Standardisasi Kebahagiaan Ala Negara dan Tips Menggapai Kebahagiaan

 

  sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id

oleh: Nayla Febrina Putri, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


     Sedih dan bahagia ternyata bukan hanya menggambarkan perasaan manusia dan makhluk bernyawa lain, tapi juga sebuah negara. Tentu saja diukur dengan standar tertentu, sehingga ada julukan negara paling bahagia dan paling menyedihkan di dunia ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mengeluarkan laporan tahunan yang bertajuk World Happiness Report atau Laporan Kebahagiaan Dunia. Dalam World Happiness Report tahun 2021 ini, PBB kembali menyusun 149 negara yang disurvei dalam program tersebut, Finlandia kembali menduduki daftar teratas sebagai negara paling bahagia di dunia. Salah satu alasan yang membuat Finlandia dinilai sebagai negara paling bahagia, karena negara tersebut dapat menangani Covid-19 lebih baik dari negara lain.


Laporan Kebahagiaan Dunia, atau World Happiness Report itu menempatkan Denmark di posisi kedua, kemudian diikuti oleh Switzerland, Islandia, dan Netherlands, seperti dilansir BBC, Sabtu (20/3/2021). Sementara Inggris, turun dari posisi 13 ke 17. Indonesia berada pada peringkat 82 dari daftar tersebut. Data dari peneliti analitik Gallup, meminta orang-orang di 149 negara untuk menilai kebahagiaan mereka sendiri. Langkah-langkah itu termasuk dukungan sosial, kebebasan pribadi, dan tingkat korupsi juga diperhitungkan.


Negara yang dianggap paling tidak bahagia di dunia adalah Afghanistan, diikuti oleh Lesotho, Botswana, Rwanda, dan Zimbabwe. Menurut penulis laporan, adanya "frekuensi emosi negatif yang lebih tinggi secara signifikan" di lebih dari sepertiga negara - kemungkinan merujuk pada efek pandemi Virus Corona Covid-19. Namun, segalanya menjadi lebih baik untuk 22 negara. Beberapa negara Asia dikatakan mendapat nasib lebih baik dibandingkan tahun lalu, sementara China naik ke posisi 84 dari 94. "Yang mengejutkan, adalah secara rata-rata, tidak ada penurunan kesejahteraan ketika diukur dengan evaluasi individu terhadap kehidupan mereka," Kata John Helliwell, salah satu penulis laporan itu, dalam pernyataannya." Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa orang melihat Covid-19 sebagai ancaman umum dari luar yang mempengaruhi semua orang dan ini telah menghasilkan rasa solidaritas dan perasaan sesama yang lebih besar," Tambahnya.


Membandingkan persepsi warga di lingkungan pedesaan atau perkotaan, dengan persepsi warga yang tinggal di suatu negara, para peneliti menemukan bahwa penduduk kota cenderung lebih bahagia dari persepsi penduduk dalam suatu negara. Penelitian tersebut menunjukkan, kalau memiliki teman dan komunitas adalah salah satu faktor terkuat dalam menentukan kebahagiaan. Hal itu lantaran sikap saling percaya dan merasakan rasa memiliki cenderung membuat mereka merasa sejahtera. “Lingkungan sosial yang bahagia, baik perkotaan atau pedesaan, adalah tempat di mana orang merasakan rasa memiliki, di mana mereka saling percaya, dan menikmati satu sama lain dan lembaga bersama mereka,” pungkas Helliwell.


Penasaran, Indonesia berada di urutan ke berapa, ya? Ya, posisi Indonesia ada di tengah-tengah. Di ranking 82 dalam laporan World Happiness Report. Posisinya naik 2 peringkat dibanding tahun sebelumnya yang bertengger di urutan 84 dari 149  negara. Jika dibandingkan negara yang sama-sama memiliki basis penduduk terbesar, seperti China, Indonesia masih unggul. Namun di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia kalah bahagia dari Malaysia (81), Filipina (61), Thailand (54), dan Singapura (32). Memang sih ya, orang Indonesia itu terkenal suka menebar senyum, ramah meski sedang dirundung pelbagai persoalan hidup. Itulah kultur bangsa ini, “makan nggak makan asal kumpul.” Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun pernah menyampaikan pidato soal hal tersebut. “Kita mungkin bukan yang paling maju, tapi kita salah satu orang paling bahagia di dunia,” kata Jokowi beberapa waktu lalu merespons hasil riset perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Gallup yang menyebut Indonesia adalah salah satu dari 8 negara paling bahagia di dunia.

