Tips Menulis Novel dan Terhindar dari Block Writer

oleh: Rahmania Puspa Ningrum


    Halo, Sobat setia pembaca blog ini! Kalian di sini ada yang termasuk sobat sastra gak? Atau kalian ini pencinta sastra jangan-jangan? Pasti deh, beberapa dari kalian ada yang suka banget nih sama yang namanya baca novel.


Apalagi kalau novelnya sudah bergenre Fiksi Remaja yang sedang naik daun di kalangan anak muda nih. Bukan kaum hawa aja yang suka baca novel, ternyata di zaman sekarang tuh banyak juga kaum adam yang suka nih sama yang namanya novel. Namun, tentu aja bagi kaum hawa dan kaum adam ada perbedaan dalam pemilihan genre cerita.


Biasanya sih kaum adam atau para lelaki ini lebih suka baca novel yang isinya horor, misteri atau petualangan gitu gak sih?


Nah, pasti kalian sudah bisa tebak kan pembahasan kali ini tentang apa? Yap, pembahasan kali ini bakal tentang dunia sastra atau literasi nih. Atau lebih tepatnya tema tulisan kali ini adalah Tips Menulis Novel Cepat dan Terhindar dari Block Writer.


Bagi seorang penulis, block writer atau kebuntuan menulis ini hal yang sangat mengganggu banget pastinya kalau semangat menulis sedang membara. Bahkan, biasanya ada penulis yang mengalami block writer hampir berbulan-bulan dan membuat pembacanya ter-ghosting. Hayo, ngaku siapa yang suka nge-ghosting di sini?


Tapi tenang! Bagi kalian para penulis atau calon-calon penulis, kali ini aku bakal bagiin tips yang dijamin ampun dan jitu. Apa saja sih tips-nya? Yuk disimak!


Membuat Premis


Yap, langkah pertama sebelum kalian menulis novel itu sebaiknya kalian membuat premis cerita kalian dulu nih.


“Premis itu apa sih?”


Jadi, premis itu adalah inti dari sebuah cerita. Nah, premis ini umumnya berisi tentang gambaran garis besar kisah si tokoh utama. Tujuan adanya si premis ini adalah sebagai panduan atau petunjuk bagi kalian para penulis agar tak tersesat saat sedang menulis naskah kalian.


“Premis itu kayak gimana?”


Premis ini umumnya berisi empat kunci atau rumus utama. Kayak fisika aja ya ada rumusnya?


Nah, rumus premis ini tak lain dan tak bukan adalah seperti di bawah ini:


Tokoh – Tujuan Tokoh – Hambatan Tokoh – Solusi Tokoh


Contoh sederhananya seperti ini:

Elena adalah seorang putri dari kerajaan besar di Inggris, ia ingin sekali belajar menggunakan senjata, khususnya pedang. Namun, aturan kerajaan tak membolehkan seorang putri untuk memegang senjata. Hingga suatu hari, terjadi penyerangan di istana, Elena pun turut membantu prajurit untuk mengalahkan musuh. Sebagai hadiah dari ayahnya, Elena diberikan kebebasan untuk berlatih pedang seperti pangeran lainnya.


Membuat Outline Cerita.


Nah, lanjut ke nomor dua nih, yaitu membuat outline cerita atau kerangka cerita per bab.


Biasanya, banyak penulis yang membuat kerangka cerita sebelum hendak mengeksekusi naskahnya. Jadi, kerangka cerita ini dibuat per bab yang menggambarkan inti kejadian yang akan terjadi di bab itu.


Biasanya, kerangka cerita ini memuat apa yang akan terjadi pada tokoh utama, kapan terjadinya, dan informasi pengembang cerita penting lainnya. Fungsinya buat apa sih? Kerangka cerita ini berfungsi sama seperti premis, sebagai petunjuk arah bagi penulis agar tak tersesat dan buntu ide.


Jadi, kalau kalian buntu ide saat hendak menulis bisa langsung cek outline aja!


Contoh sederhananya seperti ini:

• Bab 1: Elena mengambil pedang secara sembunyi-sembunyi di ruang latihan saat tengah malam.


Bab 2: Setelah mengambil pedang, Elena berlatih pedang di hutan bagian utara istana, tetapi ternyata ia ketahuan oleh saudara laki-lakinya.


Nah, sekarang udah tahu kan kerangka cerita itu kayak gimana? Jadi, sebelum memulai cerita kalian jangan lupa susun kerangka dulu, ya!


Menulis Dulu, Revisi Nanti!

