Halo, Sobat setia pembaca blog
ini! Kalian di sini ada yang termasuk sobat sastra gak? Atau kalian ini pencinta
sastra jangan-jangan? Pasti deh, beberapa dari kalian ada yang suka banget nih
sama yang namanya baca novel.
Apalagi kalau novelnya sudah bergenre
Fiksi Remaja yang sedang naik daun di kalangan anak muda nih. Bukan kaum hawa
aja yang suka baca novel, ternyata di zaman sekarang tuh banyak juga kaum adam
yang suka nih sama yang namanya novel. Namun,
tentu aja bagi kaum hawa dan kaum adam ada perbedaan dalam pemilihan genre
cerita.
Biasanya sih kaum adam atau para lelaki
ini lebih suka baca novel yang isinya horor, misteri atau petualangan gitu gak
sih?
Nah, pasti kalian sudah bisa tebak kan
pembahasan kali ini tentang apa? Yap, pembahasan kali ini bakal tentang dunia
sastra atau literasi nih. Atau lebih tepatnya tema tulisan kali ini adalah Tips
Menulis Novel Cepat dan Terhindar dari Block Writer.
Bagi seorang penulis, block writer atau
kebuntuan menulis ini hal yang sangat mengganggu banget pastinya kalau semangat
menulis sedang membara. Bahkan,
biasanya ada penulis yang mengalami block writer hampir berbulan-bulan
dan membuat pembacanya ter-ghosting. Hayo, ngaku siapa yang suka nge-ghosting
di sini?
Tapi tenang! Bagi kalian para penulis
atau calon-calon penulis, kali ini aku bakal bagiin tips yang dijamin ampun dan
jitu. Apa saja sih tips-nya? Yuk disimak!
Membuat Premis
Yap, langkah pertama sebelum kalian
menulis novel itu sebaiknya kalian membuat premis cerita kalian dulu nih.
“Premis itu apa sih?”
Jadi, premis itu adalah inti dari sebuah
cerita. Nah, premis ini umumnya berisi tentang gambaran garis besar kisah si
tokoh utama. Tujuan adanya si premis ini adalah sebagai panduan atau petunjuk
bagi kalian para penulis agar tak tersesat saat sedang menulis naskah kalian.
“Premis itu kayak gimana?”
Premis ini umumnya berisi empat kunci
atau rumus utama. Kayak fisika aja ya ada rumusnya?
Nah, rumus premis ini tak lain dan tak
bukan adalah seperti di bawah ini:
Tokoh
– Tujuan Tokoh – Hambatan Tokoh – Solusi Tokoh
Contoh
sederhananya seperti ini:
Elena adalah seorang putri dari kerajaan
besar di Inggris, ia ingin sekali belajar menggunakan senjata, khususnya
pedang. Namun,
aturan kerajaan tak membolehkan seorang putri untuk memegang senjata. Hingga
suatu hari, terjadi penyerangan di istana, Elena pun turut membantu prajurit
untuk mengalahkan musuh. Sebagai hadiah dari ayahnya, Elena diberikan kebebasan
untuk berlatih pedang seperti pangeran lainnya.
Membuat Outline Cerita.
Nah, lanjut ke nomor dua nih, yaitu
membuat outline cerita atau kerangka cerita per bab.
Biasanya, banyak penulis yang membuat kerangka
cerita sebelum hendak mengeksekusi naskahnya. Jadi, kerangka cerita ini dibuat
per bab yang menggambarkan inti kejadian yang akan terjadi di bab itu.
Biasanya, kerangka cerita ini memuat apa yang
akan terjadi pada tokoh utama, kapan terjadinya, dan informasi pengembang
cerita penting lainnya. Fungsinya buat apa sih? Kerangka cerita ini berfungsi
sama seperti premis, sebagai petunjuk arah bagi penulis agar tak tersesat dan
buntu ide.
Jadi, kalau kalian buntu ide saat hendak
menulis bisa langsung cek outline aja!
Contoh sederhananya seperti ini:
• Bab 1: Elena mengambil pedang
secara sembunyi-sembunyi di ruang latihan saat tengah malam.
• Bab
2: Setelah mengambil pedang, Elena berlatih pedang di hutan bagian utara
istana, tetapi ternyata ia ketahuan oleh saudara laki-lakinya.
Nah, sekarang udah tahu kan kerangka
cerita itu kayak gimana? Jadi, sebelum memulai cerita kalian jangan lupa susun
kerangka dulu, ya!
Menulis Dulu, Revisi Nanti!
