Air Tanah dan Masyarakat DKI Jakarta

 

                            sumber: jakartakita.com


Oleh: Safira Loveena Maharani


    Air adalah kebutuhan wajib bagi manusia yang tidak tergantikan. Air tanah merupakan air yang mengendap di dalam lapisan tanah. Air tanah juga bisa dijadikan sumber air bagi pemukiman masyarakat maupun industri. Selain air hujan dan air sungai, air tanah juga mempunyai peranan penting bagi menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air. Air tanah berasal dari air hujan, laut , dan magma.

 

Air tanah memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Air tanah bisa digunakan berbagai keperluan rumah tangga, seperti mandi, memasak, minum, dan juga mencuci. Bagi para petani yang sawahnya berada jauh dari sungai, akan membuat sumur bor untuk mengairi sawahnya. Air tanah yang berada di gua bawah tanah bisa dijadikan sebagai objek pariwisata daerah.

 

Tingkat pencemaran air di area perkotaan, seperi Jakarta bisa dibilang cukup tinggi. Jika sumber air sungai dan danau sudah tercemar akibat ulah manusia, Sumber air lain yang bisa digunakan dengan kualitas terjamin, yaitu air tanah. Air tanah bisa dijadikan sumber air karena menjalani sistem penyaringan secara alami. Pengeboran sumur air di Jakarta marak terjadi tanpa disadari masyarakat Jakarta telah mengeksploitasikan air tanah.

 

Penggunaan air tanah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah. Bisa meyebabkan penurunan permukaan tanah, seperti di Jakarta yang semakin hari, tanah di Jakarta semakin menurun akibat penggunaan air tanah yang berlebihan dan Joe Biden, Presiden AS mengatakan, Jakarta akan tenggelam 10 tahun yang akan datang. Dampak lainnya adalah pencemaran air tanah, Pengambilan air tanah secara terus menerus berisiko mencemari sumber air tanah, Maka kualitas air tanah yang semula baik akan menurun dan bisa jadi tidak dapat dipakai.

 

Data Penggunaan Air Tanah Jakarta


Berdasarkan hasil survey dari portal Statistic Sectoral Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan, bahwa penggunaan air tanah di Jakarta meningkat pada tahun 2019. Wilayah Jakarta Selatan merupakan wilayah dengan pemakaian air tanah terbanyak yaitu sekitar 4,348,123 meter kubik pada tahun 2018 dan 3,768,226 pada tahun 2019, karena di Jakarta Selatan terdapat banyak pemukiman dan perkantoran. Kepulauan seribu menjadi wilayah dengan pemakaian air tanah terendah karena air tanah di kepulauan seribu terasa asin sehingga konsumsi air tanah di pulau tersebut rendah.


Menurut peneliti Pemanfaatan Air Tanah Jakarta, potensi air tanah akuifer basin Jakarta dalam keadaan kritis, karena perimbangan antara pemakaian dan perkiraan imbuhan ala yang diterima oleh air tanah memperlihatkan perbedaan yang tipis. Ini berarti telah atau sangat dekat dengan saat pertemuan antara laju konsumsi air tanah yang naik dengan ketersediaan sumber daya yang semakin menurun. Kerucutnya depresi dan penurunan muka tanah (land subsidence) yang terjadi di Kawasan utara Jakarta memperlihatkan bahwa distribusi ekstraksi air tanah sangat tidak seimbang.


Peraturan Pengunaan Air Tanah Jakarta


Terdapat imbuhan untuk masyarakat DKI Jakarta, bahwa tahun 2023 nanti masyarakat dilarang menggunakan maupun mengambil air tanah. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sudah mengesahkan peraturan ini di Peraturan Gubernur Nomor 93 Tahun 2021. Peraturan ini berlaku bagi semua pemilik bangunan di Jakarta.


