Kerajaan Tarumanegara dan Peninggalannya

oleh: Callula Rahmah Lesmana, Evelyn Ivana Atmaja, Michael Rochani Wulohering, Nurul Rahmadani, Wildan Firdaus


    Halo semuanya! Apa kabar? Semoga baik ya. Kalian pernah dengar soal Kerajaan Tarumanegara, kan? Apa kalian tahu tentang peninggalan-peninggalan yang asalnya dari Kerajaan Tarumanegara? Di sini kami akan menjelaskan ke kalian tentang apa aja sih peninggalan - peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara. Simak baik - baik ya!

 

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa yang berdiri pada abad ke-4 hingga abad ke-7. Kerajaan ini juga merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara. Kerajaan ini berdiri atau berlokasi di tepi sungai Citarum, Jawa Barat. Maharesi Jayasingawarman merupakan pendiri kerajaan ini dan ia berasal dari India. 

 

Selama kurang lebih 3 abad kerajaan ini berdiri, kerajaan ini diketahui memiliki beberapa peninggalan sejarah yang sangat beragam, di antaranya prasasti dan arca.

 

Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama.

Mari kita bahas beberapa prasasti yang berasal dari kerajaan ini!


Prasasti Ciaruteun



Pertama kali ditemukan di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, sekitar 19 kilometer arah barat laut dari Kota Bogor. Prasasti ini ditemukan oleh pemimpin Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Museum Nasional) pada tahun 1863. Prasasti ini ditulis dengan bahasa Sansekerta serta huruf Pallawa yang berukuran 200cm × 150cm, yang didalamnya berisi sebuah pesan. Prasasti ini terdiri dari 4 baris yang ditulis dalam bentuk puisi India yang jika diterjemahkan menjadi: "Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara."


Prasasti Jambu

 

Ditemukan di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang pada tahun 1854 oleh Jonathan Rigg. Dalam prasasti ini tertulis sebuah puisi 2 baris sebagai keterangan dengan sepasang telapak kaki. Berikut ini adalah isi dari prasasti jambu: "Yang termasyhur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannya lah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya”.

 

Prasasti Kebon Kopi I



Tentu ada alasan dibalik penamaan prasasti ini, yaitu karena prasasti ini ditemukan di sebuah kebun kopi milik Jonathan Rigg pada tahun 1863, lebih tepatnya di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor. Dalam prasasti tersebut terdapat cetakan dua telapak kaki Gajah, yang konon merupakan tunggangan dari raja Purnawarman.

 

Dalam prasasti tersebut juga terdapat sejumlah keterangan yang ditulis dalam aksara Pallawa serta menggunakan bahasa Sansekerta. Isinya sendiri secara garis besar memberitahukan bahwa dalam batu tersebut terdapat cetakan sepasang telapak kaki yang mirip dengan Airawata, gajah yang disebut penguasa Taruma.


Prasasti Kebon Kopi II



Prasasti Kebon Kopi II atau disebut juga dengan Prasasti Rakyan Juru Pangambat merupakan prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara selanjutnya yang ditemukan di kampung Muara, Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini ditulis dalam huruf Kawi dengan menggunakan bahasa Melayu Kuno.

 

Penemuan prasasti ini memang sempat menjadi misteri. Mengingat beberapa informasi yang ditulis tidak memiliki akurasi yang tepat. Hanya saja dari isinya sendiri diduga prasasti tersebut mengenai seorang raja Sunda yang lihai dalam berburu dan telah dikembalikan status kekuasaannya.


Prasasti Tugu



Prasasti ini adalah satu satu prasasti yang ping terkenal dari Kerajaan Tarumanegara, prasasti ini ditemukan di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara di daerah Tugu dan salah satu prasasti terpanjang yang dibuat oleh Raja Purnawarman. Dipahat di sebuah kayu bulat panjang, prasasti ini menjelaskan tentang letak ibu kota Kerajaan Tarumanegara, di satu sisi prasasti ini menerangkan tentang penggalian sepanjang 11 - 12 km di sungai Candrabaga yang nantinya akan dinamakan "Gomati", penggalian ini dimaksudkan untuk menghindari bencana kekeringan, banjir dan lain sebagainya.

