The Bond of Brotherhood

The Bond of Brotherhood

 

            sumber: https://www.dreamstime.com/


oleh: Henry Lukas Hutagalung, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


       Ketenangan, kesunyian, inilah suasana pagi di sebuah desa yang sesungguhnya. Meski ayam berkokok, sebagian warga pun enggan terbangun dan masih tertidur lelap, dan sebagian lagi sudah melakukan aktivitas kerja di ladang. Dari kesunyian itulah melahirkan suara tangisan yang mampu membelah ketenangan desa. Tangisan seorang bayi yang telah lahir ke dalam dunia. Lalu disusul suara tangisan kedua yang lebih terdengar nyaring dan bahkan membelah semua suara yang ada, membuat warga kesal mendengarnya. Mereka berdua dinamakan Kenneth dan Jonathan. Kenneth dan Jonathan tumbuh bersama dalam desanya yang begitu tenang. Saat mereka sedang bermain di ladang, bapaknya sibuk bertani.

  

“MAINAN INI PUNYAKU!” Teriak si Jonathan kecil. “Ini punyaku!” Seru Kenneth, yang bila dilihat perawakannya begitu mungil. “BUKAN, INI PUNYA AKU!” Seru Jonathan dengan rewel dan congkak, lalu menonjok Kenneth. Kenneth pun menangis dan ayahnya mencoba memisahkan mereka. “Kenapa kamu menonjok kakakmu? Memang dia menonjok kamu?” Lanjut kata sang ayah. “Dia mengambil mainanku!” Jawab Kenneth. “Tapi itu bukan alasan buat kamu menonjok Kenneth, kamu harus belajar untuk saling berbagi.” Seloroh sang ayah kepada Jonathan yang kadung dipenuhi rasa kesal. Walaupun mereka masih saling memaafkan, ini hanyalah pertentangan pertama dalam hidup mereka. Mereka belum tahu apa yang ada di depan mereka.


Dewi malam datang. Kenneth sedang ke luar rumah, untuk mencari katak. Dalam perjalanannya, Ia melihat seorang wanita cantik jelita. Ia pun menyapanya, “Hallo” Sapa Kenneth padanya. “Hai” Seru sang gadis. “Kamu lagi ngapain malam-malam kaya gini?”. “Aku lagi mencari laron” Jawab sang gadis. “Kamu mau ikut aku?”, “Hmm… Boleh!” Mereka berdua langsung menuju ke ladang untuk mencari laron bersama. Saat sampai di ladang, Kenneth kesusahan mencari laron. “Mana laronnya?” Tanya Kenneth kebingungan. “Tunggu dulu, kau akan menyukai ini” Seru sang gadis dengan suara kecilnya. Tiba-tiba ladang menyala.


Semua laron keluar dengan cahaya beterbangan, dan sontak membuat mereka berdua terkagum-kagum. Gadis kecil mengajak Kenneth menari di ladang. Mereka menari dengan riang gembira. Bahkan keriangan tidak hanya dirasakan oleh mereka, tetapi rumput-rumput di sekitarpun ikut menari – nari sejurus kebahagiaan mereka. Setelah menari, sang gadis menangkap beberapa laron dari tangkapannya sendiri. Mereka lelah, lalu tiduran di ladang tepat di bawah sinar bulan. “Tadi seru ya”, “Iya, omong-omong namamu siapa, ya?” Tanya Kenneth. Gadis kecil itupun menjawab dengan rona pipinya yang merah persis seperti jambu. “Namaku.... Kiran, kalo namamu?”, “Namaku Kenneth, aku senang bertemu denganmu” Katanya dengan dada berdegub kencang. Di sinilah terjadi pandangan cinta pertama, mereka saling menatap wajah dengan raut wajah kebahagiaan suka cita. Akan tetapi, di mana ada cinta, pasti ada banyak tantangannya, bukan?


Setiap hari di sekolah, Kenneth selalu diejek oleh Jonathan tanpa alasan. Jonathan mengaku bahwa ia melakukan hal ini karena memang dia senang melihat kakaknya menderita. Tetapi pada dasarnya, ia melakukannya karena rasa iri. Kakaknya, selalu yang paling hebat di sekolah. Walaupun ia tidak pernah mengejek, Jonathan ingin membuktikan dirinya lebih hebat dari dia. Padahal, sering kali Kenneth membantu Jonathan, tetapi bantuannya sering ditolak. Jonathan dicemooh, diejek karena kelakuannya yang aneh. Suatu hari saat matahari tepat berada di atas kepala, keluarga sedang menyantap masakan Kenneth. “Ini Pah, ini Mah, khusus untuk kalian berdua, dan ini untukmu Jonathan”, “Gua gamau dimasakin kaya orang bayi!”, Kata Jonathan yang penuh amarah sembari melempar makanannya sampai ruang tamu. “Jonathan! Kamu ini gimana sih, kakak kamu sudah masak susah-susah, minta maaflah sekarang juga!” Sanggah Ibunya. “Huh, gua gamau minta maaf ama lu”. “Jonathan!” Minta maaf dengan Ibu sekarang juga!”, “Gamau, siapa lu nyuruh-nyuruh gua minta maaf, MINGGIR AH!” Kata Jonathan sambil mengambil pisau di dapur. “Kamu mau berantem?” Ayo berantem!” Jonathan tetiba melempar pisau pada Kenneth dan Kenneth secara cepat melindungi diri dengan tongkat sapu. Mereka berdua bertikai hingga rumah mulai terlihat berantakan.


Pertikaian mereka terhenti, karena ayah tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka. Mereka dilempar ayahnya sampai mental jauh ke ujung rumah. Mereka berdua lalu dihukum dengan hukuman seribu push up.  Tetapi, dibalik rumah yang porak-poranda karena pertikaian mereka, sang ayah melihat pelita terang, bahwa kedua anaknya mahir dalam ilmu silat. Mereka berdua pun diajarkan jurus Kung Fu, dengan tujuan menyalurkan bakat dan untuk mengontrol amarah mereka. Dan, pada akhirnya, mereka disekolahkan oleh sang ayah ke sebuah sekolah Kung Fu. Seperti biasa, adiknya selalu bolos kelas dan bahkan bermabuk-mabukkan. Sedangkan kakaknya, menjadi pemain Kung Fu terhebat di sekolah. Melihat ini, keirian dia semakin menjadi, dan dia lalu mengajak temannya ke Gudang senjata untuk latihan malam.


