Apa itu Pendidikan? Pendidikan adalah proses pembelajaran kepada
individu atau peserta didik agar dapat memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan
membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Menurut saya,
pendidikan adalah hal penting yang harus selalu dikembangkan karena pendidikan
merupakan cerminan dari sebuah negara. Mengapa? Kita bisa lihat dari beberapa
negara maju di dunia seperti Swiss, Jerman, dan Jepang. Apa persamaan dari
ketiga negara tersebut? Ya, jika kita lihat pendidikan di negara-negara
tersebut sangatlah maju, dan progresifitasnya akan terus melaju. Yang bisa
disimpulkan bahwa, jika sebuah negara ingin maju, harus diimbangi dengan
kualitas dan kuantitas pendidikan yang ada di negara tersebut.
Membahas tentang
pendidikan, bagaimana keadaan Pendidikan di Indonesia sekarang? Dilihat dari
hasil tes PISA (International Student Assessment) di tahun 2018, posisi
Indonesia "tertinggal" dari negara negara tetangga. Dari gambar
disamping yaitu tentang “PISA 2018 Results” bisa dilihat B-S-J-Z (China)
yang merupakan Beijing, Shanghai, Jiangsu, dan Zhejiang menduduki peringkat
teratas dari tes tersebut. Kita juga bisa lihat Indonesia berada di peringkat
enam dari bawah dengan angka 371 dalam hal membaca, 379 untuk matematika, dan
396 terkait dengan ilmu pengetahuan.
Pertama-tama, mari
kita bahas tentang apa itu PISA? PISA merupakan tes yang dilakukan oleh banyak
negara dalam kurun waktu tiga tahun sekali semenjak tahun 2000. Tes PISA
terakhir dilaksanakan pada tahun 2018, yang hasilnya bisa dilihat dari gambar
di atas. Ada tiga aspek yang menentukan total skor PISA, yaitu
membaca, matematika, dan yang terakhir adalah sains/ilmu pengetahuan. Dari
hasil tes PISA 2018, Indonesia mengalami penurunan sejak terakhir kali tes PISA
dilaksanakan, yaitu di tahun 2015. PISA dibentuk
karena negara-negara di dunia sadar, bahwa evaluasi Pendidikan adalah hal
penting yang harus dilakukan secara rutin. Berbeda dengan tes-tes yang biasa
peserta didik lakukan, PISA tidak menguji pencapaian-pencapaian pendidikan
lewat hal-hal yang bisa dihafal maupun diingat.
Justru, PISA menguji dengan
cara menilai bagaimana peserta didik, terutama yang lebih dari 15 tahun, siap
menghadapi serta menjalani kehidupan. Karena penyelenggara PISA menyadari,
bahwa menghafal saja tidak cukup untuk kita menjalani kehidupan dengan baik.
Oleh karena itu, PISA mengukur tiga aspek, yaitu membaca, matematika, dan
sains/ilmu pengetahuan. Membaca untuk belajar, matematika dan logika
untuk berpikir, serta sains/ilmu pengetahuan untuk memproses hal hal baru di
dalam kehidupan.
Nah, dari hasil PISA
di atas, bisa kita lihat Pendidikan Indonesia memang lebih rendah dari negara
negara lain. Apa yang menjadi penyebabnya? Kita bisa lihat dari banyaknya
pengangguran di Indonesia. Yang dibuat bingung adalah, masih banyak sekali fresh
graduate yang terkadang menjadi pengangguran. Itu disebabkan oleh skill-skill
yang ada tidak link and match dengan
yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan/dunia industri. Melihat dari banyaknya pengangguran tersebut,
bisa kita analisis bahwa, apa yang kita pelajari di sekolah kebanyakan tidak
terpakai/kurang terpakai saat nanti kita mau bekerja di industri.
Di sisi lain,
dunia industri setiap tahunnya berkembang dan banyak skill-skill baru
yang dibutuhkan. Tetapi sayangnya, para fresh graduate tidak memiliki skill-skill
yang dibutuhkan di dunia industri. Contoh yang bisa kita lihat adalah tentang social
media. Bisa kita lihat bahwa, kita tidak pernah mempelajari tentang sosial
media di sekolah seperti, youtube dan pelbagai platform media sosial lainnya. Dan ternyata, banyak sekali
pekerjaan yang berkaitan dengan media
sosial. Meskipun, tidak dipungkiri, sudah banyak sekolah-sekolah yang
mengajarkan ilmu dan pengetahuan mengenai media sosial. Akan tetapi, ketiadaan
perhatian terhadap potensi, kemampuan, dan akses pendidikan yang merata,
menyebabkan ketimpangan pengetahuan dengan relasi dunia pekerjaan.
Maka dari
itu, penjelasan di atas sebuah negara, harus memiliki skor PISA yang tinggi
supaya bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan pekerjaan maupun hal-hal
baru yang akan datang. Tetapi, bagaimana jika sebuah negara memiliki skor
PISA yang rendah? Jika skor PISA sebuah negara rendah, bisa dikatakan bahwa ketidakmampuan pemerintah negara dalam menajalankan program Pendidikan Indonesia yang berkualitas dan akan mengakibatkan kegagapan dan kegugupan dalam percaturan daya saing terhadap kehidupan global. Dan, bisa jadi adalah sebuah cerminan Pendidikan formal yang tidak begitu membantu, terlihat dari ketiadaan keseriusan dan kesungguhan dari pemerintah negara untuk mempersiapkan dan memberi jaminan menjalani hidup dengan baik setelah mereka lulus. Yang bisa diartikan kembali,
peserta didik di Indonesia kurang disiapkan untuk masuk ke dunia
industri/pekerjaan.