Namun, tidak semua pemilik bangunan di Jakarta dilarang untuk menggunakan air tanah. Terdapat beberapa syarat pemilik bangunan yang tidak boleh menggunakan air tanah yaitu;


•   Larangan penggunaan air tanah hanya dilaksanakan pada zona bebas air tanah. Zona tersebut dipilih berdasarkan kondisi akuifer dan jaringan air bersih perpiaan

 

• Larangan penggunaan air tanah hanya berlaku pada pemilik bangunan gedung minimal 5.000 luas lantai dan berjumlah minimal 8 lantai

 

Peraturan air tanah yang dibuat oleh pemerintah tersebut sudah cocok dan harus segera di terapkan karena melihat kondisi air tanah dan permukaan tanah di ibu kota yang sudah kritis ini. Secara perlahan pemerintah bisa memperbaiki keadaan air tanah dan semoga semua penduduk Jakarta maupun luar Jakarta khususnya daerah perkotaan  bisa dialihkan menggunakan air PAM (Perusahan Air Minum) maupun PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).

 

Tata Cara Menghemat Air


Edukasi untuk mengemat air sangat penting bagi semua orang. Sikap mengehemat air bisa ditanamkan dan diciptakan dari individu sendiri, lalu disebarkan ke orang lain. Jika di rumah kalian masih menggunakan air tanah, lebih baik untuk mengemat pemakaian air tanah tersebut. Bagi yang sudah menggunakan PAM/PDAM, mari menghemat air bagi kepentingan bersama. Berikut adalah tata cara hemat air yaitu;


Hindari Mandi Dalam Waktu Lama


Mandi berlama-lama merupakan salah satu sumber pemborosan air. Karena saat mandi lama, kita akan lebih banyak menggunaan air. Terutama mandi menggunakan air dari keran, saat air tidak dipakai tutup keran tetap dibuka dan akhirnya air mengalir keluar dari bak. Saat mandi lebih baik menggunakan shower karena shower membatasi penggunaan air saat mandi.

 

Menampung Air Hujan


Saat hujan, kita bisa menampung air hujan yang memiliki banyak manfaat. Air hujan dapat dimanfaatkan sebagai penyiram tanaman maupun mengepel. Tetapi, jika ingin digunakan untuk mengepel lebih baik menggunakan air hujan yang bersih. Perhatikan begi tempat penampungan air hujan harus ditutup rapat-rapat karena bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk DBD jika ditampung tanpa penutup.


Gunakan Point of Use pemanas air


Kita bisa mengehemat air dengan cara memakai point of use pemanas air. Jika memakai pemanas air ini saat mandi, air panas akan langsung keluar dari shower tanpa menunggu yang dimana saat kita menunggu air panas, air yang keluar pertama-pertama akan terbuang begitu saja.

 

Menggunakan Filter Air


Jika memiliki filter air, kita bisa meminum air yang keluar dari keran langsung dengan cara disaring dengan filter air tersebut. Walaupun harganya yang cukup mahal namun, kita tidak perlu lagi membeli kemasan galon. Penggunaan filter air lebih praktis dibanding harus membeli dan membawa galon.

 

Simpulan

Bisa disimpulkan bahwa air sangat penting bagi seluruh umat manusia. Tetapi, pemakaian air yang berlebihan juga berbahaya bagi bumi kita. Seperti di Jakarta, kondisi air tanah yang sedikit demi sedikit rusak oleh manusia, lalu penurunan permukaan air tanah yang mengakibatkan Jakarta diprediksi tenggelam pada 10 tahun ke depan.


Kita sebagai umat manusia yang memiliki rasa simpati dan empati harus memikirkan keadaan air bagi anak dan cucu kita. oleh karena itu, mari mengehemat air untuk kehidupan yang akan datang.


Sumber ;

[1] Dinas perindustrian dan energi DKI Jakarta, Penggunaan Air Tanah di DKI Jakarta Meningkat di Tahun 2019, Iqsyan Iswara Putra, Hepy Dinawati, https://statistik.jakarta.go.id/penggunaan-air-tanah-di-dki-jakarta-meningkat-di-tahun-2019/, Diakses 15-11,2021 7;28 WIB


2 Samsudi, Pemanfaatan Air Tanah Jakarta, Pusat Teknologi Lingkungan, Deputi TPSA, BPP Teknologi, https://media.neliti.com/media/publications/245540-none-70ab8471.pdf, Diakses 20-11-2021 5;49 WIB


https://regional.kontan.co.id/news/tahun-2023-warga-jakarta-dilarang-mengambil-menggunakan-air-tanah

Air Tanah dan Masyarakat DKI Jakarta