Pendidikan Indonesia dan Problematikannya

 


oleh: Mutiara Senja Rakhmani, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta

      Apa itu Pendidikan? Pendidikan adalah proses pembelajaran kepada individu atau peserta didik agar dapat memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Menurut saya, pendidikan adalah hal penting yang harus selalu dikembangkan karena pendidikan merupakan cerminan dari sebuah negara. Mengapa? Kita bisa lihat dari beberapa negara maju di dunia seperti Swiss, Jerman, dan Jepang. Apa persamaan dari ketiga negara tersebut? Ya, jika kita lihat pendidikan di negara-negara tersebut sangatlah maju, dan progresifitasnya akan terus melaju. Yang bisa disimpulkan bahwa, jika sebuah negara ingin maju, harus diimbangi dengan kualitas dan kuantitas pendidikan yang ada di negara tersebut.

Membahas tentang pendidikan, bagaimana keadaan Pendidikan di Indonesia sekarang? Dilihat dari hasil tes PISA (International Student Assessment) di tahun 2018, posisi Indonesia "tertinggal" dari negara negara tetangga. Dari gambar disamping yaitu tentang “PISA 2018 Results” bisa dilihat B-S-J-Z (China) yang merupakan Beijing, Shanghai, Jiangsu, dan Zhejiang menduduki peringkat teratas dari tes tersebut. Kita juga bisa lihat Indonesia berada di peringkat enam dari bawah dengan angka 371 dalam hal membaca, 379 untuk matematika, dan 396 terkait dengan ilmu pengetahuan.

Pertama-tama, mari kita bahas tentang apa itu PISA? PISA merupakan tes yang dilakukan oleh banyak negara dalam kurun waktu tiga tahun sekali semenjak tahun 2000. Tes PISA terakhir dilaksanakan pada tahun 2018, yang hasilnya bisa dilihat dari gambar di atas. Ada tiga aspek yang menentukan total skor PISA, yaitu membaca, matematika, dan yang terakhir adalah sains/ilmu pengetahuan. Dari hasil tes PISA 2018, Indonesia mengalami penurunan sejak terakhir kali tes PISA dilaksanakan, yaitu di tahun 2015. PISA dibentuk karena negara-negara di dunia sadar, bahwa evaluasi Pendidikan adalah hal penting yang harus dilakukan secara rutin. Berbeda dengan tes-tes yang biasa peserta didik lakukan, PISA tidak menguji pencapaian-pencapaian pendidikan lewat hal-hal yang bisa dihafal maupun diingat. 

Justru, PISA menguji dengan cara menilai bagaimana peserta didik, terutama yang lebih dari 15 tahun, siap menghadapi serta menjalani kehidupan. Karena penyelenggara PISA menyadari, bahwa menghafal saja tidak cukup untuk kita menjalani kehidupan dengan baik. Oleh karena itu, PISA mengukur tiga aspek, yaitu membaca, matematika, dan sains/ilmu pengetahuan. Membaca untuk belajar, matematika dan logika untuk berpikir, serta sains/ilmu pengetahuan untuk memproses hal hal baru di dalam kehidupan.

Nah, dari hasil PISA di atas, bisa kita lihat Pendidikan Indonesia memang lebih rendah dari negara negara lain. Apa yang menjadi penyebabnya? Kita bisa lihat dari banyaknya pengangguran di Indonesia. Yang dibuat bingung adalah, masih banyak sekali fresh graduate yang terkadang menjadi pengangguran. Itu disebabkan oleh skill-skill yang ada tidak link and match dengan yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan/dunia industri. Melihat dari banyaknya pengangguran tersebut, bisa kita analisis bahwa, apa yang kita pelajari di sekolah kebanyakan tidak terpakai/kurang terpakai saat nanti kita mau bekerja di industri. 

Di sisi lain, dunia industri setiap tahunnya berkembang dan banyak skill-skill baru yang dibutuhkan. Tetapi sayangnya, para fresh graduate tidak memiliki skill-skill yang dibutuhkan di dunia industri. Contoh yang bisa kita lihat adalah tentang social media. Bisa kita lihat bahwa, kita tidak pernah mempelajari tentang sosial media di sekolah seperti, youtube dan pelbagai platform media sosial lainnya. Dan ternyata, banyak sekali pekerjaan yang berkaitan dengan media sosial. Meskipun, tidak dipungkiri, sudah banyak sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu dan pengetahuan mengenai media sosial. Akan tetapi, ketiadaan perhatian terhadap potensi, kemampuan, dan akses pendidikan yang merata, menyebabkan ketimpangan pengetahuan dengan relasi dunia pekerjaan. 