“Kita ngapain di sini?” Kita akan dihukum berat nanti jika melakukan ini.” Tanya teman Jonathan. “Santailah, gak bakal ketahuan kok” Kata Jonathan dengan santainya. Tiba-tiba Kenneth datang. Mereka berdua terkejut melihatnya dan teman Jonathan meminta maaf. “Kenneth, ampun aku gamau dihukum, jangan bunuh aku, aku...” “Berisik ah lu! Gausah lebay dah jadi orang. Lu ngapain disini Ken?” “Lu juga ngapain di sini, ayo kita harus pulang.” “Tunggu gua mau latihan dulu” “Lu selalu kaya gini, pas latihan bolos, pas malam latihan, itu ga bagus untuk lu, kapan lu mau berubah!” “Gua berubah sesuai keinginan gua, gua pergi-pergi sesuka gua, hidup gua ya hidup gua, lu gausah ngurusin gua, GUA BISA HIDUP SENDIRI!” Tiba-tiba, terdengar suara sesak napas. Cairan merah pun bertumpahan di lantai. Kedua kakak-adik terkejut melihat teman Jonathan yang tidak sengaja ditusuk di dada. Ia jatuh ke lantai dengan tidak sadar. “JO? APA YANG TELAH KAU LAKUKAN!” Selang beberapa waktu, warga setempat menemukan mereka dan membawa Jonathan ke hadapan meja hijau. “Kamu beruntung dia masih hidup, untuk ini kau perlu hukuman” Kata hakim.

 

“Tidak hakim, ini bukan salah dia sepenuhnya, saya mengajak dia berbicara sehingga temannya seperti itu.” Sambung Kenneth dengan diiringi tangan yang begitu gemetar.  Suasana semakin tidak baik, ruangannya semakin panas, semua bukti mengarah pada Jonathan. Kenneth hanya bisa melihat dengan wajah cemas akan keadaan adiknya. “KELUARKAN DIA!” “DIA TIDAK PANTAS DI SINI, SEMUA YANG IA LAKUKAN TIDAK BERGUNA BAGI KESEJAHTERAAN DESA INI!” Teriak warga desa dengan amarah. Kenneth merasa tidak berguna, tidak dapat mencari jalan keluar untuk adiknya. Ia melihat Jonathan, yang tampaknya cemas dan takut.  “Hukumanmu sudah pasti, warga desa telah setuju untuk membinasakan kamu dan melemparkanmu ke dunia luar desa dan takkan membiarkan kamu kembali kesini.” Teriak sang hakim sambil memukulkan palunya.


Sebagai pilihan terakhir, Jonathan menatap Kenneth dengan wajah penuh melas, Ia meminta tolong. Kenneth melihatnya, hatinya berdebar-debar. Ia takut akan jalan yang harus ia pilih. “Maaf adikku, keputusan ini tidak dapat diganggu gugat”. Jonathan terkejut mendengar jawaban kakaknya. Wargapun mengarak Jonathan ke pintu desa. Ketika sampai di gerbang desa, warga desa mengejek dia, Jonathan pun membalas cercaan mereka. “Kalian semua manusia bodoh, suatu hari kalian akan menyesali perbuatan ini”. Warga lain hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dia. Jonathan pun menatap Kenneth, matanya yang tajam menusuk jiwa Kenneth, dan dalam kesombongannya, ia berkata; “Suatu hari, aku akan kembali, dan aku akan kembali lebih kuat darimu, dan kau akan melihat, ketika saat itu tiba aku akan membuat kamu menderita dan merasakan kesakitanku”. Jonathan melihat kakaknya dengan tatapan syarat penuh dendam dan perlahan ia pergi meninggalkan desa tempat kelahirannya. Kenneth takut akan perkataan sumpahnya. Ia tahu adiknya menderita. Ia tahu bahwa adiknya terkucilkan, sedih dan marah mengarungi perasaanya. Dan, tak tahu harus apa dan bagaimana.


Bunga berwarna merah muda bermekaran, matahari tepat berada di atas kepala. Kenneth dan Kiran telah bersumpah untuk menemani satu sama lain hingga akhir hayat. Dalam kebahagiaan Kenneth, Ia tak sengaja melihat kursi yang kosong dan tak ada yang menduduki. Ia mencoba meredam rasa sedih ini, sebab ia tidak melihat adiknya yang di mana seharusnya datang menjadi teman yang terbaik padanya. Dalam rasa sedih, Ia juga masih takut akan bayang-bayang sumpah serapah yang dilontarkan adiknya. Ia cemas akan keluarganya yang baru. Ia sadar bahwa jika adiknya berani bertatap muka dengannya, ia tahu keluarganya pasti akan terikat jeratan masalah antara dia dengan adiknya. Waktu telah lama berselang.


Kenneth menjadi sang pengharum desa. Usahanya semua disenangi warga. Tapi dengan semua kesenangannya, dan segala pujian, ia tetap tidak bisa lepas dari baying masa lalunya. Setiap malam ia terbangun, memikirkan kengerian yang akan ditimbulkan adiknya. Teriakan maut warga, rumah-rumah terbakar, jeritan keluarganya yang menyakitkan, dan dari asap kegelapan keluar suatu sosok manusia dengan tawa kejinya. “AHHH!”. Kenneth terbangun dengan terkejut. “Ken, ada apa?” “Gapapa kok, hanya sakit kepala saja, bukan masalah besar ”. “Ken, ayo jujur ama aku. Kamu mimpi buruk lagi kan?”, “Kok kamu tahu?”, “Pertama, karena aku istrimu; Kedua, karena kamu sudah mengalami ini selama tiga bulan lamanya”. “Kamu tahu, apa yang akan terjadi jika dia balik? Kamu dan seluruh desa akan terancam, aku tidak bisa tenang Karin, setiap hari aku takut dia akan menginjakkan kaki lagi dan balik di tanah kelahirannya di sini”.