Tips yang ketiga ini adalah yang paling utama bagi seorang penulis, apalagi untuk menghindari kebuntuan dalam menulis.


Banyak dari penulis pemula yang melakukan kesalahan fatal dengan melakukan revisi yang bersamaan saat naskah masih berstatus on going atau belum tamat. Sehingga, biasanya pikiran para penulis itu jadi terbagi dua. Kalian bakal pusing pikir revisian dan lanjutan cerita kalian yang udah ditagih sama pembaca.


Juga, revisi sambil menulis itu nyatanya hal yang sia-sia belaka loh, atau kurang berpengaruh dengan perbedaan naskah sebelum dan sesudah di revisi. Alasannya sederhana, karena pikiran kita saat itu masih fokus dan diisi dengan naskah yang baru saja kalian ketik.


Sehingga biasanya saat kalian merevisi itu kalian gak menemukan banyak kesalahan dalam penulisan, baik itu berupa PUEBI, atau alur cerita.


Jadi, kalian lebih baik menulis dulu sebisa kalian sampai cerita itu mendapatkan kata tamat, gas aja terus sampai tamat sesuai dengan kerangka yang sudah kalian buat. Nah, setelah itu kalian istirahat dulu dalam menulis sekitar satu hingga dua bulan.


Setelah otak kalian lebih segar setelah berlibur dari tulisan kalian, baru deh kalian sentuh lagi naskah kalian dan mulai revisi dari awal. Pasti rasanya beda banget dengan saat revisi bersamaan saat menulis juga revisi setelah liburan dulu.


Perbanyak Membaca

Nah, sebagai seorang penulis membaca itu seperti dasarnya banget sebelum kalian memulai karier sebagai seorang penulis. Aku pernah dengar, kalau katanya seorang penulis tidak akan menjadi penulis kalau tidak pernah membaca.


Karena, dengan banyak membaca kalian bakal bisa menemukan hal-hal baru, kosa kata baru, pemikiran baru dan ide-ide baru yang bagus buat tulisan kalian.


Membaca ini juga bisa kalian lakukan sebagai pengisi waktu saat berlibur setelah menyelesaikan naskah, jadi saat merevisi nanti kalian akan bisa membuat sesuatu yang lebih wah dan fresh dari naskah kalian sebelumnya.


Usahakan kalian membaca novel-novel hasil terbitan penerbit yang sudah mayor atau terkenal, karena biasanya penerbit mayor itu mempunyai ciri khas tersendiri dalam naskahnya dan tidak mainstream dalam mengambil tema.


Juga, penerbit mayor sangat minim dalam kesalahan aturan penulisan atau PUEBI. Jadi, kalian juga bisa belajar sedikit-sedikit tentang penggunaan tanda baca, kapital, dan aturan penulisan lainnya. Eits, tapi bukan berarti buku terbitan penerbit indie juga gak bagus loh, ya!


Ini hanya sekadar saran saja bagi kalian.

Revisi

Last, saatnya merevisi naskah kalian setelah beristirahat dan belajar yang panjang nih. Tentunya biar naskah kalian lebih layak baca dan bisa mencuri-curi hati editor yang gak sengaja singgah di cerita kalian buat menilai dan mencari naskah untuk diterbitkan.


Apa aja sih yang harus direvisi dalam sebuah naskah? Yuk lihat beberapa poin yang menjadi titik revisi naskah.


• Identifikasi plot hole


• Aturan penulisan (Tanda baca, huruf kapital, dll)


• Kalimat tidak baku atau tidak efektif


• Pengembangan karakter utama


• Penggambaran latar yang detail


• Menghapus bagian yang tidak penting


Nah, itu tadi lima Tips Menulis Novel Cepat dan Terhindar dari Block Writer yang dijamin ampuh bagi kalian penulis pemula, dan calon penulis sukses.


Jadi, bagaimana? Kalian tertarik untuk mencoba tips-tips yang aku berikan? Semoga aja kalian tertarik, ya!


Buat kalian yang masih belajar dalam dunia literasi ini, terus semangat dan jangan pernah menyerah untuk terus berkarya! Hindari plagiarisme dan hal-hal yang merugikan dunia kepenulisan ini. Jadilah bermanfaat bagi orang lain lewat tulisan hebat yang kalian hasilkan.


Teruslah menulis hingga karya kalian dikenang oleh banyak orang, bahkan jika kalian telah tiada di dunia ini.
 

Tips Menulis Novel dan Terhindar dari Block Writer