakah kalian memiliki pemikiran yang sama, atau malah sebaliknya nih? Yuk, serukan pendapat kalian pada kolom komentar di bawah!

Sejumput Kontroversial Sejarah Indonesia