Gladiator Colosseum

oleh: Yvonne Maurafayza Kurniawan


    Colosseum adalah Amfiteater besar yang menyelenggarakan acara  permainan gladiator. Colosseum, juga bernama Flavian Amphitheatre, dibangun di Roma, Italia, pada masa pemerintahan kaisar Flavia sebagai hadiah kepada orang—orang Romawi.


Asal mula penamaan gedung ini didasari oleh nama sebuah patung di area bangunan. Tinggi patung ini 40 meter atau dalam hitungan kaki setara dengan 130 kaki. Patung ini merepresentasikan Colossus, yaitu bentuk ulang dari pengganti Nero. Nero sendiri adalah perwakilan Dewa Matahari orang—orang Roma yang dikenal dengan nama Sol. Mereka menambahkan mahkota matahari ke patung Colossus untuk menyempurnakan maknanya mewakili pengganti Dewa Matahari. Di Italia sendiri ada nama lain yang disematkan ke bangunan Colosseum, yaitu Il Colosseo. Dalam bahasa Roma di sebut ‘Le Colisee’ serta ‘El Coliseo’.


Colosseum dibangun pada tahun 70 M, tepatnya setelah Kekaisaran Romawi menaklukkan Yudea atau Yerusalem. Tidak ingin pulang dengan tangan kosong, kaisar Vespasianus membawa pulang harta rampasan perang ke Roma. Bukan hanya senjata atau emas, kaisar Vespasianus juga mengambil sejumlah artefak dari kuil—kuil Yahudi. Setelah sampai di Roma, sang kaisar memutuskan untuk menggunakan artefak - artefak itu dan membangun sebuah Amfiteater untuk rakyatnya. Pembangunan Amfiteater ini membutuhkan waktu sepuluh tahun, dan baru selesai pada tahun 80 M. Selain membawa pulang harta rampasan perang, kaisar Vespasianus juga membawa serta 100 ribu tawanan perang ke Roma, Italia. Di kota Roma, para tawanan ini di jadikan budak dan dipekerjakan dalam proyek pembangunan Colosseum. Bukan hanya dipaksa untuk menyeret batu —batu yang berat dari Tivoli ke Roma, para pekerja juga tidak mendapatkan bayaran atas pekerjaannya. Selain dikerjakan oleh para budak, penduduk kota Roma juga berpartisipasi dalam pembangunan Colosseum. Namun, bukan sebagai pekerja kasar, melainkan sebagai arsitek, pekerja seni, dan posisi lainnya yang memiliki kedudukan lebih tinggi.


Sebagai sebuah bangunan milik warga kota, badan bangunan Colosseum dirancang dengan ukuran besar. Tingginya mencapai 48 meter, panjang 188 meter, serta lebar nya 156 meter. Keseluruhan bangunan memiliki luas 2 hingga 5 hektar. Colosseum dibangun dengan bentuk bundar atau elips. Perancangnya tidak menghendaki pemain pertarungan kabur tiba—tiba dan mendapatkan celah untuk berhasil melarikan diri ke bagian sudut bangunan. Sementara itu, para penonton akan tetap aman dengan tetap menjaga jarak dengan arena utama pertarungan.


Dengan kapasitas 87 ribu penonton, Colosseum memiliki 80 pintu masuk. Meski begitu, hanya ada 76 pintu yang bisa digunakan oleh rakyat biasa. Sedangkan empat pintu lainnya adalah pintu khusus yang digunakan oleh kaisar, pejabat, juga para gladiator yang akan bertarung. Para kaisar dan pejabat menggunakan pintu di sebelah selatan dan utara untuk memasuki arena. Dua pintu lainnya adalah pintu untuk para gladiator. Pintu pertama terletak di sebelah timur, dikenal dengan nama Gerbang Kehidupan, di mana gladiator yang akan bertarung memasuki arena melalui pintu ini. Sebaliknya, pintu barat adalah Gerbang Kematian, di mana gladiator yang meninggal setelah pertempuran dibawa keluar.


Jika sekarang dijadikan destinasi pariwisata, dulu Colosseum merupakan tempat hiburan sekaligus juga tempat eksekusi bagi para narapidana. Acara akan di mulai dengan parade hewan liar atau perburuan yang diikuti oleh para bangsawan pada pagi hari. Pada siang hari, Colosseum berubah jadi tempat eksekusi, di mana para narapidana akan diikat dan menjadi sasaran hewan buas. Sedangkan pada sore hari, barulah Colosseum berubah jadi arena gladiator. Sebagian besar pejuang yang bertempur di depan penonton Colosseum adalah laki—laki (meskipun ada beberapa gladiator perempuan). Gladiator umumnya adalah budak, penjahat yang dihukum, atau tawanan perang.