 

Sebetulnya, di Tanah Air sendiri, sudah ada laporan yang menunjukkan bahwa orang Indonesia cukup bahagia dari beberapa dimensi kehidupan. Tercatat indeks kebahagiaan di Indonesia yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 70,69 pada skala 0-100 di tahun 2017. Angkanya naik dari capaian tahun 2014 yang ada di level 68,28. Jika dibedah lebih dalam, kebahagiaan orang Indonesia tidak hanya karena uang (skor 62,99) dan jabatan (67,15). Tapi berasal dari keharmonisan keluarga (80,05), hubungan sosial (75,45), hubungan positif dengan orang lain (71,93), kesehatan (71,12), maupun rasa aman (77,15), dan perasaan senang (75,06).


Berikut adalah 10 negara paling bahagia di dunia, yang di antaranya adalah:

1.      Finlandia : 7.842

2.      Denmark : 7.620

3.      Switzerland : 7.571

4.      Islandia : 7.554

5.      Netherlands : 7.464

6.      Norway : 7.392

7.      Swedia : 7.363

8.      Luksemburg : 7.324

9.      New Zealand : 7.277

10.  Austria : 7.268


Dan, sekarang saya ingin memberikan tips-tips menggapai kebahagiaan

Berikut adalah 10 Tips agar hidup lebih Bahagia:


1.      Dekatkan diri pada Tuhan

Menurut hasil penelitian Pew Research Center yang dikutip dari Republika.co.id, orang yang aktif beragama atau religius bisa merasa lebih bahagia. Kuncinya mendekatkan diri pada Tuhan, banyak bersyukur, dan berpikir positif. Dengan begitu, kamu tidak akan pernah merasa sendiri karena Tuhan selalu ada. Memberimu kekuatan dan membantu menyelesaikan setiap masalahmu. Dijamin hidupmu akan dikelilingi oleh  kebahagiaan.


2.      Perbanyak bergaul dan tertawa

Orang Indonesia suka banget sama yang namanya nongkrong, ngumpul, dan ngobrol ngalor-ngidul soal apapun. Pantas saja kedai kopi selalu ramai. Inilah yang memicu rasa bahagia. Berkumpul dengan banyak orang, bercengkerama, sampai tertawa bersama untuk menghilangkan stres, dan meningkatkan kebahagiaan.


3.      Rutin Berolahraga

Rajin berolahraga ternyata bisa bikin kamu bahagia. Sebab, orang yang rutin olahraga akan meningkatkan hormon serotonin, pemicu rasa bahagia yang sangat baik bagi pikiran dan jiwamu. Olahraga adalah salah satu cara tepat menjaga kesehatan, tubuh tetap bugar. Kalau sehat, makan apa saja terasa enak, pergi berlibur ke manapun jadi asyik, sehingga kebahagiaan terus berlipat. Jangan lupa lindungi diri dengan asuransi kesehatan.


4.      Negara Makmur, Rakyat Sejahtera

Jika masyarakat bahagia, produktivitas, dan kontribusinya ke negara pun akan naik. Ekonomi Indonesia akan bangkit, dan pendapatan meningkat. Dari situ, pemerintah harus hadir untuk melakukan perbaikan di segala bidang, sehingga rakyat Indonesia makin sejahtera dan bahagia.


5.      Percaya kepada orang lain

Tahukah kamu, Denmark tak pernah keluar dari peringkat 10 besar negara paling bahagia di dunia versi PBB. Tahun 2013 dan 2014, menempati peringkat pertama. Lalu 2015 di peringkat dua, kembali lagi di tahun 2016 ini menjadi yang pertama. Salah satu resep kebahagiaan orang Denmark adalah kepercayaan. Mereka mempercayai pemerintah, mempercayai keluarga, mempercayai tetangga, mempercayai rekan kerja, hingga mempercayai turis. Ini juga yang membuat mereka merasa hidup aman.


Jadi tak perlu khawatir jika meninggalkan rumah tanpa dikunci, atau kalau kelupaan mencabut kunci kendaraan. Dengan saling percaya dan menjaga kepercayaan, membuat hidup lebih aman dan tidak mudah was-was. Selain Denmark, penduduk Norwegia dan Islandia pun melakukan hal yang sama. Dengan adanya rasa saling percaya, mereka akan merasa damai dan tentram saat berada di mana saja. Mereka saling percaya, untuk saling menjaga.


