oleh: Rifky Fachrezi dan Akhmad Syaefulloh
Cinta
Bagaikan Racun
oleh: Rifky Fachrezi
Di setiap langkahmu
jalan dengan seseorang, tanpa kita berpikir, ada suatu perasaan yang terpendam
di setiap napasmu
bertemu dengan seseorang, betapa groginya kita, saat bertemu orang yang kita
cintai
cinta dapat mengalir ke
seluruh tubuh tanpa kita ketahui
bahkan cinta itu bisa
mengalir, jikalau kita gugup bertemu dengan perempuan yang kita kasihi
seperti racun, yang
bisa jadi mengalir di tubuh
tetapi racun yang
dimaksud adalah cinta, bukan racun yang mematikan
saat kita gugup bertemu
dengan perempuan itu, adalah pertanda, ada cinta dari lubuk hati yang paling
dalam
di saat itulah, cinta
mengalir ke tubuh kita terutama ke hati yang paling dalam
tak bisa kau hindari, jika
memang sudah cinta dan tak bisa dicegah, jika cinta sudah mengalir
Pejuang
Pandemi
oleh: Rifky Fachrezi
Kau orang-orang hebat
dibalik suka, maupun
duka
begitu banyak rintangan
yang kau hadapi
rasa sakit kau abaikan
begitu besar
pengorbananmu wahai pejuangku
kuberharap bisa
berjuang bersamamu
melewati rintangan yang
begitu sulit
sakit tubuhmu berkobar
jiwamu
walau air mata selalu
menetes
takkan kau habiskan air
matamu itu
walau kau nangis darah
sekalipun
kini, darah itu akan
kering di tubuhmu
berjuang bersama
melewati rintangan
bersama
mencurahkan isi hati
yang penuh duka
kini, kau telah membawa
semangat bagi kami
jika tidak ada orang
sepertimu
pesimislah sudah
jiwaku, bahkan ragaku
tak tahan begitu
sakitnya virus, seperti bara api yang menembus hatiku
tetaplah tersenyum
wahai pejuangku, di saat suka maupun duka
Masa
Lalu Tak Sepahit Kopi
oleh: Rifky Fachrezi
Bagaikan secangkir kopi,
pahit rasanya, enak
baunya
masa lalu tidak selalu pahit
terasa pahit diawal, akan
manis pada akhirnya
begitupun masa lalu,
semakin kita ingat, akan semakin manis
sebab dari masa
lalulah, hidup kita jauh lebih baik
jikalau kita memiliki
masa lalu yang pahit
kita harus belajar dari
kesalahan-kesalahan di masa lalu
tak berkemungkinan masa
lalu akan terulang di masa depan
Rasa
Itu
oleh: Rifky Fachrezi
Seketika jantungku
berdetak dengan keras
kukerahkan semua ragaku
untuk memahaminya
waktu demi waktu telah
kulewatkan
tak bisa kuungkapkan
melalui kata-kata
kini aku berada dalam
zona kenyamanan
rasa yang selama ini
tumbuh dihatiku
sejenakku merenungkan
diriku
meminta petunjuk darimu
walau berat rasa yang kupikul
hati ini selalu
memikirkanmu
apa itu arti sebuah
cinta
kini kuterjebak antara
cinta dan rasa
setiap malam aku
membayangkan wajahmu
begitu amat sangat
bersinar,
seperti rembulan
bersinar di malam hari…
ketahuilah aku berusaha
membuatmu bahagia
kini, ku tahu makna
dari sebuah rasa
berawal dari malu-malu
lalu menjadi I LOVE YOU
Railah
Aku
oleh: Rifky Fachrezi
Dalam gelapnya sebuah
mimpiku nanti
tak ada satu pun cahaya
yang menerangi
ku hanya berharap suatu
saat nanti
menjemput impian yang
sudah menanti
waktu demi waktu kulewati
lelah letih kualami
namun, tak satupun yang
dapat membangkitkanku
kini hidupku diwarnai
oleh sebutir waktu
yang amat sangat singkat
amarah terus menghantui
diriku
kedamaian tak pernah
kunjung kudapati
hidup yang tak akan
kekal oleh sebuah mimpi
namun mimpi akan kekal
abadi selamanya
ku sadar hidup tak
kekal abadi
kobaran semangat akan
terus mucul padamu
semangat itu datang dalam sebuah masa
di mana masa itu adalah
sebuah masa depan yang ingin kucapai
BUDAYA
INDONESIA
oleh: Akhmad Syaefulloh
Terhampar ribuan pulau
ribuan suku, bahasa, dan
budaya
di mana banyak
kehidupan
tempat berbagi
kebahagiaan
tempat kuterlahir
yang akan selalu
terngiang
diingatanku...
Bali punya kecak
Betawi punya pencak
semua bak meninggalkan
bercak-bercak
benih rasa budaya luhur
yang selalu siap memberontak...
