Antologi Puisi: Aku Meracuni Diriku Dengan Puisi dan Cinta

                    sumber: https://www.deviantart.com/
 

oleh: Rifky Fachrezi dan Akhmad Syaefulloh


Cinta Bagaikan Racun

oleh: Rifky Fachrezi

 

Di setiap langkahmu jalan dengan seseorang, tanpa kita berpikir, ada suatu perasaan yang terpendam

 

di setiap napasmu bertemu dengan seseorang, betapa groginya kita, saat bertemu orang yang kita cintai

 

cinta dapat mengalir ke seluruh tubuh tanpa kita ketahui

 

bahkan cinta itu bisa mengalir, jikalau kita gugup bertemu dengan perempuan yang kita kasihi

 

seperti racun, yang bisa jadi mengalir di tubuh

 

tetapi racun yang dimaksud adalah cinta, bukan racun yang mematikan

 

saat kita gugup bertemu dengan perempuan itu, adalah pertanda, ada cinta dari lubuk hati yang paling dalam

 

di saat itulah, cinta mengalir ke tubuh kita terutama ke hati yang paling dalam

 

tak bisa kau hindari, jika memang sudah cinta dan tak bisa dicegah, jika cinta sudah mengalir

 

Pejuang Pandemi

oleh: Rifky Fachrezi

 

Kau orang-orang hebat


dibalik suka, maupun duka


begitu banyak rintangan yang kau hadapi


rasa sakit kau abaikan

 

begitu besar pengorbananmu wahai pejuangku


kuberharap bisa berjuang bersamamu


melewati rintangan yang begitu sulit


sakit tubuhmu berkobar jiwamu

 

walau air mata selalu menetes


takkan kau habiskan air matamu itu


walau kau nangis darah sekalipun


kini, darah itu akan kering di tubuhmu

 

berjuang bersama


melewati rintangan bersama


mencurahkan isi hati yang penuh duka


kini, kau telah membawa semangat bagi kami

 

jika tidak ada orang sepertimu


pesimislah sudah jiwaku, bahkan ragaku


tak tahan begitu sakitnya virus, seperti bara api yang menembus hatiku


tetaplah tersenyum wahai pejuangku, di saat suka maupun duka

 

Masa Lalu Tak Sepahit Kopi

oleh: Rifky Fachrezi

 

Bagaikan secangkir kopi,


pahit rasanya, enak baunya


masa lalu tidak selalu pahit

 

terasa pahit diawal, akan manis pada akhirnya


begitupun masa lalu, semakin kita ingat, akan semakin manis


sebab dari masa lalulah, hidup kita jauh lebih baik

 

jikalau kita memiliki masa lalu yang pahit


kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu


tak berkemungkinan masa lalu akan terulang di masa depan

 

Rasa Itu

oleh: Rifky Fachrezi

 

Seketika jantungku berdetak dengan keras


kukerahkan semua ragaku untuk memahaminya


waktu demi waktu telah kulewatkan


tak bisa kuungkapkan melalui kata-kata

 

kini aku berada dalam zona kenyamanan


rasa yang selama ini tumbuh dihatiku


sejenakku merenungkan diriku


meminta petunjuk darimu

 

walau berat rasa yang kupikul


hati ini selalu memikirkanmu


apa itu arti sebuah cinta


kini kuterjebak antara cinta dan rasa


setiap malam aku membayangkan wajahmu


begitu amat sangat bersinar,


seperti rembulan bersinar di malam hari…


ketahuilah aku berusaha membuatmu bahagia


kini, ku tahu makna dari sebuah rasa


berawal dari malu-malu


lalu menjadi I LOVE YOU

 

Railah Aku

oleh: Rifky Fachrezi

 

Dalam gelapnya sebuah mimpiku nanti


tak ada satu pun cahaya yang menerangi


ku hanya berharap suatu saat nanti


menjemput impian yang sudah menanti

 

waktu demi waktu kulewati


lelah letih kualami


namun, tak satupun yang dapat membangkitkanku


kini hidupku diwarnai oleh sebutir waktu


yang amat sangat singkat

 

amarah terus menghantui diriku


kedamaian tak pernah kunjung kudapati


hidup yang tak akan kekal oleh sebuah mimpi


namun mimpi akan kekal abadi selamanya

 

ku sadar hidup tak kekal abadi


kobaran semangat akan terus mucul padamu


 semangat itu datang dalam sebuah masa


di mana masa itu adalah sebuah masa depan yang ingin kucapai

 

BUDAYA INDONESIA

oleh: Akhmad Syaefulloh

 

Terhampar ribuan pulau


ribuan suku, bahasa, dan budaya


di mana banyak kehidupan


tempat berbagi kebahagiaan


tempat kuterlahir


yang akan selalu


terngiang diingatanku...

 

Bali punya kecak


Betawi punya pencak


semua bak meninggalkan bercak-bercak


benih rasa budaya luhur yang selalu siap memberontak...

