Oleh: Najwa Kareenina
Berkembangnya teknologi informasi telah memengaruhi kita dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dalam kehidupan generasi milenial, yang semua orang sudah terpaku dengan internet. Akibatnya, generasi saat ini lebih tertarik dengan internet dibandingkan dengan literasi. Sebenarnya, penggunaan internet tersebut memiliki banyak manfaat jika digunakan dengan benar.
Membaca buku pun dapat
dilakukan dengan menggunakan internet, meskipun
faktanya jarang ditemukan masyarakat
Indonesia mempergunakan
internet untuk membaca e-book dengan gawainya masing-masing.
Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat literasi yang rendah. Dalam Penelitian UNESCO pada 2016, menunjukkan, kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil studi berjudul "The World’s Most Literate Nations" menyebutkan, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. Selain itu, berdasarkan survei PISA yang dirilis OECD pada tahun 2019, tingkat literasi Indonesia berada di peringkat 10 terbawah dari 70 negara.
Menurut data UNESCO, minat
baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari
1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Sebagai warga Indonesia
yang mencangkup sebagai generasi sekarang, generasi yang seharusnya mampu
membangun bangsanya, tentu ini sangat menyedihkan.
Persaingan dunia yang sangat
kompetitif ini membutuhkan generasi muda yang cerdas, kreatif, dan inovatif
untuk membangun bangsa. Hal tersebut memberikan peranan penting terhadap
keterampilan membaca seseorang untuk membuka wawasan pengetahuan yang luas
sehingga memicu munculnya daya pikir kritis. Salah satunya adalah dengan meningkatkan
budaya literasi. Literasi ini sangat berperan dalam menciptakan
masyarakat yang cerdas, yang
mana nantinya akan membentuk bangsa berkualitas. Sebelumnya, “Apa sih literasi itu?”
Secara etimologis, istilah literasi berasal
dari bahasa Latin “literatur” artinya orang yang belajar. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, literasi adalah kemampuan menulis dan
membaca. Dan menurut UNESCO, Literasi adalah
seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis
yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh, serta siapa yang memperolehnya. Jadi, literasi bukanlah hanya sekadar menulis dan membaca, literasi dapat
diartikan sebagai keterampilan dalam membaca,
menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah.
Permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah tingkat literasi yang rendah. Padahal, literasi berperan dalam mewujudkan generasi muda yang dapat membangun bangsanya. Bukan hanya bermanfaat untuk generasi muda, literasi juga bermanfaat untuk semua kalangan. Literasi juga dapat Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih bermanfaat. Menurut survei digital pada 11 Februari 2021, rata-rata orang Indonesia menghabiskan tiga jam 14 menit sehari untuk mengakses media sosial. Menurut laporan, waktu yang dihabiskan pengguna WhatsApp di Indonesia yaitu sekitar 30,8 jam per bulan, Facebook 17 jam per bulan, Instagram 17 jam per bulan, TikTok 13,8 jam per bulan, kemudian Twitter 8,1 jam per bulan.
Dari sekian
banyak layanan video streaming, YouTube masih menduduki posisi teratas
dengan rata-rata waktu penggunaan 25,9 jam per bulan. Orang Indonesia sendiri
lebih suka menatap layar gawai
berjam-jam dengan segala aktivitas di media sosial dibandingkan membaca buku.
Bahkan, mungkin orang Indonesia
hanya membaca 1 atau 2 buku dalam setahun.
Menumbuhkan rasa keingintahuan seseorang akan ilmu pengetahuan itu tidaklah mudah, namun dapat diwujudkan dengan budaya literasi. Sehingga, perlunya kebiasaan literasi dari sejak dini. Maka kita dapat mengetahui manfaat literasi, yaitu meningkatkan kualitas diri kita dan lebih kritis dalam berpikir, berimajinasi, lebih kreatif serta inovatif, sehingga dapat bersaing di setiap lini perkembangan zaman untuk membangun sebuah bangsa. Literasi pada setiap individu juga dapat meningkatkan penggunaan teknologi dengan baik dan bijak dan mengurangi penggunaan yang tidak bermanfaat secara berlebihan.
Literasi bisa dilakukan di mana saja; seperti sekolah,
keluarga, bahkan di masyarakat. Literasi juga bisa dilakukan hanya 10 menit per
hari asal kita bisa mengoptimalkannya. Literasi memiliki banyak variasi,
seperti literasi media, literasi digital, literasi komputer, literasi sains,
literasi sekolah, dan lain sebagainya.
Untuk meningkatkan literasi di
Indonesia, apa sih yang harus dilakukan sebagai generasi muda?
Sebagai generasi muda yang hidup dan
berkesinambungan dalam Perkembangan teknologi, sebaiknya kita menerapkan
literasi digital. Literasi
digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan
media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan,
mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat,
bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari.
Misalnya, di daerah tertentu banyak pemudanya yang menggemari dan bermain game online, maka kita bisa mengajak mereka untuk membuat Youtube dengan konten game, atau membuat perlombaan game online yang ditampilkan dalam kanal Youtube game tertentu, serta memberikan hadiah kepada pemenangnya. Selain itu, kita juga bisa menerapkan literasi digital dapat dilakukan dengan berdiskusi mengenai informasi yang sedang hangat diperbincangkan.
Bisa juga kita
berdiskusi dengan membahas dan memotivasi mereka dengan cara menulis blog mulai
dari pengalaman mereka atau bahkan yang lainnya, menonton video, atau film motivasi
yang berkaitan dengan anak muda yang sukses di dunia digital agar minat mereka
terpancing ingin menjadi sukses kelak.
Hal ini bisa kita jadikan suatu cara
agar menimbulkan minat masyarakat terutama generasi muda untuk membuat karya
dengan memanfaatkan literasi digital yang sudah ada, yaitu membuat konten yang
sesuai dengan hobi mereka di Youtube atau aplikasi lainnya tentunya yang tidak
menyinggung apapun. Kreativitas yang tinggi harus diutamakan dan diperhatikan
oleh generasi muda saat membuat konten agar mereka dapat bersaing sehat di
dunia literasi digital dan dapat menjadikannya budaya yang baik.
Literasi sangat lah penting
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pentingnya
mengembangkan kemampuan literasi khususnya generasi muda sangat mempengaruhi
kualitas bangsa Indonesia, adanya upaya yang nyata dari pemerintah harus
dilakukan untuk menggerakkan budaya literasi di Indonesia selain diterapkan
dalam dunia pendidikan dan mengurangi penggunaan internet melalui gawai yang berlebihan untuk hal yang tidak bermanfaat. Penguasaan
literasi dalam segala aspek kehidupan memang menjadi tulang punggung kemajuan
suatu bangsa.
Karena itulah sudah saatnya,
budaya literasi harus lebih ditanamkan sejak usia dini agar bisa mengenal
bacaan dan menguasai dunia tulis-menulis. Berliterasi lah dari sekarang agar
dapat merubah hidupmu dan kemajuan bangsamu sampai nanti !