oleh: Sofwa Najla T. Sunanto, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta
Judul: Life of Pi
Pengarang: Yann Martel
Jumlah halaman: 448 hlm
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
(terjemahan)
Alih
Bahassa: Tanti Lesmana
ISBN : 978-979-22-8900-8
Pada tanggal 14 Juli 2018, saat itu angin selatan sedang berhembus, mengakibatkan tali di rakitnya putus. Aldi Novel Adilang, seorang nelayan dari asal Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, telah hanyut dan terombang-ambing di perairan laut selama 49 hari sebelum diselamatkan oleh Kapal yang bermuatan Batu bara dari negara Jepang.
Pernahkah Anda membayangkan
hanyut di tengah laut selama berhari-hari atau sampai berbulan-bulan?Dengan
keterbatasan materi dan ketiadaan makanan yang cukup serta tidak adanya ketersediaan
air bersih yang banyak? mungkin secara jujur, kita tidak pernah dan bahkan tidak
ingin membayangkannya. Sungguh getir dan memilukan, pastinya.
Baiklah, membaca berita fenomena
di atas tadi, mengingatkan saya dengan sebuah novel dari Yann Martel, penulis
kelahiran Salamanca, 25 Juni 1963. Ia adalah seorang penulis berkebangsaan
Kanada yang paling terkenal dengan novel pemenang Man Booker Prize judul Life
of Pi.
Dari sekian banyak karya novel
beliau, ada yang membuat diri saya tertarik untuk mencoba membuat ringkasan
atau semacam intisari dari novel berjudul “Life
of Pi”
Kisah ini menceritakan tentang
seorang anak laki-laki India berusia 16 tahun bernama Pi, yang terombang-ambing
di Samudera Pasifik dengan sekoci. Ia adalah satu-satunya yang selamat dari
kapal barang Jepang, Tsimtsum yang tenggelam. Semua yang ia miliki tenggelam bersama kapal barang itu.Termasuk
keluarganya.
Hanya tertinggal Hyena, Zebra,
Orang utan, dan Harimau Bengal yang selamat dan menemaninya di sekoci. Dengan keluguan dan
kecerdasannya Pi berusaha menyusun strategi agar ia bisa bertahan hidup dengan
binatang-binatang itu di atas sekocinya.
Saat peristiwa itu terjadi,
selang beberapa hari, hanya Harimau Bengal itu satu-satunya yang menemaninya di
atas sekoci, Pi tidak berani membunuhnya. Karena jika ia melakukannya, ia akan
merasa sendiri dan akan mudah merasa putus asa.
Keajaiban, harapan, semangat
hidup, dan kekuasaan Tuhanlah yang membuat Pi bisa bertahan hidup di sekoci tersebut
selama berbulan-bulan ditemani seekor Harimau Bengal.
Novel ini mengisahkan perjalanan
hidup Pi. Bagaimana ia berjuang untuk hidup dan bagaimana ia merasakan
kebesaran Tuhan.
###
Dari sudut pandang saya, novel
ini mengisahkan bahwa semua agama itu mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama
yang paling bagus atau tidak bagus, baik atau yang lebih baik, benar atau yang
lebih benar, karena pada dasarnya semua agama itu mengarahkan kita untuk
berbuat kebaikan.
Novel ini juga mangajarkan kita
bahwa di saat kita merasa tidak punya siapapun lagi untuk bersandar, masih ada
Tuhan yang akan mendengar doa dan keluh kisah kita. Cerita ini membuat kita
jadi mendekatkan diri kepada Tuhan, dan - seperti yang tertulis di bagian
belakang buku- membuat kita jadi percaya dengan keberadaan Tuhan.
Dari segi bahasa, novel ini menyajikan
bahasa yang mudah dimengerti, walaupun ada beberapa pembahasan yang mungkin
kurang bisa dipahami. Di buku ini juga terdapat banyak kata-kata indah yang bisa kita temukan dan kita kutip.
Tapi mungkin bagi beberapa orang
buku ini akan membosankan, karena terlalu banyak narasi, dan hanya sedikit percakapan.
Sebagian besar latar tempat di
novel ini adalah di sebuah sekoci. Bagi kalian yang mungkin sulit untuk
membayangkan latarnya, bisa juga menonton filmnya, karena cerita ini sudah
diangkat menjadi film. Walaupun ada banyak perbedaan antara isi novel dengan
filmnya, tetapi filmnya tidak kalah bagus dan keren kok! Saya sendiri tidak terlalu
paham dengan bagian-bagian sekoci ini, jadi saya menonton filmnya juga.
Buku ini bisa dibaca dari semua
kalangan. Saya sendiri akan menyarankan untuk kalian semua! Karena, meskipun buku ini terkesan menegangkan -berada di sekoci bersama Harimau- tapi di sisi
lain juga novel ini sangat mengharukan, juga mengajarkan kita untuk tidak mudah
putus asa. Novel yang penuh dengan keajaiban dan kebesaran Tuhan yang maha
kuasa!
Jadi, meski terdapat perbedaan
antara Aldi Novel Adilang dengan Pi, mereka mempunyai satu kesamaan: hanyut di
tengah perairan laut selama berbulan-bulan! Dan itu, yang tidak bisa kita
bayangkan.