Tips yang ketiga ini adalah yang paling
utama bagi seorang penulis, apalagi untuk menghindari kebuntuan dalam menulis.
Banyak dari penulis pemula yang
melakukan kesalahan fatal dengan melakukan revisi yang bersamaan saat naskah
masih berstatus on going atau belum tamat. Sehingga, biasanya pikiran
para penulis itu jadi terbagi dua. Kalian bakal pusing pikir revisian dan
lanjutan cerita kalian yang udah ditagih sama pembaca.
Juga, revisi sambil menulis itu nyatanya
hal yang sia-sia belaka loh, atau kurang berpengaruh dengan perbedaan naskah
sebelum dan sesudah di revisi. Alasannya sederhana, karena pikiran kita saat
itu masih fokus dan diisi dengan naskah yang baru saja kalian ketik.
Sehingga biasanya saat kalian merevisi
itu kalian gak menemukan banyak kesalahan dalam penulisan, baik itu berupa
PUEBI, atau alur cerita.
Jadi, kalian lebih baik menulis dulu
sebisa kalian sampai cerita itu mendapatkan kata tamat, gas aja terus sampai
tamat sesuai dengan kerangka yang sudah kalian buat. Nah, setelah itu kalian
istirahat dulu dalam menulis sekitar satu hingga dua bulan.
Setelah otak kalian lebih segar setelah
berlibur dari tulisan kalian, baru deh kalian sentuh lagi naskah kalian dan
mulai revisi dari awal. Pasti rasanya beda banget dengan saat revisi bersamaan
saat menulis juga revisi setelah liburan dulu.
Perbanyak Membaca
Nah, sebagai seorang penulis membaca itu
seperti dasarnya banget sebelum kalian memulai karier sebagai seorang penulis.
Aku pernah dengar, kalau katanya seorang penulis tidak akan menjadi penulis kalau
tidak pernah membaca.
Karena, dengan banyak membaca kalian
bakal bisa menemukan hal-hal baru, kosa kata baru, pemikiran baru dan ide-ide
baru yang bagus buat tulisan kalian.
Membaca ini juga bisa kalian lakukan
sebagai pengisi waktu saat berlibur setelah menyelesaikan naskah, jadi saat
merevisi nanti kalian akan bisa membuat sesuatu yang lebih wah dan fresh dari
naskah kalian sebelumnya.
Usahakan kalian membaca novel-novel
hasil terbitan penerbit yang sudah mayor atau terkenal, karena biasanya
penerbit mayor itu mempunyai ciri khas tersendiri dalam naskahnya dan tidak mainstream
dalam mengambil tema.
Juga, penerbit mayor sangat minim dalam
kesalahan aturan penulisan atau PUEBI. Jadi, kalian juga bisa belajar
sedikit-sedikit tentang penggunaan tanda baca, kapital, dan aturan penulisan
lainnya. Eits, tapi bukan berarti buku terbitan penerbit indie juga gak bagus
loh, ya!
Ini hanya sekadar saran saja bagi kalian.
Revisi
Last, saatnya
merevisi naskah kalian setelah beristirahat dan belajar yang panjang nih. Tentunya
biar naskah kalian lebih layak baca dan bisa mencuri-curi hati editor yang gak
sengaja singgah di cerita kalian buat menilai dan mencari naskah untuk
diterbitkan.
Apa aja sih yang harus direvisi dalam
sebuah naskah? Yuk lihat beberapa poin yang menjadi titik revisi naskah.
• Identifikasi plot hole
• Aturan penulisan (Tanda baca, huruf
kapital, dll)
• Kalimat tidak baku atau tidak efektif
• Pengembangan karakter utama
• Penggambaran latar yang detail
• Menghapus bagian yang tidak penting
Nah, itu tadi lima Tips Menulis Novel
Cepat dan Terhindar dari Block Writer yang dijamin ampuh bagi kalian
penulis pemula, dan calon penulis sukses.
Jadi, bagaimana? Kalian tertarik untuk
mencoba tips-tips yang aku berikan? Semoga aja kalian tertarik, ya!
Buat kalian yang masih belajar dalam
dunia literasi ini, terus semangat dan jangan pernah menyerah untuk terus
berkarya! Hindari plagiarisme dan hal-hal yang merugikan dunia kepenulisan ini.
Jadilah bermanfaat bagi orang lain lewat tulisan hebat yang kalian hasilkan.
Teruslah
menulis hingga karya kalian dikenang oleh banyak orang, bahkan jika kalian
telah tiada di dunia ini.