“Lihat saja selama ini, Ia tidak bisa balik masuk ke desa ini, dan lagipula jika dia balik, kita bisa menghadapinya bersama-sama, kamu tidak perlu menanggung beban ini sendiri”.  Kiran pun balik tidur, tetapi Kenneth masih coba menenangkan dirinya sebab masih berjibaku dengan perasaan ketakutannya. Esok hari, Kenneth pergi membantu para petani. Berjam-jam ia kerja di ladang sampai sebuah berita mengejutkan datang. “Makasih ya Ken telah membantu kita” Kata seorang petani. “Saya senang bisa membantu bapak di sini”. Saat lagi asyik berbincang, tetiba terdengar suara yang menggelegar dan diiringi oleh teriakan “KEBAKARAN! KEBAKARAN! HUTAN DESA TERBAKAR!”Teriak warga desa. “Kebakaran? Cepat bawa air dan padamkan apinya! Pak, saya pamit dulu ya”.


Kenneth bergegas ke lokasi kejadian. Saat Kenneth berlari, ia merasakan seolah-olah tiap tanah yang ia pijak berjerit-jerit kesakitan, ia melihat sekeliling pohon-pohon terbakar hingga menjadi abu, dan seluruhnya telah hangus. “Kenneth, kita menemukan sesuatu!” Teriak satu warga sambil memegang sebuah kertas yang tertempel pada sebuah pohon. “Tidaklah tinggi anak Krakatau, tapi puncaknya tetap hangat.... Memang orang Minang suka merantau; tetapi kampung halaman selalu teringat”. Mendengar kertas ancaman ini seluruh warga berkumpul di balai desa. “Ini pasti ulah Jonathan!”, “Tidak mungkin! Ia telah dibinasakan dari desa, tidak mungkin ia balik!”, “Bagaimana ini?”, “Apa yang harus kita lakukan?”. “Hei, ayolah tenang semuanya, kita tahu keadaan kita mendadak seperti ini tapi apakah ini caranya kita menyelesaikan masalah? Mungkin suamiku mempunyai ide tersendiri yang membantu” Tandas Kiran.


“Memang tahap yang pertama kita harus meningkatkan pertahanan desa, kita tidak tahu apa yang akan terjadi”. “KITA TAHU APA YANG AKAN TERJADI, KITA BAKAL MATI DI SINI” Teriak seorang warga ketakutan. Warga lain ikut mengoceh dan menggerutu dengan cemas. “Tenang semuanya, Jika adikku beneran datang kesini, yang utama perempuan dan anak-anak tetap di balai desa, kita tidak tahu apa tujuan adikku ke sini, kita tak tahu dia baik atau jahat, yang kita tahu adalah untuk mempersiapkan yang terburuk”. Ketika suasana tenang, DUAARRR! Suara ledakan terdengar di gerbang desa.


Warga mulai menjerit-jerit ketakutan, Kenneth dan para laki-laki lainnya keluar dari balai dan langsung berjalan ke gerbang. Walaupun Ia mencoba untuk bersikap seperti seorang pemimpin, di dalam hatinya berdebar dengan kencang, keringatnya mengalir deras, ia merasakan firasat buruk yang akan menimpa. Sesampainya di gerbang, gerbang tertutup kabut hitam, sesosok manusia berjalan menghampiri mereka, Kenneth melihat mimpinya menjadi kenyataan, inilah yang membuat hatinya semakin resah. Sosok itu keluar dari kabut dan semua mimpi buruk Kenneth terbuka. Adiknya telah balik ke desa selama ini. “Halo kak, bagaimana kehidupanmu, sudah lama tak ketemu?”


“Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Kenneth. “Gak ada salam ramah, gak ada pelukan, gak ada tangis bahagia, sepertinya kamu telah berubah Ken”. “Kamu sudah dilarang untuk masuk desa ini, jelaskan tujuanmu!”. “Ok, kalo lu mau kaya gitu, ya gua kaya gitu juga, jadi gausah basa-basi, gua datang untuk menjajah desa ini”. Tiba-tiba sekelompok orang muncul dari belakang dan menyerang pasukan Kenneth. “Jadi desa sebelah mengaku ini tanah kesucian mereka, dan mereka sudah mencoba untuk berbagi dengan kalian, tapi kalian kan suka membuat keputusan bodoh, jadi desa ini gua ambil secara paksa”. “Kamu ga bisa gitu, aku adalah pelindung desa! Dan aku akan melindungi desa, bahkan jika saya pun harus mati untuk melakukannya!”


Pasukan Kenneth menyerang pasukan asing dan langsung menyerang Jonathan. Dengan mudahnya Ia mengelak dan menyelengkat mereka semua dengan satu kaki. Kenneth terkejut melihat kemampuan adiknya yang sudah dua tingkat di atasnya. “Tuh kan, gua bilang apa, bodoh kalian semua, tapi kakak ga bodoh kan?”. Kenneth tanpa hasrat kasihan, ia langsung mengepal tangannya dan menyerang Jonathan. Tapi Jonathan dengan cepat menangkis, “Ah yang ini sama aja”. Jonathan melempar Kenneth darinya dan langsung menonjok dia habis-habisan. “Jonathan berhenti! Jangan serang dia lebih lanjut! Aku akan melakukan apa yang kamu mau asalkan kau biarkan dia hidup!”. “Istrimu?, Seriously bro? You need your wife to protect you? Hai desa! Lihatlah, penjagamu yang sakti giginya berkeretakan dan meringis kesakitan di tanah seperti tuna wisma! Apa yang penjagamu katakan, semua itu omong kosong! Jangan percaya!


Dia hanyalah seorang kakak yang bodoh”. “Jangan sakiti istriku, saya mohon, apapun yang kamu mau akan kuberikan, akan kubayar semuanya” Kata Kenneth  dengan bersungut-sungut. Jonathan memegang kepala Kenneth dan berbisik pada dia, “Tidak ada yang bisa membayar harga diriku yang rusak”. Ia pun menghantam kepala Kenneth ke tanah. Kenneth hanya bisa menatap warganya yang sujud padanya. Kenneth pingsan dan tidak bisa bangun lagi.


