Bulgogi: Sejarah Kuliner Korea dan Lidah yang Selalu Menagih

                   Sumber: https://www.mamasuka.com/
 

Oleh: Yvonne Maurafayza Kurniawan, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


    Saus Bulgogi (di ucapkan Bul-gol-gi) adalah bagian dari hidangan Korea populer yang dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia. Ini telah menjadi bagian dari 'Gelombang Korea' yang mulai membawa kuliner khas Korea ke arus utama popularitas.

 

Bulgogi berasal dari kata Bul () yang berarti ‘api’ dan juga Gogi (고기) yang berarti ‘daging’. Jadi, terjemahan langsung Bulgogi adalah daging api. Bulgogi merupakan hidangan daging sapi yang diiris tipis dan telah dibumbui, lalu dimasak dengan cara dipanggang. Di wilayah selatan, ada dua jenis Bulgogi yang cukup popular, yakni Gwangyang dan Eonyang. Gwangyang Bulgogi dibuat dengan daging yang lebih tipis, dibumbui sesaat sebelum dibakar, dan dibakar di atas bara sehingga menghasilkan aroma unik dalam daging. Sementara, Eonyang Bulgogi terbuat dari daging cincang yang direndam dalam bumbu selama beberapa hari.

 

Bulgogi ini termasuk ke dalam salah satu hidangan klasik Korea Selatan yang biasa di hidangkan di rumah. Bulgogi biasanya dibuat dengan sirloin dan potongan daging lainnya. Tetapi, bisa juga dibuat dengan ayam (Dak Bulgogi) atau babi (Dwaeji Bulgogi). Daging tersebut kemudian direndam dalam saus yang dapat bervariasi tergantung pada tradisi setempat.

 

Bulgogi menjadi kuliner khas Korea Selatan yang paling populer di mancanegara. Booming-nya Bulgogi dikarenakan rasanya yang lebih mudah diterima oleh lidah masyarakat dunia. Peter Serpico, seorang chef hidangan kontemporer di Amerika Serikat berbagi kepada Smithsonian mengenai Bulgogi dan bagaimana sejarahnya.

 

Bulgogi merupakan sajian asli penduduk pertama di Korea bernama Maek. Sekitar pada abad ke-2 sebelum masehi, masyarakat Maek, menggunakan tusuk untuk membakar daging yang telah dilumeri saus. Inilah yang disebut dengan Maekjok atau cara makan ala Maek. Maekjeok, disajikan mirip dengan sate daging. Berbeda dengan Bulgogi yang umumnya berbahan daging sapi,

 

Maekjeok lebih banyak dibuat dengan bahan daging babi. Maekjeok kemudian berevolusi menjadi Seoryamyeok, daging sapi yang direndam dalam kaldu dingin. Beberapa abad kemudian, pada era Dinasti Joseon, di awal abad ke-20, muncul lagi evolusi dari Seoryamyeok, yaitu Neobiani. Neobiani berarti irisan daging yang tebal dan lebar. Neobiani memiliki bentuk yang sangat mirip dengan Bulgogi. Neobiani tergolong makanan yang mewah pada waktu itu, karena sering dikonsumsi oleh para ningrat di Korea.

 

Sejarah mengenai mengapa Neobiani berubah menjadi Bulgogi sebenarnya agak rumit. Hal ini terkait dengan latar belakang penjajahan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Korea Selatan.

 

Singkatnya, pada 1920-an, daging sapi menjadi salah satu makanan yang populer dan banyak tersebar di dunia. Di Korea Selatan, akibat pendudukan Jepang, harga daging sapi menjadi mahal dan stoknya pun terbatas. Masyarakat Korea kemudian membuat olahan Bulgogi dengan dua jenis yang berbeda. Satu dihidangkan mirip dengan Seoryamyeok, dan satunya lagi seperti yang kita kenal sekarang ini. Pada tahun 1990-an, harga daging sapi sudah kembali normal di Korea Selatan dan Bulgogi menjadi salah satu hidangan yang langsung begitu populer. Kepopuleran Bulgogi di Amerika Serikat sebenarnya sudah jauh ada sebelum demam Korea alias Hallyu Wave.

 

Bulgogi dibawa oleh para imigran Korea Selatan yang datang ke Amerika Serikat. Dulu, agama Buddha memengaruhi Korea selama berabad-abad pada 57 SM-668 M. Buddha menjadi agama negara dan mengakibatkan muncul larangan makan daging. Sejak saat itulah 'Banchan' atau lauk nabati mulai muncul dalam tradisi masakan Korea. Setelah invasi Mongol (1231-1259) dan Korea tunduk pada aturan mereka, hidangan daging kembali menjadi budaya kuliner. Selama invasi Jepang ke Korea di tahun 1910 sampai 1945, masyarakat kekurangan daging. Hal ini membuat harga daging di pasaran melambung tinggi. Harga tersebut mulai kembali stabil pada tahun 90-an.