 

Pulau jawa yang kaya akan keindahan batiknya


Kalimantan yang kaya akan pohonnya


Papua yang indah dengan raja ampatnya


oh negeriku, sungguh beragam budaya bangsaku...

 

kubangga hidup di bumi pertiwi ini


berlandaskan pancasila dan UUD 1945


sejuta kata tak dapat kuucapkan


sungguh indah budaya yang kau punya


kucinta budayamu Indonesia...

 

AKU SIPEMULUNG CILIK

oleh: Akhmad Syaefulloh

 

Langkah kaki mungilku terus berjalan


menyusuri  setiap lorong penuh lubang


melewati  tajamnya bebatuan


melawan rintangan yang ada di depan

 

debu bukanlah halangan bagiku


karung kujinjing di pundakku


bau menyengat sampah di jalan


kupungut dengan penuh harapan


debu sudah kuanggap teman


teman yang mengotori  sekujur badanku


letih dan lelah sudah sering kurasakan


namun aku harus melakukannya

 

aku bukanlah kuman jalanan


tapi aku anak pahlawan kebersihan


aku sering kali dikucilkan


namun, aku tak memperdulikannya


sesak langka ku hentakkan


riuh perih kurasakan


andai aku dapat memutar waktu


takkanlah mereka menghinaku

   

aku merupakan anak bangsa


tinggal di negara yang kaya raya


namun, mengapa aku sering  terabaikan?


sering kali aku melihat mereka


para anak pejabat negara


melangkah dengan penuh macam gaya


dan hanya melihatku terdiam dengan baju

 

KERLIP MASA KECILKU

oleh: Akhmad Syaefulloh

 

Ketika aku masih kecil


semua yang aku lakukan terasa indah


merengek rewel tertawa gembira


semua itu sudah biasa

 

masih kuingat dulu


kenangan yang tiada malu


kenangan yang telah berlalu


bermain, bercanda, dan menangis ada selalu

 

permainan yang seru


candaan yang lucu


tangisan yang tersedu


bahkan, berkelana hingga lupa waktu

 

entah ingatan tentang apa yang aku ingat saat ini


namun, hatiku tertuju pada satu masa itu


ya, itu adalah kenangan masa kecil


di mana masa itu tak akan pernah kembali

 

aku rindu akan masa-masa itu


masa di mana kebebasan masih milik diri sendiri


tanpa harus memikirkan tentang cinta dan dunia


karena hanya kepolosan yang ada dalam pikirannya

 

terkadang aku ingin kembali di masa kecilku


masa di mana hanya ada kesenangan


namun, sekarang tak seperti itu


rasanya semua tak seindah masa kecil

 

selamat tinggal masa kecil


karena kini aku sudah dewasa dan pasti akan tua


tak mungkin kembali ke masa itu lagi


karena aku harus tetap berjalan mengikuti alur sang waktu

 

Renungan di Hari Lahirku

oleh: Akhmad Syaefulloh

 

Tanpa terasa umurku pun bertambah setiap waktu


semua terjadi karena izin-Mu


hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru


karena ku kan membuka lembaran baru


untuk sisa jatah umurku…

 

jika aku dihadiahi umur setahun lagi


akankah aku lebih baik dari tahun lalu?


kutatap wajahku di depan cermin


hanya kerut saja yang bertambah

 

tapi… coba aku tengok ke belakang


ternyata aku masih banyak berutang


ya, berutang pada diriku…


karena ibadahku yg masih pas-pasan…

 

kuraba dahiku…


astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk


kutimbang keinginanku…


masih lebih besar duniawiku

 

Ya Allah…


akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?


akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?


masihkah aku diberi kesempatan?

 

Ya Allah…


tetes airmataku adalah tanda kelemahanku


rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku

 

astagfirullah…

 

jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan


izinkan hamba-Mu ini, mulai hari ini, lebih khusyuk dalam ibadah


timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…


sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifah-Mu…

 

Gelisah

oleh: Akhmad Syaefulloh

 

Gelap malam penuh kesunyian

lamunan jauh menerawang angkasa

membukakan pintu-pintu mimpi

menyibakkan tirai-tirai kegalauan jiwa

 

bias keremangan memudarkan kasih

memutar hati menguak arti ilusi

memedarkan beribu warni cahaya

membayang menjauh dari arah cita

 

katak merengek ikut meresah

menggugah hati kala gelisah

air hujan menetes berduka

membasahi bumi ikut bersedih

 

gema kegundahan kian bertalu

gemercik air melantun irama nan merdu

berhembus angin membelai lembut

gemerisik suara daun menghibur

membangkit menggugah kalbu

 

meliuk menari rumput nan ayu

melambai perlahan seolah mengajak

melepas duka menjemput cinta

merayu bernyanyi kerinduan

menyongsong esok akan kebahagiaan

Antologi Puisi: Aku Meracuni Diriku Dengan Puisi dan Cinta