Pulau jawa yang kaya
akan keindahan batiknya
Kalimantan yang kaya
akan pohonnya
Papua yang indah dengan
raja ampatnya
oh negeriku, sungguh
beragam budaya bangsaku...
kubangga hidup di bumi
pertiwi ini
berlandaskan pancasila
dan UUD 1945
sejuta kata tak dapat
kuucapkan
sungguh indah budaya
yang kau punya
kucinta budayamu
Indonesia...
AKU
SIPEMULUNG CILIK
oleh: Akhmad Syaefulloh
Langkah kaki mungilku
terus berjalan
menyusuri setiap lorong penuh lubang
melewati tajamnya bebatuan
melawan rintangan yang
ada di depan
debu bukanlah halangan
bagiku
karung kujinjing di
pundakku
bau menyengat sampah di
jalan
kupungut dengan penuh
harapan
debu sudah kuanggap
teman
teman yang
mengotori sekujur badanku
letih dan lelah sudah
sering kurasakan
namun aku harus
melakukannya
aku bukanlah kuman
jalanan
tapi aku anak pahlawan
kebersihan
aku sering kali
dikucilkan
namun, aku tak
memperdulikannya
sesak langka ku
hentakkan
riuh perih kurasakan
andai aku dapat memutar
waktu
takkanlah mereka
menghinaku
aku merupakan anak
bangsa
tinggal di negara yang
kaya raya
namun, mengapa aku
sering terabaikan?
sering kali aku melihat
mereka
para anak pejabat
negara
melangkah dengan penuh
macam gaya
dan hanya melihatku
terdiam dengan baju
KERLIP
MASA KECILKU
oleh: Akhmad Syaefulloh
Ketika aku masih kecil
semua yang aku lakukan terasa indah
merengek rewel tertawa
gembira
semua itu sudah biasa
masih kuingat dulu
kenangan yang tiada
malu
kenangan yang telah
berlalu
bermain, bercanda, dan
menangis ada selalu
permainan yang seru
candaan yang lucu
tangisan yang tersedu
bahkan, berkelana
hingga lupa waktu
entah ingatan tentang
apa yang aku ingat saat ini
namun, hatiku tertuju
pada satu masa itu
ya, itu adalah kenangan
masa kecil
di mana masa itu tak
akan pernah kembali
aku rindu akan
masa-masa itu
masa di mana kebebasan
masih milik diri sendiri
tanpa harus memikirkan
tentang cinta dan dunia
karena hanya kepolosan
yang ada dalam pikirannya
terkadang aku ingin
kembali di masa kecilku
masa di mana hanya ada
kesenangan
namun, sekarang tak
seperti itu
rasanya semua tak
seindah masa kecil
selamat tinggal masa
kecil
karena kini aku sudah
dewasa dan pasti akan tua
tak mungkin kembali ke masa
itu lagi
karena aku harus tetap
berjalan mengikuti alur sang waktu
Renungan
di Hari Lahirku
oleh: Akhmad Syaefulloh
Tanpa terasa umurku pun
bertambah setiap waktu
semua terjadi karena
izin-Mu
hari ini aku menuju
satu puncak tangga yang baru
karena ku kan membuka
lembaran baru
untuk sisa jatah
umurku…
jika aku dihadiahi umur
setahun lagi
akankah aku lebih baik
dari tahun lalu?
kutatap wajahku di
depan cermin
hanya kerut saja yang
bertambah
tapi… coba aku tengok
ke belakang
ternyata aku masih
banyak berutang
ya, berutang pada
diriku…
karena ibadahku yg
masih pas-pasan…
kuraba dahiku…
astagfirullah, sujudku
masih jauh dari khusyuk
kutimbang keinginanku…
masih lebih besar
duniawiku
Ya Allah…
akankah aku masih
bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
akankah aku masih
merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
masihkah aku diberi
kesempatan?
Ya Allah…
tetes airmataku adalah
tanda kelemahanku
rasa sedih yang
mendalam adalah penyesalanku
astagfirullah…
jika Engkau ijinkan
hamba bertemu tahun depan
izinkan hamba-Mu ini,
mulai hari ini, lebih khusyuk dalam ibadah
timbangan dunia dan
akhirat hamba seimbang…
sehingga hamba bisa
sempurna sebagai khalifah-Mu…
Gelisah
oleh: Akhmad Syaefulloh
Gelap malam penuh
kesunyian
lamunan jauh menerawang
angkasa
membukakan pintu-pintu
mimpi
menyibakkan tirai-tirai
kegalauan jiwa
bias keremangan
memudarkan kasih
memutar hati menguak
arti ilusi
memedarkan beribu warni
cahaya
membayang menjauh dari
arah cita
katak merengek ikut
meresah
menggugah hati kala
gelisah
air hujan menetes
berduka
membasahi bumi ikut
bersedih
gema kegundahan kian
bertalu
gemercik air melantun
irama nan merdu
berhembus angin
membelai lembut
gemerisik suara daun
menghibur
membangkit menggugah
kalbu
meliuk menari rumput
nan ayu
melambai perlahan
seolah mengajak
melepas duka menjemput
cinta
merayu bernyanyi
kerinduan
menyongsong esok akan kebahagiaan