“Ahh!” Kenneth bangun terkejut. Ia bangun dalam sebuah penjara, badannya lumpuh tiada sembuh, Ia bangun dan melihat adiknya di depan jeruji. “Gimana rasanya terpukul, merasa ketakutan setiap hari, tidak bisa bangkit lagi, dan dikucilkan desa?”. “Tujuanmu, yang kau bilang tadi, itu semua bohong kan?”, “Ga juga sih” “Apa tujuanmu ke sini?” “Kalo pribadi sih, melihat kamu menderita, membuktikan aku lebih hebat, dan lihat semua perkataanku menjadi kenyataan, aku adalah manusia sempurna”. “Tidak ada yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya manusia yang ingin berusaha untuk melakukan yang terbaik”. “Kamu tahu kan itu semua omong kosong, kutipan orang berstatus tinggi”. “Bagaimana kamu bisa seperti ini Jonathan, aku tidak pernah mengajarkan kamu untuk mendendam dan penuh amarah”. “Oh, kamu tidak mengajariku, aku yang belajar sendiri, setelah menjelajahi dunia ketika keluar dari desa”. “Pendendaman adalah alang-alang di atas rumput padi”. “Pendendam adalah kekuatan, cobalah untuk belajar dari pro seperti aku”.


Jonathan meninggalkan Kenneth di penjara dengan penyesalannya. “Kenneth”, Cetus Kiran. “Kiran, apa yang kamu lakukan di sini?”, “Menyembuhkan luka-lukamu, bagaimana perasaanmu?”, “Aku takut Kiran, warga diperbudak, semuanya dipenuhi teriakan kesakitan, desa menjadi lautan api, jiwa ragaku  hancur berkeping-keping, mimpiku menjadi kenyataan”. “Janganlah takut, sejauh ini kamu adalah pria paling berani yang pernah kutemui”. “Tapi gimana aku akan mengalahkan adikku, selama waktu yang lama ia meraih ilmu silat dari pelbagai orang sakti di desa-desa, aku tidak mampu untuk mengalahkan dia”, “Mungkin kamu harus bisa melihat dari sisi lain, apa yang membuat dia tersentuh, yang membuat dia rapuh. Yang pasti bertarung bukan solusi yang pasti”. “KIRAN!” Teriak Jonathan memanggil. Kiran pergi meninggalkan Kenneth yang sedang berpikir dan merenung. Bulan pun muncul dan memantulkan sinarnya. Bintang-bintang menyalakan langit yang gelap, Kenneth melihat langit tersebut dengan rasa angkuh. Lalu tetesan air jatuh dari atas ke bajunya yang putih. Dari menatap langit dan melihat bajunya, Kenneth mendapatkan sebuah ide cemerlang yang dapat menyelmatkan adiknya. “Terus Kiran! Terus!” Seru Jonathan dan teman-temannya yang sedang mabuk. Di tengah-tengah mereka sedang memperbudak Kiran, tiba-tiba Kenneth datang dan menantang Jonathan untuk bertarung sekali lagi di bukit tempat mereka bertarung pertama kali.


Esok hari, semua warga berkumpul di lereng bukit. Mereka siap melihat siapa yang akan menang pertarungan ini. Kenneth dan Jonathan saling bertatap wajah sejurus saling menusuk jiwa. Kenneth dengan badannya yang tampak rapuh dan lunglai dan Jonathan yang badannya segar bugar. “Jonathan, aku ingin bertaruh, jika aku menang, kau akan menyerahkan desa kepadaku. Tetapi, jika aku yang kalah, desa ini milikmu selamanya, setuju?”. “Setujulah! Ayo cepetan mulai”. “Kamu yakin ingin bertarung lagi, badan kamu masih rapuh loh..” Kiran bertanya. “Sabar liat saja hasilnya nanti”.


Mereka berdua bersiap-siap dan memasang kuda-kuda di masing-masing sudut. Jonathan pun membuka pertarungan dengan pukulan langsung. Kenneth menangkis dan melakukan serangan balik. “Gua udah belajar jurus Muay Thai, Tai Chi, Silat Jepang, dan banyak lagi!”, “Dan semua itu untuk apa? Sia-sia?”, “Untuk membuatmu menderita!”.  “Kenapa kau sangat ingin melihatku menderita, apa yang telah kulakukan sehingga hatimu menjadi hitam dan busuk?”, “Kau tidak pernah perhatian denganku, setiap hari kau sibuk dengan statusmu, sementara aku, yang dicemooh, dikucilkan, ditinggalkan dan dipukuli! Maka itu, kamu harus bisa menderita!”. “Saya tahu dibalik semua itu, ada Jonathan yang ramah, baik hati, ini bukan dirimu yang sebenarnya Jonathan, REMEMBER WHO YOU ARE!” Mereka berbincang sambil berkelahi. “Kamu tidak tahu aku, kamu tidak pernah mencintai aku!”.


“Hebat, yang kamu katakan tadi adalah omong kosong. Aku tahu, dulu setiap hari kamu pulang terluka-luka dan mencoba menangis tapi menahannya. Kamu selalu ke kamarmu untuk merenung hidupmu sendiri, tapi kau bilang padaku kau lagi mengerjakan PR. Aku tahu kamu susah mempunyai teman karena kamu suka dicemooh warga”. “BERISIK KAU!” Jonathan berteriak sambil memukul Kenneth tepat di dada dan memegang badannya. Warga dan Kiran melihat dengan cemas dan mempersiapkan yang terburuk. “Yang kamu ceritakan adalah masa lalu, tetapi sekarang, aku telah menjadi lebih hebat darimu, dan akan ku buktikan padamu!”. “Kamu tidak perlu membuktikan apapun padaku, dari dulu kamu selalu lebih hebat dariku.