 

Setelah adanya undang-undang imigrasi tahun 1965, akses tidak terbatas terbuka bagi orang Asia yang memasuki Amerika Serikat. Jumlah imigran Korea melonjak hingga 2.500 persen dari tahun 1960 hingga 1980. Angka tersebut terus berlipat ganda per dekade. Para imigran Korea ini kemudian membawa Bulgogi dan Banchan bersama mereka. Jadi, meskipun ada sedikit perubahan, daging Bulgogi dan Bulgogi menjadi resep melegenda yang setua dengan zaman.

 

Bulgogi adalah kuliner berjenis Barbeque. Bulgogi dimasak di atas api terbuka, atau di atas pemanggang. Bulgogi menggunakan bumbu Gochuajang. Saus kental yang bahan utamanya adalah beras ketan dan bubuk cabai yang difermentasi. Di Korea, Bulgogi biasa di makan pakai daging, lalu digulung pakai selada dan ditambah Gochuajang.

 

Selain menggunakan tambahan selada dan Gochuajang, Bulgogi juga biasa dimakan dengan Kimchi. Kimchi adalah kuliner dengan irisan-irisan sawi putih serta taburan biji Wijen. Cara memakannya dengan meletakkan daging Bulgogi dengan Kimchi dan Gochuajang di atas daun selada kemudian dibungkus dan langsung dilahap.

 

Untuk Saus Bulgogi tradisional, dibuat dengan Bumbu Soy Sauce, lada hitam, bawang putih, gula, Minyak Wijen, dan kecap. Resep lain untuk saus Bulgogi mungkin menggunakan bahan-bahan seperti Pir Asia, anggur beras, kiwi, madu, dan pasta kacang kedelai. Apa yang membuat saus Bulgogi dan makanannya begitu popular, adalah kemampuannya yang sangat serbaguna dan dapat dibuat dengan berbagai cara. Tujuan pembuatan saus adalah untuk di jadikan bumbu perendam. Bumbu ini menambah rasa dan kelembutan yang luar biasa pada daging sapi Korea. Rasa inilah yang membuat saus ini terkenal.

 

Beberapa orang menambahkan daun bawang, bawang bombay, dan paprika hijau ke dalam hidangan atau sayuran seperti wortel dan zukini. Hidangan tradisional akan disajikan dengan selada atau daun Wijen, yang akan digunakan pengunjung untuk membungkus Bulgogi yang sudah dimasak. Bulgogi juga sering disajikan di atas alas nasi berbiji pendek atau sedang.

 

Di Korea Selatan, terdapat Burger Bulgogi siap saji, dibuat dengan saus Bulgogi dan juga pizza dengan topping Bulgogi.

 

Nilai gizinya dikatakan sangat sehat. Seperti semua makanan Asia, Bulgogi menggunakan banyak sayuran dan daging. Perasa untuk hidangan ini dibuat dengan bumbu, rempah-rempah dan minyak. Tambahan opsional seperti selada, dan nasi juga memiliki nilai gizi yang tinggi.

 

Untuk membuat hidangan ini, iris tipis daging sapi segar. Kemudian, siapkan wadah untuk mencampur semua bumbu, pastikan semua bumbu tercampur rata. Masukkan potongan daging ke dalam bumbu. Bila sudah tercampur, tutup wadah dan diamkan selama lebih kurang 1 jam. Biarkan bumbu meresap ke dalam daging.

 

Sementara itu, siapkan alat pemanggang untuk memasak daging yang telah di rendam dalam bumbu. Masak daging di atas pemanggang, tunggu, dan bolak-balik daging hingga empuk dan matangnya sempurna. Angkat daging yang telah matang dan taburi dengan Wijen atau hiasan lainnya dan selesai.

 

Makanan yang tidak hanya lezat, namun juga sangat sehat dan dapat disajikan dalam waktu singkat siap untuk dilahap.


Sumber :

https://www.easykoreanfood.com/Bulgogi-Sauce.html

 

https://amp.kompas.com/travel/read/2017/04/08/090100727/ini.dua.perbedaan.yakiniku.dan.bulgogi

 

https://pergikuliner.com/blog/serupa-tapi-tak-sama-ketahui-bedanya-yakiniku-vs-bulgogi

 

https://www.grid.id/amp/04206537/sejarah-bulgogi-kuliner-khas-korea-selatan-yang-diburu-k-poper?page=all

 

https://medium.com/kulina/cita-rasa-otentik-bulgogi-korea-4066bd1d0ff1

 

https://kumparan.com/korea-talks/mengulik-asal-usul-bulgogi-hidangan-daging-panggang-asal-korea-1534920611911011285

 

https://www.suara.com/lifestyle/2020/12/24/095159/sejarah-korean-bbq-ternyata-sudah-ada-sejak-2000-tahun-lalu?page=all

Bulgogi: Sejarah Kuliner Korea dan Lidah yang Selalu Menagih