Indonesia dan Bayangan Kutukan Keberagaman

                    Ilustrasi (THINKSTOCKS/ANNASUNNY)

Oleh: Putu Gede Narendra Sutha Dananjaya, Penyintas Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekadar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. – Mohammad Hatta


    Negara Kesatuan Republik Indonesia! Dari namanya saja, kita sudah bisa menebak bahwa negara ini terdiri dari beraneka ragam suku, ras, agama, dan bahasa. Negara yang terdiri dari puluhan ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke ini, memang sangat memungkinkan untuk memiliki banyak sekali ke-aneka-ragam-an di dalamnya.

 

Mulai dari suku-suku yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia, bahasa-bahasa daerah yang amat beragam, agama yang beraneka ragam, dan juga adat-istiadat masing masing daerah yang menjadi karakteristik dan membentuk identitas suatu daerah.

 

Ke-aneka-ragam-an yang bisa dibilang sangat berlimpah ini, dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua, yang di mana dapat dijadikan sebuah kekuatan di satu sisi, namun di sisi lain dapat juga menjadi asal sumber dari perpecahan atau ancaman bagi negara Republik Indonesia. Sebagaimana kata mantan presiden Indonesia ke-4, yaitu bapak Abdurrahman Wahid yang menyatakan bahwa, “Indonesia itu ada karena keberagaman yang dimilikinya. Kalimat inilah yang seharusnya tertanam di seluruh rakyat Indonesia, supaya sadar bahwa indonesia memang terdiri dari beraneka-ragam komponen sosial, budaya, dan inilah yang seharusnya dimanfaatkan sebagai suatu kekuatan bagi bangsa itu sendiri.

 

Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, bahwa keaneka-ragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini, dapat juga menjadi pemicu perpecahan. Karena bagaimana sifat manusia yang pasti mempunyai ego, sehingga timbulah sifat invidualisme, yang dinyana ketika sifat ini telah menguasai seseorang, maka ia akan menganggap bahwa dirinya adalah yang paling benar diantara yang lain.


Sifat inilah sebagai benih awal rasa ingin menyingkirkan ke heterogenan masyarakat Indonesia, sebagaimana yang sering kita lihat di tv, di mana terjadi kekacauan di seluruh negeri karena suatu kelompok masyarakat tidak dapat menerima kenyataan, bahwa indonesia itu sangat beragam.

 

Sebaiknya, pemerintah mengambil langkah yang tegas untuk mengatasi masalah ini, sehingga kerusakan yang diterima oleh lingkungan sekitar tidak terlalu buruk dan pemerintah harus bisa memberikan suatu peringatan yang akan dapat menimbulkan rasa jera bagi para pelaku kerusakan dan kekerasan.

 

Kita ambil contoh saja, bagaimana sebuah postingan di Instagram yang sempat viral, di mana terdapat spanduk yang bertuliskan, “Dilarang membangun gereja di daerah ini”. Walaupun, saya bukan berasal dari agama nasrani, namun hal ini tetap saja mengusik hati nurani saya, dengan penuh kesadaran dan intuitif, bahwasanya kita sebagai warga negara indonesia sudah seharusnya sadar dan paham bahwa indonesia itu beragam. Mungkin hal inilah yang belum dipahami oleh beberapa warga sehingga memicu hal hal seperti itu.

 

Selain itu, hal seperti ini tidak saja terjadi di indonesia. Contohnya, beberapa bulan yang lalu, dunia digemparkan kembali oleh statement yang dikeluarkan oleh presiden Perancis yang mengatakan, bahwa Islam disamakan dengan terorisme. Hal ini memicu amarah dari para pemeluk agama Islam, dan juga beberapa tokoh dunia di segala bidang.

 

Seperti di bidang olahraga sepak bola misalnya, gelandang tim Manchester United, yaitu Paul Pogba mengatakan bahwa, dirinya sangat kecewa atas statement yang dikeluarkan oleh presiden Perancis dan menyatakan bahwa dirinya akan mundur/pensiun dari Timnas Perancis.

 

Dari kedua kasus tersebut dapat kita tarik sebuah keimpulan bahwa, dari 7 miliar manusia yang ada di bumi, masih ada orang yang tetap tidak sadar akan adanya keanekaragaman diantara kita.

 

Sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda yang akan mebimbing negara kita ke masa depan yang lebih baik nan cerah, maka dari itu, mari kita menanamkan sifat toleransi kepada sesama kita supaya hal-hal yang tidak enak dilihat, didengar, dan dirasa, tidak akan pernah terjadi lagi.

 

Ya, meski secara tidak langsung, perbedaan dan keberagaman ini seperti kutukan yang tidak ada habisnya, bagaimana suatu konflik akan meletus bahkan merambat luas entah itu karena tersulutnya emosional dan sensitivitas SARA, dengan adanya kesadaran kolektif masyarakat Indonesia, dan juga diiringi dengan perjalanan narasi kesejarahan bangsa ini, saya yakin bahwa negara Indonesia akan damai dan tenteram.

 

Harapan dan keyakinan itulah yang semustinya kita jaga dan pelihara dalam pemikiran dan hati tiap individu manusia masyarakat Indonesia. Sekian yang dapat saya utarakan dalam kesempatan kali ini.


Sebelum saya akhiri, izinkan saya meminjam semacam quote dari salah satu Bapak Bangsa ini, “Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya. – Ir. Soekarno.


Jika ada salah kata, saya mohon maaf.  Terima kasih! Merdeka dan Jayalah Indonesia!

Indonesia dan Bayangan Kutukan Keberagaman