Cintakan Membawamu Kembali...

oleh: Miralda, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta

    Musim panas akan segera berakhir, tergantikan oleh musim hujan. Akan tetapi, hatiku masih saja tertuju pada satu lelaki yang sudah memutuskan untuk pergi meninggalkanku. Tanpa terasa, hari demi hari terus berganti, hingga sedikit lagi waktu akan mengantarkanku di penghujung tahun.

 

Sudah 2 bulan berlalu, sejak perpisahanku dengan Rafa. Tak ada yang berbeda dengan hari-hari yang kulalui. Hatiku masih saja dipenuhi rindu untuk lelaki yang sudah mematahkan hatiku hingga berkeping-keping.

 

Aku sudah berusaha untuk melupakannya, sialnya, kenangan itu tetap saja bersarang di kepalaku. Padahal, aku sudah berusaha membuka hati untuk laki-laki lain. Aku mencoba mencari penggantinya, aku menjalani hubungan pendekatan dengan teman SMP ku, dia bernama Farhan, seorang lelaki yang baik dan banyak digemari oleh para perempuan di sekolahku. Wajar saja, dia adalah ketua OSIS saat itu.

 

Selain dia menjabat sebagai ketua OSIS, dia juga menjabat sebagai wakil paskibra, dan kebetulan aku adalah ketuanya. Setiap hari  kita selalu bersama, entah itu rapat osis atau latihan paskibra. Suatu ketika, dia menyatakan perasaannya di depan teman-temanku,

"Alda, gue ga bisa nahan perasaan gue sama lo. Ada yang mau gue omongin sebenernya, gue terpikat senyum lo dari awal kita bertemu. Ga usah basa-basi, lo mau ga jadi pacar gue?" ucap Farhan dengan ekspektasi, tetapi memasang wajah dengan menahan malu.

 

Aku pun terdiam dan tidak bisa berbicara banyak pada saat itu. Aku bingung sekali ingin menjawab apa, karena disatu sisi, aku masih mengharapkan sosok Rafa kembali dihidupku, tetapi aku tidak ingin membuat Farhan sakit hati dengan kejujuranku.

 

Akhirnya, aku meminta pertimbangan kepada teman-temanku. Tetapi, mereka selalu bicara kepadaku, bahwa, peran Farhan lah yang terbaik di hidupku. Pada akhirnya, aku butuh waktu untuk memikirkan ucapan Farhan dan pada saat itu aku menjawab, "Maaf Farhan, bukan gue ga mau sama lo, tapi gue butuh waktu untuk memikirkan itu semua."

 

Ekspresi muka Farhan beruba,  lalu dia menjawab, "Kenapa harus butuh waktu? Kalau seandainya lo masih ada perasaan sama Rafa, gue no problem kok, gue gak memaksakan itu semua, biar gue sendiri yang menerima risikonya. Emang dasarnya gue aja yang gak tau malu, udah tau hati lo gak pernah bisa gue milikin tapi tetep aja gue kekeh gimana caranya lo jadi milik gue." Dengan ekspresi raut wajah kecewa dan pemikiran emosional.

 

Setelah itu, Farhan lalu meninggalkanku dan teman-teman yang lainnya. Aku pun merasa bersalah saat itu. Hingga tiba dirumah, aku segera WhatsApp Farhan dan meminta maaf karena aku tidak bisa nerima permintaan sebagai pacarnya saat itu. Aku berusaha jujur semaksimal mungkin dan aku menjelaskan apa yang aku rasakan hingga saat ini, kalau aku masih mengharapkan Rafa kembali dalam hidupku.

 

Akhirnya, dengan rendah hati, Farhan mengerti dan menerima permintaan maafku. Aku dan dia saling bertukar cerita dan meminta solusi setelah kejadian itu. Dan, kita memutuskan untuk menjadi sahabat. Peran Farhan sangat baik di hidupku, dia membuatku merasa tenang dan selalu memberi masukan untuk selalu kuat menunggu Rafa yang dingin dan cuek itu kembali kepada ku lagi. Hingga satu ketika aku berfikir,  "Yaudahhh lahh gue nyerah buat nunggu Rafa kembali, percuma juga mencintai seseorang yang hatinya gak pernah tau buat siapa" Tetapi Farhan selalu bilang kepadaku, "Tunggu dulu dan sabar, tenangin pikiran lo, salat malem jangan sampai lepas, insyaallah yang lo mau bakal kembali di hidup lo." ucap Farhan sambil mengusap kepalaku.

 

Saat itu, aku pun semangat lagi untuk menunggu Rafa kembali. Aku melaksanakan saran dari Farhan agar salat dengan harapan Allah mendengarkan doa-doaku di sepertiga malam. Aku rutin salat malam, pada saat Minggu ke-2, aku salat malam, dan tiba-tiba berdering lah notif "TINGGGG". Saat itu, aku berpikir,  "Ahh palingan Farhan yang chating, siapa lagi kalau bukan dia”. Aku terus melanjutkan aktivitasku dan mengabaikan notifikasi yang berdering tersebut. Setelah sejam kemudian, aku melihat isi WhatsApp, ternya oh ternyata, itu adalah notif dari Rafa yang selama ini aku tunggu.  Aku sangat bahagia, dan terharu, ternyata saran dari Farhan berbuah menjadi kenyataan.

 

Rafa WhatsApp aku berawal dari basa-basi menanyakan kabarku, dan lanjut dia mengajakku untuk bertemu dengannya lagi. Selama hampir 3 bulan aku tidak berjumpa dengannya, aku merasakan seperti awal berjumpa dengannya. Aku sangat grogi dan gengsi. Hingga pada saatnya, aku bertemu dengannya. Dia menceritakan hari-harinya saat aku sudah tidak lagi bersamanya. Ternyata, sejak 3 bulan aku tidak bertemu dengannya lagi, dia sedang menjalin hubungan dengan perempuan lain. Dia bernama Aisyah, yang tidak pernah diekspos di sosial media. Aku merasa speechless dan tidak menyangka, bahwa hal itu akan terjadi. Kukira selama ini, dia belum punya hubungan spesial dengan wanita lain, ternyata aku salah.