 

Prasasti Cidanghiang



Diketahui atas laporan kepala Dinas Purbakala Toebagoes Roesjan pada tahun 1947, prasasti ini ditemukan untuk pertama kalinya.  Dalam prasasti ini tertulis kidung kidung untuk Panji semua raja yaitu Raja Purnawarman.

 

Prasasti Muara Cianten



Ditemukan pertama kali oleh N.W. Hoepermans, prasasti ini ditemukan pada tahun 1864 di tepi sungai Cisadane. 

Prasasti ini memuat tahun prasasti dibuat yang menandakan pemerintahan negara dikembalikan kepada Raja Sunda.

 

Prasasti Pasir Awi



Ditemukan di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, Kabupaten Bogor pada tahun 1864 oleh N.W. Hoepermans,  prasasti ini berisi pahatan pahatan yang terdiri dari ranting, dahan, buah - buahan serta sepasang telapak kaki dan tidak terdapat tulisan atau aksara.  Setelah mengenal berbagai prasasti di atas, kali ini kita akan membahas beberapa arca yang ditemukan dan diyakini juga merupakan peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara . Arca sendiri merupakan seni patung yang memiliki tujuan tertentu saat dibuat. Umumnya arca dikenal sebagai atau dibuat untuk peribadatan terhadap Dewa – Dewi.

Hingga kini ada beberapa arca yang ditemukan dan berkaitan dengan kerajaan Tarumanegara, di antaranya yaitu:

 

Arca Rajarsi

Salah satu arca paling tua, arca ini tidak diketahui secara pasti dimana tempat ditemukannya, namun arca ini diyakini ditemukan di sekitar wilayah Jakarta.

Isi Arca Rajarsi ini menggambarkan sosok salah satu raja kerajaan Tarumanegara yaitu Raja Purnawarman, pada arca ini Raja Purnawarman digambarkan sebagai sosok yang mirip dengan sifat Dewa Wisnu.

 

Arca Wisnu Cibuaya I

Arca ini berasal dari abad ke-7, dan juga arca ini telah dianggap melengkapi prasasti-prasasti peninggalan Raja Purnawarman, yang membuat dan membuktikan bahwa adanya aliran seni di Jawa Barat tepatnya di kerajaan Tarumanegara. Memiliki persamaan dengan arca yang ditemukan di Semenanjung Melayu, Siam, dan Kamboja, Arca Wisnu Cibuaya I ini memiliki persamaan berupa adanya langgam seni Pallawa dari India Selatan.

 

Arca Wisnu Cibuaya II 

Arca ini diyakini sangat tua, arca ini memiliki persamaan yang dapat ditemukan di Arca Seni Pala yang berasal dari abad ke-7 sampai abad ke-8 Masehi. Selain prasasti dan arca, ada juga beberapa candi peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain:

 

Candi Batujaya



Candi Batujaya merupakan salah satu situs bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Tarumanegara yang ada di kota Karawang, Jawa Barat. Struktur bangunan yang berdiri di atas lahan 500 hektar tersebut diketahui merupakan candi peninggalan sejarah tertua yang ada di Indonesia.

 

Candi Cibuaya



Letak dari candi Cibuaya ada di Desa Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Candi Cibuaya sendiri mulai pertama kali terdeteksi setelah arca Wisnu Cibuaya I yang diduga peninggalan dari abad ke-7 ditemukan.

Wah, peninggalan Kerajaan Tarumanegara itu sangat banyak dan beragam ya! Sekarang ini kita bisa mengunjungi candi-candi tersebut untuk menambah wawasan sekaligus melihat langsung bukti keberadaan kerajaan yang dahulu pernah menguasai Nusantara.

Kami harap pembahasan kami bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua, sampai bertemu lagi, Bella Ciao ❤️


SUMBER REFERENSI

 

https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/27/111055479/7-prasasti-peninggalan-kerajaan-tarumanegara

Diakses pada 20 Maret 2023

 

https://bobo.grid.id/amp/083697279/berbagai-peninggalan-kerajaan-tarumanegara-ada-acra-hingga-karya-sastra Diakses pada 27 Maret 2023

 

https://keluyuran.com/peninggalan-kerajaan-tarumanegara/

Diakses pada  28 Maret  2023

 

https://amp.kompas.com/regional/read/2018/09/16/14273791/menengok-62-candi-peninggalan-kerajaan-tarumanegara-di-karawang

Diakses pada 28 Maret 2023
 

Kerajaan Tarumanegara dan Peninggalannya