Oleh: Alifia Rahmah, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta
Suaramu
Suaramu bagaikan candu
yang ingin kudengar selalu
setiap kata terucap
menghanyutkan rasa di hatiku
alunan nada dari bibirmu
membuatku terpaku
suara merdu itu
bergemercik di telingaku
suara yang membuat rindu
selalu terdengar merdu
lantunan nada syahdu
mengisi di ruang hidupku
Monokrom
Hidup dalam hitam dan putih
tak tentu arah kemana pergi
menangisi diri
mencari arah berlari
hidup tak berwarna
seperti buta akan dunia
tak tau jati diri
membuat rasa perih
jalan tak tentu arah
membawa diri tanpa bayang
melihat kosong ke depan
dengan keringat bercucuran
Senja
Begitu indahnya senja
membuat orang terpaku
terhanyut dalam keindahan
yang cepat sekali berlalu
senja memberi kedamaian
seperti hati yang dilapisi
warnanya menyemburat
menghiasi langit nan indah
senja cepat berlalu
hanya dilihat orang beruntung
senja datang lalu pergi
tanpa permisi dan pamit
Semesta
Sang fajar bersuara
membangunkan lelap tidurnya
menggerakkan diri
menghadapi hari ini
semburat biru yang indah
menghiasi angkasa raya
mengajarkan bersyukur
tentang hari cerah
semesta tak pernah tidur
menyaksikan isinya
memberi keindahan ditiap corak
memberi getaran ditiap langkah
Bumi dan Lukanya
Banyak insan tak sadar
banyak orang yang lalai
sembarang melukai
dan tidak menyadari
bumi kita kuat
bertahan hingga kini
walau seringkali pedih
diabaikan hingga merintih
bumi kita sedang sakit
patut dirawat dan disayangi
bumi tak mengeluh
hanya mengharap kasih
Renjana
Banyak janji yang terucap
namun itu semua fana
ucapan membuat terpana
fakta menghancurkan semua
sanubari ini sangat dalam
menanti di kesunyian
mengingat hal yang telah usai
mengharap harapan datang
semua datang untuk pergi
ada yang datang untuk pulang
jika semua berlalu,
hanya kata yang teringat
Doyoung
Meski tak pernah bertemu
dirimu menghangatkanku
senyummu begitu candu
membuatku terlena
gerakan indahmu
menghanyutkanku dalam rasa
menginginkanmu selalu
hadir dalam hatiku
suara merdumu itu
membuatku terbuai keindahan
membuat candu setiap saat
membuat jatuh hati ini setiap saat
Corona
banyak waktu belalu
mengapa kau tak kunjung usai
hadirmu tak diharapkan
melukai banyak orang
hadirmu begitu mengejutkan
engkau tak diundang
namamu selalu terdengar
mengambil nyawa banyak insan
bisakah kau pergi?
hadirmu merugikan
menambah cemas haribaan
memberi duka setiap insan
Elegi
Hati ini menangis
mengingatmu dalam kenangan
dengan pilunya hati ini
mengingatmu dalam pikiran
perih sering dirasa
tak bisa terhalang kata
meratapi dunia
menyesali yang ada
sedih amat terasa
menghujam hati terdalam
merutuki diri sendiri
menangis di dalam sepi