Ejekan dari warga, dipukuli setiap hari, kamu lebih sanggup melawan semua itu, sedangkan aku tidak mampu berhadapan dengan itu. Kamu adalah orang terkuat yang pernah kulihat. Dan dendam yang kamu simpan, keinginan untuk menghabisiku, itu semua bukan salahmu, itu semua salah aku, aku seharusnya berada di sebelahmu saat kau senang, aku seharusnya menemanimu dalam kesakitanmu, aku seharusnya mendidik kamu dalam jalan kebenaran, bukan jalan penyesalan. Itu semua salahku. Tetapi jika niat kamu memang untuk menghabisiku, maka lakukan apa turutan hatimu, aku tidak tahu apa yang ada di depan, karena aku ingin kamu tenang akan masalah ini, agar masa depan cerah bagimu”. Jonathan hanya memandang, mengangkat kepalnya, siap untuk manghajar kakaknya. Kenneth dengan tubuh yang lepuh dan muka yang lebam penuh luka-luka mengucapkan, “Sebelum kau menghabisiku, aku hanya ingin kamu tahu, kamu adikku dan aku menyayangimu sebagai kakak yang sejati dan tak ada barang takdir di dunia ini yang bisa merusak hubungan kakak dengan adik, Goodbye.... Brother. Pukulan Jonathan terhenti, Kenneth berlutut depan adiknya siap menerima akhirat, tapi ia menatap adiknya, dan melihat tangisan air mata mengucur ke bawah.


Hati Jonathan tersentuh dengan kerelaan kakaknya yang setia. Ia langsung memeluk Kenneth, “Kakak, maafkan aku kakak, adik telah salah menilai selama ini, saya harap kakak tidak marah”. “Kakak ga marah, karena kamu hilang dan telah ditemukan lagi, kamu telah balik ke jalan kebenaran. Kedua kakak adik berpelukan, pertentangan mereka selesai, warga senang, dan matahari tenggelam dalam cerita yang menakjubkan.

Baca selengkapnya »
Mitos LGBTQ dan Perbedaan Gender, Identitas Gender, dan Orientasi Seksual

Mitos LGBTQ dan Perbedaan Gender, Identitas Gender, dan Orientasi Seksual

 oleh: Nasywa Alia, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


Disclaimer: this is an open discussion and a safe place for everyone. As long as you’re not disrespecting other communities, you’re good.


LGBTQ is an acronym for Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender/Transsexual, and Queer. There are so many arguments regarding our rights, especially in Indonesia since this country is filled with religious people and they tend to disagree with it. And because our rights are unclear, it’s easier for people to violate us, verbally or physically.


But today, I’m going to talk about the things people have said about the LGBTQ+ Community that are NOT true. I’ll be explaining things in Bahasa so it’ll be easier to understand.


        Baiklah, di sini saya hanya ingin berbicara mengenai fenomena LGBTQ yang sedang ramai dibicarakan oleh khalayak ramai. Pertama-tama, ini berangkat dari keresahan saya melihat bagaimana LGBTQ dipandang sebagai bukan manusia, sub-humanism, manusia golongan ketiga, atau bahkan bisa dibilang manusia hina atau nyaris distigmasisasi bukan manusia! Kedua, saya ingin memberikan pandangan alternatif lain terhadap kebenaran yang kadung menyeruak di masyarakat, tidak lain adalah ingin membenturkan data atau fakta supaya bisa dijadikan sebagai diskursus mengenai LGBTQ ke depannya. Ketiga, tidak ada tujuan tertentu selain memberikan ruang terhadap kemajuan ilmu dan perkembangan pengetahuan yang ada demi keadilan, kenyamanan, dan keamanan kehidupan warga negara.


Beberapa hari yang lalu, saya melakukan polling di kanal media sosial instagram saya, saya memberi sebuah pertanyaan mengenai LGBTQ, dan singkat kata, saya ringkas menjadi 3 buah tema yang paling banyak ditanyakan.


1. LGBTQ adalah penyakit?

Dalam PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III) halaman 288 poin F66 tertulis “Orientasi seksual sendiri jangan dianggap sebagai suatu gangguan”. Jadi, jelas bahwa heterosexual, homosexual, atau bisexual  bukanlah gangguan karena hal tersebut merupakan orientasi seksual.


Dalam ICD 11 (International Classification of Disease 11) yang dilansir oleh WHO, transgender tidak lagi diklasifikasikan sebagai gangguan mental dan perilaku. Namun, menggolongkannya ke conditions related to sexual health dan menyebutnya sebagai gender incongruence. Arti dari gender incongruence tersebut ialah ketidaksesuaian yang mencolok dan terus-menerus antara jenis kelamin yang dialami seseorang dan jenis kelamin yang diberikan. Dr Lale Say, seorang ahli kesehatan reproduksi di Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan: "Itu dikeluarkan dari gangguan kesehatan mental karena kami memiliki pemahaman yang lebih baik bahwa ini sebenarnya bukan kondisi kesehatan mental”.


Sedangkan, apa yang dianggap sebagai penyakit? Gangguan Maturitas seksual yaitu ketidakpastian tentang identitas jenis kelaminnya/orientasi seksualnya yang menybabkan depresi, Orientasi Seksual Egoditonik yaitu Identitas jenis kelamin atau preferensi seksual tidak diragukan, tetapi individu mengharapkan yang lain, dan Gangguan Jalinan Seksual yaitu identitas jenis kelamin atau orientasi seksual yang menybabkan seoang individu sulit membangun relationship dengan orang lain


2. LGBTQ adalah penyebab bencana alam?

How do I even start… What kind of power do you think we have? Let’s look at the facts! Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Selain itu, Indonesia juga dilalui Pacific Ring of Fire yaitu jalur rangkaian gunung api paling aktif di dunia yang membentang sepanjang lempeng pasifik. Jadi, tidak heran mengapa Indonesia rentan dengan bencana alam. And if you’re a believer, semua yang terjadi di dunia ini adalah atas keputusan Tuhan.


3. LGBTQ pengaruh budaya barat?

Budaya LGBTQ+ sudah melekat pada budaya nusantara sejak lama, jauh sebelum masuknya budaya barat ke nusantara. Bisa kita lihat dari budaya suku Bugis, yang memiliki keberagaman jenis kelamin yaitu: Laki-laki (Oroane), Perempuan (Makunrai), Laki-laki yang seperti perempuan (Calabai), Perempuan yang seperti laki-laki (Calalai), dan pendeta androgini (Bissu). Mirip dengan budaya Bugis, orang Toraja mengenal gender ketiga yaitu to burake tambolang (pria yang berpakaian layaknya perempuan).