Maka dari itu, penjelasan di atas sebuah negara, harus memiliki skor PISA yang tinggi supaya bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan pekerjaan maupun hal-hal baru yang akan datang. Tetapi, bagaimana jika sebuah negara memiliki skor PISA yang rendah? Jika skor PISA sebuah negara rendah, bisa dikatakan bahwa ketidakmampuan pemerintah negara dalam menajalankan program Pendidikan Indonesia yang berkualitas dan akan mengakibatkan kegagapan dan kegugupan dalam percaturan daya saing terhadap kehidupan global. Dan, bisa jadi adalah sebuah cerminan Pendidikan formal yang tidak begitu membantu, terlihat dari ketiadaan keseriusan dan kesungguhan dari pemerintah negara untuk mempersiapkan dan memberi jaminan menjalani hidup dengan baik setelah mereka lulus. Yang bisa diartikan kembali, peserta didik di Indonesia kurang disiapkan untuk masuk ke dunia industri/pekerjaan.

Lantas, bagaimana solusinya? Solusi pertama yaitu, dengan mengevaluasi sistem Pendidikan saat ini. Apakah perlu mengavaluasi kurikulum dan juga tenaga kerja guru? Mungkin memang itu yang diperlukan. Tapi, apakah penurunan PISA Indonesia disebabkan oleh guru dan pembuat kurikulum? Tentu saja kita tidak bisa menyalahkan 100% ke guru serta pembuat kurikulum. Mengapa? Karena membuat kurikulum tidak semudah yang kita pikirkan, banyak sekali pro dan kontra dari masyarakat, serta masih banyak lagi persoalan-persoalan yang menyebabkan perkembangan dunia Pendidikan Indonesia lambat dibanding negara lainnya. 

Mengenai guru, bisa jadi sekarang banyak sekali guru yang sulit untuk mendapatkan fasilitas, serta upah yang cukup, sehingga mereka tidak bisa mengajar dengan maksimal. Maka dari itu, solusinya adalah seluruh masyarakat di Indonesia perlu sekali bersatu untuk membentuk Pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi. Mulai dari pemerintah, masyarakat, guru, serta pihak swasta.

Selain dari hasil PISA, kita bisa bandingkan Pendidikan Indonesia dengan Pendidikan negara Finlandia. Anak-anak di Finlandia tak diperkenankan masuk sekolah dasar kalau umur mereka belum genap 7 tahun. Sedangkan di Indonesia, beberapa sekolah membolehkan anak belum genap usia 7 tahun, bahkan usia 6 tahun masuk sekolah dasar. Dengan usia yang belum matang betul untuk mengenyam pendidikan di sekolah dasar, anak akan jenuh dan cenderung tidak optimal mengenyam pendidikan. Selain itu, tidak seperti di Indonesia, di Finlandia, anak tidak diukur dari 6 tahun pertama mereka mengenyam bangku pendidikan. Di Indonesia, 6 tahun pertama anak bersekolah, yakni di sekolah dasar, mereka sudah dinilai. 

Nilai mereka dianggap memengaruhi prestasi. Lalu, hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yakni ketika mereka berusia 16 tahun. Sedangkan di Indonesia, anak kelas 1 SD pun sudah dibebani ujian akhir semester. Sebenarnya, masih banyak lagi perbedaan Pendidikan Indonesia dengan Pendidikan Finlandia, tetapi, dari perbedaan-perbedaan di atas. Mungkin, dengan perbedaan tersebut, Indonesia bisa memperbaiki Pendidikan dengan mengikuti Finlandia maupun membuat hal-hal baru yang lebih baik dari negara lainnya.

Jika dibaca dari atas, memang Pendidikan Indonesia tertinggal dari banyak negara lainnya. Tetapi, apakah pemerintah diam saja dan tidak melakukan upaya? Nah, ternyata pemerintah sudah melakukan beberapa upaya untuk mengevaluasi sistem Pendidikan di Indonesia. Yang pertama, pemerintah sudah melakukan program pembangunan kurikulum. Pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.
 

Berdasarkan UU No.20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal, sesuai dengan tuntunan dan tantangan perkembangan masyarakat. Yang kedua, hal yang sudah pemerintah lakukan adalah pengadaan program buku paket.

 

Menjelang akhir tahun dan berakhirnya tahun ajaran 2017/2018 semester ganjil menjadi momen yang pas untuk mengevaluasi banyak hal. Salah satunya dari dunia pendidikan. Salah satu kebijakan pemerintah untuk membantu pendidikan adalah dengan dibentuknya program dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS. Fungsi BOS sendiri disebutkan adalah sebagai penyedia pendanaan biaya operasional nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana progran wajib belajar. Salah satu hal yang dimanfaatkan oleh BOS adalah pengadaan buku paket.


Nah, itulah potret Pendidikan Indonesia di mata dunia serta solusi-solusi yang bisa dilakukan, bukan hanya pemerintah tapi keseluruhan dari negara Indonesia. Bagaimana menurut kalian?


Sumber :

https://www.bbc.com/indonesia/majalah-50648395#:~:text=Liputan%20Mendalam-,Peringkat%20pendidikan%20Indonesia%20di%20bawah%20Malaysia%20dan,China%20yang%20terbaik%20di%20dunia&text=Indonesia%20berada%20di%20papan%20bawah,International%20Student%20Assessment%20(PISA).&text=Indonesia%20mendapatkan%20angka%20371%20dalam,396%20terkait%20dengan%20ilmu%20pengetahuan.

Pendidikan Indonesia dan Problematikannya