 

Seketika aku langsung tidak mood untuk berbicara dengan Rafa. Namun, Rafa meyakinkanku, bahwa akulah yang dia mau. Tetapi, aku tidak mau menjadi orang ketiga di dalam hubungan antara Rafa dan Aisyah, lalu aku bilang kepadanya, “Aduh, maaf banget ya, gue ga bisa lama lama nih, gue harus pulang sekarang. Gue ga enak kalau sampe orang liat lo berdua sama gue di café, nanti cewe lo marah." Lalu aku, dengan rasa kecewa dan sedih, menahan air mata jatuh dipipiku. Segera aku meninggalkan cafe tersebut.

 

Sesampainya aku dirumah, ternyata Rafa sudah ada di dalam ruang tamuku. Aku tidak tahu, tujuan dia apa datang kerumahku, dan aku bertanya kepadanya, "Loh, ko lo udah sampe duluan di rumah gu, sih?" Lalu dia menjawab,  "Kenapa, gak boleh?"

 

Aku bertanya kepada bundaku, dia sudah berbicara apa saja selama aku belum sampai di rumah. Lalu, ibuku menjawab, "Alda coba dengerin dulu penjelasan dia, baru kamu boleh marah dan kecewa." Akhirnya, aku menemuinya lagi dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan dari mulutnya sendiri. Aku merasa terharu dan sesekali meneteskan air mataku, bahwa selama ini dia tidak pernah mencintai perempuan itu. Dia hanya terpaksa mencintai, karena Aisyah sudah terlalu mencintai Rafa, pada saat Rafa meminta menemani Aisyah untuk membantu tugasnya.

 

Setelah berjalan sebulan dengan Aisyah, Rafa merasakan bahwa Aisyah bukanlah yang selama ini dia cari. Kebahagiaan dan rasa nyamannya masih tersimpan di diriku. Sehabis berpikir keras, lalu dia segera berbicara kepada Aisyah dan dia jujur akan semua yang dia rasakan. Kepada Aisyah, bahwa dia sampai detik ini masih mencintai aku dan tidak ada yang bisa mengganti posisiku di hatinya. Seketika Aisyah langsung kecewa akan keputusan Rafa, selama ini yang hanya menjadikan dirinya sebagai peran kedua disaat peran pertamanya sedang tidak ada di sampingnya. Dengan rasa bersalah, Rafa meminta maaf dan berbicara baik-baik agar Aisyah tidak merasakan sakit hati kepadanya. Sehabis suasana sudah kondusif, Rafa mengantarkan Aisyah untuk pulang.

 

Sesampainya Aisyah di rumah, tidak lama lagi dia DM aku. Sebelumnya, aku tidak pernah tahu siapa Aisyah itu dan dari mana asal-usulnya, karena aku merasa asing dengan Aisyah, akhirnya DM Aisyah tidak aku respons, hanya aku lihat saja. Tetapi, Aisyah terus DM aku, dia mengucapkan hal yang membuat aku bertanya-tanya dengan ucapan dia.

 

Dia mengirim pesan lewat DM seperti ini, “Hai Alda, lo beruntung banget bisa dapetin hatinya Rafa lagi. Lo bisa membuat dia seakan gak ada lagi perempuan di dunia ini. Jaga dia baik-baik ya. Rafa orang baik, dia banyak disukai perempuan lain tanpa sepengetahuan lo. Tetapi, dia hanya mencintai lo. Gue kira, selama seminggu lo putus, dia udah gak punya perasaan apa-apa sama lo. Ternyata, gue salah, ternyata kebahagiaan dia cuma ada di lo. Terima kasih banyak ya Alda. Maaf, gue ngomong panjang lebar gini.” tutur Aisyah dalam DM.

 

Aku bingung dan bertanya-tanya, “Mengapa perempuan dengan nama Aisyah DM aku seperti itu, ya?” Akhirnya, setelah aku mendengar penjelasan dari Rafa, aku baru tahu dan sadar ternyata Aisyah adalah perempuan yang dahulu pernah berhubungan dengan Rafa selama aku lost contact 3 bulan.

 

Setelah aku mendengar penjelasannya dan sedikit ada debat kecil, Rafa menyatakan cintanya kembali didepan aku, bunda, dan adikku. Dia meminta izin, agar aku menjadi pacarnya kembali. Aku bingung, aku takut semua akan terulang lagi seperti dahulu kala saat Rafa memutuskanku. Tetapi, dia memberi keyakinan bahwa semua itu tidak akan pernah terulang dan semua akan kembali baik-baik saja.

 

Akhirnya, tidak mau basa-basi lagi, aku terima permintaan dia untuk menjadikan dia sebagai pacarku kembali. Setelah itu, semua pola pikir, rasa egois, gengsi, yang kita miliki, diubah menjadi lebih baik dan menjadi mengerti satu sama lain. Pelajaran yang bisa saya ambil dari cerita ini adalah, “Jangan pernah menjadikan orang lain sebagainya alasan untuk lupa terhadap sesuatu.”

 

Hubunganku sekarang dengan Rafa sudah berjalan 8 bulan. Alhamdulillah semua baik-baik saja, suka-duka sudah kita lewati bersama, pahit manisnya percintaan sudah kita telan bersama keluarga aku dan dia juga sudah saling mengenal baik.

 

Selesai…

Cintakan Membawamu Kembali...