Selain itu, ada budaya tari tradisional Reog Ponorogo. Seorang warok dilarang untuk berhubungan intim dengan perempuan, karena diyakini akan menghilangkan kesaktiannya. Namun, mereka diizinkan untuk berhubungan intim dengan anak laki-laki muda (gemblak).


Oh ya, tidak lupa, saya ingin menambahkan lagi bahwa ada sedikit kekeliruan mengenai perspektif mengenai Gender, Identitas Gender, dan Orientasi Seksual. Di mana banyak sekali misleading yang menyebabkan kekacauan makna dan berujung pada kecacatan berpikir. Ketiga istilah tersebut jelas mempunyai makna yang berbeda-beda, tetapi sialnya dalam lingkungan masyarakat seolah-olah istilah itu dijadikan satu dan terhubung langsung dengan LGBTQ.


Apa Itu Gender?


Gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan. Berbeda dengan seks (jenis kelamin) yang mana lebih mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan. (Santrock, 2003:365). Sedangkan menurut Rahmawati (2004: 19), istilah gender merujuk pada karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki dan perempuan. Karakteristik dan ciri yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural tentang apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan.


Jadi, kita bisa simpulkan kalau gender itu bukan hanya sekadar laki-laki dan perempuan dalam konteks biologis belaka, tetapi melampaui itu semua, dalam ruang lingkup sosial, politik, ekonomi, dan budaya.


Apa sih Identitas Gender itu?


Identitas Gender merujuk pada penghayatan seseorang terhadap gendernya, termasuk pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan menjadi seorang pria atau wanita (Egan & Perry, 2001). Salah satu aspek identitas gender adalah mengetahui apakah anda perempuan atau laki-laki, dimana sebagian besar anak-anak dapat melakukannya pada usia sekitar 2,5 tahun (Blakemore, Berenbaun, & Liben, 2009).


So, Identitas Gender merujuk kepada hasil kontemplasi mendalam pada diri seseorang untuk memilih apakah ia menjadi laki-laki atau menjadi perempuan, tentu ini juga mmebutuhkan kedalaman berpikir yang matang serta proses waktu yang tidak cepat


Apa itu Orientasi Seksual?


Orientasi seksual adalah rasa ketertarikan secara seksual maupun emosional terhadap jenis kelamin tertentu. Orientasi seksual ini dapat diikuti dengan adanya perilaku seksual atau tidak. Misalnya seorang perempuan tertarik dengan sesama jenis namun selama hidupnya ia belum pernah melakukan perilaku seksual dengan perempuan, maka ia tetap dikatakan memiliki orientasi seksual sejenis (http://argyo.staff.uns.ac.id/files/2010/08/seks-gender-dan-seksualitas)


Kesimpulannya, Identitas Gender merujuk pada penghayatan seseorang terhadap gendernya, termasuk pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan menjadi seorang pria atau wanita (Egan & Perry, 2001). Orientasi seksual adalah rasa ketertarikan secara seksual maupun emosional terhadap jenis kelamin tertentu.


That’s it from me, I hope I did a great job explaining these topics and I also hope that you can see the LGBTQ+ Community from a different perspective. To anybody who is still closeted, you’re valid and you’re not obligated to come out, please take your time. All love, peace out. Bahwasannya Allah tidak menilai seseorang dari jenis kelaminnya, baik itu identitas gender atau orientasi seksualnya. Sebagaimana Firman Allah "Sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling bertaqwa".

Baca selengkapnya »
Sinopsis Novel “And Then There Were None”

Sinopsis Novel “And Then There Were None”


Oleh: Nabila Najlaa Cattleya, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


Judul buku: And Then There Were None


Pengarang: Agatha Christie


Penerbit: Collins Crime Club


Tahun terbit: 1939


Tebal halaman: 272 hlm


        Adakah di antara kalian yang menyukai novel dengan genre misteri? Berisi alur dengan rencana jahat yang tidak terduga dan membawa kita ke dalam sebuah imajinasi sang penulis untuk memecahkan teka-teki? Mungkin, ada juga yang bertanya, mengapa sih ada orang yang suka membaca novel dengan genre misteri? Well, tujuan novel misteri adalah untuk menciptakan rasa ketegangan kepada pembaca, sehingga sebagian besar pembaca menjadi terangsang dan tergoda untuk mencari tahu jawaban atas masalah yang dibuat penulis sebelum kita mengenal tokoh-tokoh dalam cerita. Inilah yang membuat novel misteri sangat menyenangkan dan mengasyikkan untuk dibaca.


Ada banyak sekali penulis yang menuangkan imajinasi misterinya ke dalam sebuah bentuk buku, seperti Stephen King, Dan Brown, Lee Child, Sir Athur Conan Doyle, dan tentu saja favorit saya Agatha Christie. Agatha Christie bisa dibilang adalah salah satu penulis novel yang paling terkenal di dunia. Meskipun Christie juga menulis novel bergenre roman seperti “Unfinished portrait” dan “A Daughter’s Daughter” dengan menggunakan nama samaran Mary Westmacott, tidak membuat luput kesuksesan Christie sebagai penulis cerita detektif hingga ia diganjar gelar “Queen of Crime” dan “Queen of Mystery”. Penulis kelahiran Inggris ini dikenal dengan enam puluh enam novel dan empat belas koleksi cerita pendeknya, terutama dua karakter detektif terkenal yaitu Hercule Poirot dan Miss Marple. Namun anehnya, salah satu novel yang paling terkenal Agatha Christie tidak memiliki karakter utama seperti Poirot dan Marple dalam bukunya. Buku yang dimaksud berjudul “And Then There Were None”.


Sebelum judul “And Then There Were None” terpilih, novel ini sebenarnya diliris dengan judul “Ten Litte Niggers” pada tahun 1939. Judul ini tidak terlalu bermasalah di Eropa tahun 1939 dimana the N-word ini belum terlalu dipermasalahkan. Sampai Pada pertengahan tahun 1950-an penggunaan the N-word oleh siapa pun selain orang kulit hitam dianggap sebagai penghinaan atau rasis. Salah satu judul penggantinya “Ten Little Indians” juga dianggap menyinggung bagi para Native American, sehingga pada akhirnya berganti judul “And Then There Were None” dipilih.


