Gambar 1.1 Sustainable Building
oleh: Kamilya Izzati Hanifa, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta
Bangunan sehat adalah bangunan yang menyehatkan lingkungan dan penghuninya. Bangunan yang sehat harus bisa menghasilkan kualitas udara yang baik di dalam tiap bangunan tersebut dan tidak menghasilkan pelbagai macam pencemaran padat, cair, maupun gas. Namun, pada kenyataanya, dari konstruksi hingga operasinya, bangunan di seluruh dunia telah mengonsumsi 40% dari energi yang dihasilkan negara dan 12% air bersih. Selain itu, bangunan berkontribusi 25% dari produksi limbah global dan 35% emisi gas rumah kaca, menurut perusahaan manajemen energi global Schneider Electric (Menelusur Jejak Implementasi Konsep Bangunan Hijau dan Pintar di Kampus Biru, Gadjah Mada University).
Penggunaan energi pada bangunan cukup besar dalam penerangan ataupun pendingin ruangan. Agar sirkulasi udara di dalam ruangan tetap baik, nyaman, dan terhindar dari panas, dibutuhkan pemasangan penyejuk ruangan atau AC (Air Conditioner) yang merupakan patokan kenyamanan manusia dalam beraktivitas. Padahal, penggunaan pendingin ruangan yang memakai freon (mesin pendingin) yang mengandung CFC (Chloro Fluoro Carbon) dapat menyebabkan pemanasan global. Akibatnya, radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi tidak bisa menembus atmosfer dan terperangkap di permukaan bumi sehingga terjadilah pemanasan global.
Sumber dari energi tersebut berasal dari bahan fosil yang mengemisikan karbon dioksida dalam jumlah banyak. Friedrich mengatakan, bahwa sudah lebih dari 23 tahun tetapi tidak ada dampak terlihat terhadap emisi karbon. Sejak tahun 1970 hingga 2011, jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer lebih besar dengan jumlah karbon yang dilepaskan pada tahun 1850-1970.
Selain itu, penurunan kualitas kehidupan manusia karena kurangnya kepedulian terhadap lingkungan dan pendidikan tentang sumber daya, serta kurangnya sebuah kampanye mengenai nilai-nilai environmental ethics yang juga menyebabkan semua berujung pada kepentingan manusia, hanya memikirkan kalkulasi angka untung rugi belaka. Akibatnya, pembangunan yang dilakukan mencemari alam dan lingkungan sekitar.
Untuk mengurangi dampak buruk yang lebih parah akibat hal-hal yang terjadi di atas, diperlukan suatu konsep bangunan alternatif untuk ramah lingkungan demi kehidupan berkelanjutan umat manusia. Salah satu konsep alternatif yang tepat adalah dengan Sustainable Building. Sustainable Building merujuk kepada bangunan dan selalu dikaitkan dengan dampak yang ditimbulkan ke dalam lingkungan alami yang ada di sekitarnya. Hal ini tentang bangunan yang ramah lingkungan ketika sebuah desain bangunan dihadirkan dalam usaha menghemat energi dan baik dalam penghawaan, serta mendapatkan kenyamanan dan kesehatan hidup dalam sebuah bangunan tanpa memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya.
Konsep sustainable building dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kerusakan lingkungan, meminimalkan emisi karbon sebagai penyebab utama pemanasan global, serta meminimalkan dan mengatasi krisis energi yang muncul sebagai dampak dari industrialisasi pada berbagai bidang.
Sustainable building adalah sebuah topik yang menarik dan semakin marak dipelajari. Konsep sustainable building dirancang untuk mengurangi dampak menyeluruh akibat pembangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan karena konsep ini memanfaatkan material bangunan yang ramah lingkungan atau berkelanjutan dalam konstruksinya. Sustainable building merupakan solusi yang sangat tepat untuk menghambat laju pemanasan global sebagai upaya pencapaian lingkungan yang lebih baik. Oleh karena itu, di essay ini Penulis akan membahas pemanfaatan sustainable building untuk lingkungan yang lebih baik.
Secara harfiah Sustainable artinya berkelanjutan, sedangkan building artinya bangunan. Jadi, sustainable building artinya bangunan yang berkelanjutan. Sustainable building adalah bangunan di mana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan (Helmi Zulmar, 2012).