6.      Jam kerja yang tak berat dan jatah cuti yang banyak

Kebahagiaan suatu negara bisa dilihat dari jam kerja para penduduknya serta jatah cuti yang mereka dapatkan. Bukan berarti malas-masalan untuk bekerja, melainkan keseimbangan antara bekerja dan istirahat haruslah diperhatikan. Dengan bisa pulang cepat dari kantor atau mendapat waktu cuti lebih lama, ada banyak hal lain yang bisa dilakukan seperti traveling atau mengunjungi kerabat-kerabat jauh yang juga dapat menjadi manfaat. Di Denmark dan Norwegia, jam kerja dalam satu minggu masing-masing 37 dan 38 jam saja. Jika dibagi 5 hari kerja (Senin-Jumat), maka rata-rata per hari mereka bekerja selama 7 jam saja. Tidak kurang tidak lebih.


Bekerja terlalu berat, dirasa dapat menyebabkan stres dan jatuh sakit. Tak hanya jam kerja, jatah cuti bagi para karyawan pun sangat diperhatikan. Di Denmark, jatah cuti selama satu tahun adalah 35 hari. Sedangkan Norwegia punya aturan sendiri bagi jatah cuti wanita hamil, yakni setelah melahirkan dapat cuti selama 10 bulan.


7.      Hidup yang sederhana

Kesederhanaan tak terlepas dari negara-negara paling bahagia di dunia. Lihatlah Denmark, Norwegia dan Islandia yang mana para penduduknya hidup dengan cara yang sederhana. Satu contohnya, mereka lebih memilih naik sepeda untuk berpergian. Baik untuk pergi ke sekolah, ke pasar hingga ke kantor, mereka memilih naik sepeda atau transportasi umum. Sebenarnya tak sedikit dari mereka yang bisa membeli mobil, tapi ternyata tetap saja memilih sepeda.


8.      Menjaga alam

Kosta Rika punya peraturan unik mengenai pembangunan gedung. Barangsiapa yang membuat bangunan baru, maka harus mendapat sertifikat dari kantor lingkungan nasional seperti tidak membuang limbah ke sungai dan menanam pohon di sekitar gedung. Bahkan tahun 2021 mendatang, Kosta Rika siap mendeklarasikan diri sebagai negara pertama yang bebas karbon. Kosta Rika memang tidak main-main dalam menjaga alamnya, baik sungai, gunung hingga hutan. Pemerintah Kosta Rika pun sudah mengganti sumber-sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Gas rumah kaca ditekan sampai rendah hingga polusi air dan udara jauh berkurang. Bahkan dari luas wilayah negaranya yang seluas 51.100 km persegi, 25 persennya adalah hutan lindung dan cagar alam.


9.  Pajak yang tinggi dan tidak adanya kesenjangan sosial

Denmark dan Norwegia mematok pajak yang tinggi bagi para penduduknya. Menariknya, para penduduknya tidak mempersalahkannya. Sebab pajak yang tinggi, nantinya akan tersalurkan ke sektor kesehatan dan pendidikan bagi penduduknya sendiri. Maka jangan heran, fasilitas rumah sakit atau pengobatan di dua negara tersebut diberikan secara gratis untuk penduduknya. Pun begitu bagi anak-anak sekolah dan mahasiswa di tiap universitas, yang dapat belajar secara cuma-cuma. Bahkan para pengganguran, akan mendapat tunjangan hidup sampai mereka mendapat pekerjaan. Itu semua uangnya dari pajak. Dengan pajak yang tinggi, tidak ada yang orang yang kaya banget, dan tidak ada orang yang miskin banget. Pajak yang tinggi pun mampu membuat kesenjangan sosial tidak terlampau jauh. Bicara soal kesenjangan sosial, ada yang menarik di Islandia. University of Missouri, universitas dari AS pernah melakukan survei kepada orang-orang Islandia perihal status sosial. Di Islandia, orang-orang kaya tidak hidup secara eksklusif dan terpisah. Mereka hidup berbaur, tinggal di lingkungan bersama kalangan menengah dan bawah. Hidup jadi lebih bahagia.


10.  Mengingat kematian

     Di poin yang terakhir ini, mari kita belajar mengingat kematian dari negara Bhutan. Orang-orang Bhutan percaya, dengan mengingat kematian maka akan menikmati setiap momen dalam kehidupan. Menikmati waktu yang ada dan lebih memilih untuk menjadi pribadi yang baik, serta berguna untuk orang lain.

Standardisasi Kebahagiaan Ala Negara dan Tips Menggapai Kebahagiaan