Novel “And Then There Were None” berbeda dengan banyak novel misteri milik Agatha Christie lainnya, karena tidak memiliki sosok detektif yang harus memecahkan teka-teki dalam novel. Novel ini berawal dengan sepuluh orang asing yang dikirimi undangan yang tidak bisa mereka tolak oleh seorang jutawan yang eksentrik. Tak satu pun dari mereka pernah bertemu atau kenal dengannya. Mereka diundang sebagai tamu akhir pekan di sebuah pulau pribadi kecil di lepas pantai Devon. Dengan tujuan dan motivasi yang berbeda-beda, kesepuluh orang itu datang ke pulau pribadi tersebut. Namun, tuan rumah mereka tidak dapat ditemukan dimana pun dan hanya merekalah yang terdapat di dalam pulau tersebut. Kesamaan yang dimiliki para tamu hanyalah masa lalu yang jahat yang tidak ingin mereka ungkapkan masing-masing.


Apa yang selanjutnya terjadi adalah hal yang mengerikan. Di tengah upaya mencari kenyamanan di pulau kecil ini, kesepuluh orang asing menerima pesan yang memberitahukan kepada mereka alasan sebenarnya mereka diundang ke pulau tersebut. Di dalam setiap kamar mansion, terdapat sajak anak-anak yang dibingkai dan digantung. Yang berbunyi:


Ten little boys went out to dine;


One choked his little self and then there were nine.


Nine little boys sat up very late;


One overslept himself and then there were eight.


Eight little boys traveling in Devon;


One said he'd stay there then there were seven.


Seven little boys chopping up sticks;


One chopped himself in half and then there were six.


Six little boys playing with a hive;


A bumblebee stung one and then there were five.


Five little boys going in for law;


One got in Chancery and then there were four.


Four little boys going out to sea;


A red herring swallowed one and then there were three.


Three little boys walking in the zoo;


A big bear hugged one and then there were two.


Two little boys sitting in the sun;


One got frizzled up and then there was one.


One little boy left all alone;


He went out and hanged himself and then there were none.


Ketika mereka menyadari bahwa pembunuhan sedang terjadi seperti yang dijelaskan dalam sajak, teror semakin meningkat dan mengerikan. Satu demi satu, kesepuluh tamu tersebut menjadi mangsa yang terbunuh secara misterius. Dengan keadaan yang terjadi, tamu-tamu yang tersisa harus bekerja sama dan memutar pemikiran mereka masing-masing untuk mencari pembunuhnya. Sebelum akhir pekan berakhir, tidak akan ada yang tersisa. Siapa yang tersisa untuk menceritakan kisah itu? Apakah ada orang kesebelas dalam pulau itu? Hanya orang mati yang tidak dicurigai, bukan?


Novel ini adalah salah satu karya terbaik Agatha Christie. Tak heran jika penulis “And Then There Were None” ini dikenal sebagai “Queen of Mystery”. Penulisan dalam novel ini dipikirkan dan diatur dengan baik sehingga jelas bahwa Christie teliti dalam pekerjaannya sebagai penulis. Kejadian umum dalam membaca novel klasik adalah mereka bisa terlalu deskriptif sehingga sulit dipahami. “And Then There Were None” tidaklah seperti itu, menurut saya novel ini memiliki panjang yang sempurna dan kata-kata yang mudah dipahami untuk sebuah novel klasik. Hanya dengan 272 halaman, buku ini langsung menarik perhatian pembaca. Ini adalah novel yang sempurna untuk orang yang mencari bacaan misteri dengan alur yang cepat namun dapat memutar otak sehingga membuat pikiran mengeras. Di sepanjang novel ini, pembaca akan memiliki banyak pertanyaan dan diberi sedikit petunjuk atau jawaban yang hampir tidak terlihat jika tidak diperhatikan dengan baik dan seksama. Tetapi pada akhirnya, saya merasa puas ketika Christie menjawab semuanya dengan cara yang sederhana.


Satu-satunya hal yang saya keluhkan dalam novel ini adalah terlalu banyak karakter. Berbagai macam perspektif sangat penting untuk menulis novel misteri seperti ini untuk meningkatkan kecurigaan antar karakter. Dengan perbedaan perspektif dan pemikiran tersebut, menurut saya sangat mudah untuk tidak sengaja mencampurkan perspektif dan suara sehingga sulit untuk membedakan setiap karakter saat membaca. Saya menyarankan untuk mencatat setiap karakter dan tingkah laku mereka agar mempermudah membedakan mereka dan masuk ke dalam alur cerita.


Kesimpulannya, “And Then There Were None” adalah novel yang sukses. Sebagian besar mudah dibaca dan diikuti serta memiliki cukup misteri dan sensasi yang menegangkan untuk membuat pembaca terhibur dari awal hingga akhir novel. Keluhan saya bukan berarti kalian tidak akan menikmati novelnya. Justru sebaliknya, tak usah diragukan dan dipertanyakan lagi bahwa novel ini adalah salah satu karya terbaik Christie. Namun, menurut saya buku ini lebih cocok untuk orang yang mempunyai ketertarikan dan suasana hati untuk membaca novel misteri. Apabila kamu adalah penggemar novel misteri, pastikan novel klasik oleh Agatha Christie ini tidak terlewat dari daftar bacamu!