Colosseum sendiri terakhir digunakan pada tahun 435 M, untuk pertandingan gladiator. Dan, selama 350 tahun masa pemakaiannya, Colosseum diperkirakan telah menelan korban hingga setengah juta jiwa, baik itu para gladiator yang tewas dalam pertandingan atau para narapidana yang dihukum mati di tempat ini. Bukan hanya manusia yang jadi korban keganasan pertandingan gladiator di Colosseum, nasib hewan liar nya pun tidak kalah tragis. Pada awal pembukaannya tahun 80 M, kaisar Titus (putra kaisar Vespasianus) mengadakan pertandingan gladiator selama 100 hari penuh. Hasilnya, sekitar 9.000 hewan mati selama pertandingan dan 5.000 di antaranya mati dalam waktu satu hari. Tiga puluh tahun kemudian, kaisar Trajan melakukan pertandingan selama 123 hari yang menewaskan sekitar 11.000 hewan. Diperkirakan sekitar satu juta hewan mulai dari singa, jaguar, gajah, beruang, hingga kuda nil mati karena terluka parah selama pertandingan ini berlangsung.


Saat ini untuk masuk ke Colosseum,  para turis akan dikenakan biaya yang cukup mahal. Namun, pada masa peradaban Romawi kuno, siapa pun bisa masuk dan menyaksikan pertandingan gladiator secara gratis, dengan catatan mereka adalah orang Romawi. Selain itu, para pengunjung juga bisa mendapatkan makanan dan minuman secara cuma—cuma. Meski gratis, pengunjung yang datang tidak bisa bebas memilih tempat duduknya. Rakyat Roma membangun Colosseum dengan banyak tingkatan tempat duduk. Tempat duduk di dalam Colosseum dibagi berdasarkan status dan golongan seseorang dalam pergaulan sosial kemasyarakatan. Mereka yang memiliki darah bangsawan atau jabatan tinggi akan duduk di dekat arena. Sedangka,  rakyat biasa akan duduk di kursi paling atas.


Colosseum tetap aktif selama lebih dari 500 tahun. Pertandingan terakhir yang tercatat dalam sejarah dirayakan pada abad ke-6. Pada abad ke-6 tersebut, Colosseum telah mengalami penjarahan, gempa bumi, dan bahkan pemboman selama Perang Dunia Kedua. Menunjukkan naluri bertahan hidup yang hebat, Colosseum digunakan selama beberapa dekade sebagai gudang, gereja, kuburan, dan bahkan kastil untuk kaum bangsawan. Pada abad ke-20, hampir dua pertiga dari bangunan aslinya telah hancur. Namun demikian, proyek restorasi di mulai pada 1990-an untuk memperbaiki Colosseum. Meskipun dua pertiga dari Colosseum asli telah di hancurkan dari waktu ke waktu, Amfiteater tetap menjadi tujuan wisata yang populer, serta simbol ikon Roma dan sejarahnya yang panjang dan penuh gejolak.


Colosseum adalah simbol utama Roma. Ini adalah konstruksi yang mengesankan, dengan sejarah hampir 2.000 tahun. Saat ini Colosseum, bersama dengan Kota Vatikan, merupakan atraksi wisata terbesar di Roma. Setiap tahun, 6 juta wisatawan mengunjungi nya. Pada 7 Juli 2007, Colosseum menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern.


Colosseum buka dari pukul 10:30 hingga 16:30 dari Senin sampai Jumat dan tutup pada hari Sabtu dan Minggu. Tiket masuk umum dan tur dapat di beli secara online seharga €16 ($19,21) ditambah biaya pemesanan €2 ($2,40). Jika tidak ingin membeli tiket secara online, dan antrean di lokasi cukup panjang, pengunjung bisa membeli tiket masuk di Bukit Palatine. karena biasanya ada lebih sedikit orang di sana dan biaya masuknya digabungkan. Cara lain untuk menghindari antrean adalah dengan membeli “Roma Pass”, kartu diskon yang menawarkan tiket masuk gratis ke Colosseum tanpa harus mengantre.


Dan, cara terbaik untuk melewati antrean saat memasuki dan mengenal monumen terkenal secara detail, adalah dengan mengikuti tur berpemandu. Yang ini, mengunjungi Colosseum, Roman Forum, dan Palatine Hill, melewati batas dan dengan pemandu lokal yang ahli.


Sumber :

https://www.britannica.com/topic/Colosseum


https://www.history.com/topics/ancient-history/colosseum


https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/colosseum/


https://www.idntimes.com/science/discovery/lia-89/fakta-mengerikan-seputar-colosseum-c1c2


https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-colosseum


https://www.rome.net/colosseum


https://www.lonelyplanet.com/italy/rome/attractions/colosseum/a/poi-sig/1160430/359975
 

Gladiator Colosseum