Lantas, bagaimana
solusinya? Solusi pertama yaitu, dengan mengevaluasi sistem Pendidikan saat
ini. Apakah perlu mengavaluasi kurikulum dan juga tenaga kerja guru? Mungkin
memang itu yang diperlukan. Tapi, apakah penurunan PISA Indonesia disebabkan
oleh guru dan pembuat kurikulum? Tentu saja kita tidak bisa menyalahkan 100% ke
guru serta pembuat kurikulum. Mengapa? Karena membuat kurikulum tidak semudah
yang kita pikirkan, banyak sekali pro dan kontra dari masyarakat, serta masih
banyak lagi persoalan-persoalan yang menyebabkan perkembangan dunia Pendidikan
Indonesia lambat dibanding negara lainnya.
Mengenai guru, bisa jadi sekarang banyak
sekali guru yang sulit untuk mendapatkan fasilitas, serta upah yang cukup,
sehingga mereka tidak bisa mengajar dengan maksimal. Maka dari itu, solusinya
adalah seluruh masyarakat di Indonesia perlu sekali bersatu untuk membentuk
Pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi. Mulai dari pemerintah, masyarakat,
guru, serta pihak swasta.
Selain dari hasil
PISA, kita bisa bandingkan Pendidikan Indonesia dengan Pendidikan negara Finlandia. Anak-anak di Finlandia tak diperkenankan masuk sekolah dasar kalau
umur mereka belum genap 7 tahun. Sedangkan di Indonesia, beberapa sekolah
membolehkan anak belum genap usia 7 tahun, bahkan usia 6 tahun masuk sekolah
dasar. Dengan usia yang belum matang betul untuk mengenyam pendidikan di
sekolah dasar, anak akan jenuh dan cenderung tidak optimal mengenyam
pendidikan. Selain itu, tidak seperti di Indonesia, di Finlandia, anak tidak
diukur dari 6 tahun pertama mereka mengenyam bangku pendidikan. Di Indonesia, 6
tahun pertama anak bersekolah, yakni di sekolah dasar, mereka sudah dinilai.
Nilai mereka dianggap memengaruhi prestasi. Lalu, hanya ada satu tes standar
wajib di Finlandia, yakni ketika mereka berusia 16 tahun. Sedangkan di Indonesia,
anak kelas 1 SD pun sudah dibebani ujian akhir semester. Sebenarnya, masih
banyak lagi perbedaan Pendidikan Indonesia dengan Pendidikan Finlandia, tetapi,
dari perbedaan-perbedaan di atas. Mungkin, dengan perbedaan tersebut, Indonesia bisa
memperbaiki Pendidikan dengan mengikuti Finlandia maupun membuat hal-hal baru
yang lebih baik dari negara lainnya.
Jika
dibaca dari atas, memang Pendidikan Indonesia tertinggal dari banyak negara
lainnya. Tetapi, apakah pemerintah diam saja dan tidak melakukan upaya? Nah,
ternyata pemerintah sudah melakukan beberapa upaya untuk mengevaluasi sistem
Pendidikan di Indonesia. Yang pertama, pemerintah sudah melakukan program
pembangunan kurikulum. Pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari
bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan
UU No.20 tahun 2003 Bab X tentang
kurikulum, pasal 36 ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi
pedoman bagi pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal, sesuai dengan
tuntunan dan tantangan perkembangan masyarakat. Yang kedua, hal yang sudah
pemerintah lakukan adalah pengadaan program buku paket.
Menjelang akhir tahun
dan berakhirnya tahun ajaran 2017/2018 semester ganjil menjadi momen yang pas
untuk mengevaluasi banyak hal. Salah satunya dari dunia pendidikan. Salah satu
kebijakan pemerintah untuk membantu pendidikan adalah dengan dibentuknya
program dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS. Fungsi BOS sendiri
disebutkan adalah sebagai penyedia pendanaan biaya operasional nonpersonalia
bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana progran wajib belajar. Salah
satu hal yang dimanfaatkan oleh BOS adalah pengadaan buku paket.
Nah, itulah potret Pendidikan Indonesia di mata dunia
serta solusi-solusi yang bisa dilakukan, bukan hanya pemerintah tapi keseluruhan
dari negara Indonesia. Bagaimana menurut kalian?
Sumber :
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-50648395#:~:text=Liputan%20Mendalam-,Peringkat%20pendidikan%20Indonesia%20di%20bawah%20Malaysia%20dan,China%20yang%20terbaik%20di%20dunia&text=Indonesia%20berada%20di%20papan%20bawah,International%20Student%20Assessment%20(PISA).&text=Indonesia%20mendapatkan%20angka%20371%20dalam,396%20terkait%20dengan%20ilmu%20pengetahuan.