Baca selengkapnya »
Hidup

Hidup

 oleh: Kania Bilqis, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


Hidup...

hidup itu seperti secarik kertas

apapun yang kita tulis itu adalah cara kita menuju sebuah klimaks

bagaimana kita mengawali sesuatu,

bagaimana kita membentuk karakter, 

bagaimana alur itu membawa kita sampai hari ini

semua itu adalah bagaimana kita menjalani hidup


Hidup…

hidup kita bagaikan jurang

saat kita sudah jatuh ke dalam jurang itu,

kita tidak mungkin jatuh tanpa bekas luka,

pasti ada satu atau dua tulang yang patah 

dan itu, membuat kita sulit untuk bangkit dan berusaha kembali ke atas

kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita

butuh orang lain untuk menyemangati kita

itu seperti saat kita secara tidak sengaja terjerumus masalah, seperti halnya kecanduan narkoba

banyak orang yang membutuhkan orang lain untuk kembali bangkit

jika mereka sendirian, mungkin mereka akan terjatuh dalam jurang yang lebih dalam dan sempit

sehingga sulit untuk diselamatkan 


hidup…

hdup itu seperti sungai

tidak perlu melawan, hanya perlu mengikuti arus

jika kita melawan, kita hanya akan semakin lelah

jika kita melawan, kita akan kembali ke tempat semula dan kembali mengikuti arus dari awal

tetapi, kita jangan terlalu jua mengikuti arus

karena setiap sungai selalu memiliki persimpangan yang mungkin membawa kita ke arah lebih baik

dan itu, tergantung pada pilihanmu

entah kamu memilih sungai yang tenang, yang berarus, yang jernih, atau yang kotor

semua itu... tergantung usahamu

Baca selengkapnya »
Resensi "Life of Pi"

Resensi "Life of Pi"

 


oleh: Sofwa Najla T. Sunanto, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


Judul: Life of Pi

Pengarang: Yann Martel

Jumlah halaman: 448 hlm

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (terjemahan)

Alih Bahassa: Tanti Lesmana

ISBN : 978-979-22-8900-8


        Pada tanggal 14 Juli 2018, saat itu angin selatan sedang berhembus, mengakibatkan tali di rakitnya putus. Aldi Novel Adilang, seorang nelayan dari  asal Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, telah hanyut dan terombang-ambing di perairan laut selama 49 hari sebelum diselamatkan oleh Kapal yang bermuatan Batu bara dari negara Jepang.


Pernahkah Anda membayangkan hanyut di tengah laut selama berhari-hari atau sampai berbulan-bulan?Dengan keterbatasan materi dan ketiadaan makanan yang cukup serta tidak adanya ketersediaan air bersih yang banyak? mungkin secara jujur, kita tidak pernah dan bahkan tidak ingin membayangkannya. Sungguh getir dan memilukan, pastinya.


Baiklah, membaca berita fenomena di atas tadi, mengingatkan saya dengan sebuah novel dari Yann Martel, penulis kelahiran Salamanca, 25 Juni 1963. Ia adalah seorang penulis berkebangsaan Kanada yang paling terkenal dengan novel pemenang Man Booker Prize judul Life of Pi.


Dari sekian banyak karya novel beliau, ada yang membuat diri saya tertarik untuk mencoba membuat ringkasan atau semacam intisari dari novel berjudul “Life of Pi


Kisah ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki India berusia 16 tahun bernama Pi, yang terombang-ambing di Samudera Pasifik dengan sekoci. Ia adalah satu-satunya yang selamat dari kapal barang Jepang, Tsimtsum yang tenggelam. Semua yang ia miliki tenggelam bersama kapal barang itu.Termasuk keluarganya.


Hanya tertinggal Hyena, Zebra, Orang utan, dan Harimau Bengal yang selamat dan menemaninya di sekoci. Dengan keluguan dan kecerdasannya Pi berusaha menyusun strategi agar ia bisa bertahan hidup dengan binatang-binatang itu di atas sekocinya.


Saat peristiwa itu terjadi, selang beberapa hari, hanya Harimau Bengal itu satu-satunya yang menemaninya di atas sekoci, Pi tidak berani membunuhnya. Karena jika ia melakukannya, ia akan merasa sendiri dan akan mudah merasa putus asa.


Keajaiban, harapan, semangat hidup, dan kekuasaan Tuhanlah yang membuat Pi bisa bertahan hidup di sekoci tersebut selama berbulan-bulan ditemani seekor Harimau Bengal.


Novel ini mengisahkan perjalanan hidup Pi. Bagaimana ia berjuang untuk hidup dan bagaimana ia merasakan kebesaran Tuhan.


###


Dari sudut pandang saya, novel ini mengisahkan bahwa semua agama itu mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama yang paling bagus atau tidak bagus, baik atau yang lebih baik, benar atau yang lebih benar, karena pada dasarnya semua agama itu mengarahkan kita untuk berbuat kebaikan.


Novel ini juga mangajarkan kita bahwa di saat kita merasa tidak punya siapapun lagi untuk bersandar, masih ada Tuhan yang akan mendengar doa dan keluh kisah kita. Cerita ini membuat kita jadi mendekatkan diri kepada Tuhan, dan - seperti yang tertulis di bagian belakang buku- membuat kita jadi percaya dengan keberadaan Tuhan.


Dari segi bahasa, novel ini menyajikan bahasa yang mudah dimengerti, walaupun ada beberapa pembahasan yang mungkin kurang bisa dipahami. Di buku ini juga terdapat banyak kata-kata indah yang bisa kita temukan dan kita kutip.


Tapi mungkin bagi beberapa orang buku ini akan membosankan, karena terlalu banyak narasi, dan hanya sedikit percakapan.


Sebagian besar latar tempat di novel ini adalah di sebuah sekoci. Bagi kalian yang mungkin sulit untuk membayangkan latarnya, bisa juga menonton filmnya, karena cerita ini sudah diangkat menjadi film. Walaupun ada banyak perbedaan antara isi novel dengan filmnya, tetapi filmnya tidak kalah bagus dan keren kok! Saya sendiri tidak terlalu paham dengan bagian-bagian sekoci ini, jadi saya menonton filmnya juga.


Buku ini bisa dibaca dari semua kalangan. Saya sendiri akan menyarankan untuk kalian semua! Karena, meskipun buku ini terkesan menegangkan -berada di sekoci bersama Harimau- tapi di sisi lain juga novel ini sangat mengharukan, juga mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa. Novel yang penuh dengan keajaiban dan kebesaran Tuhan yang maha kuasa!


Jadi, meski terdapat perbedaan antara Aldi Novel Adilang dengan Pi, mereka mempunyai satu kesamaan: hanyut di tengah perairan laut selama berbulan-bulan! Dan itu, yang tidak bisa kita bayangkan.


Selamat membaca!
Baca selengkapnya »