Antologi Puisi ini ditulis oleh Peserta Didik SMAN 34 Jakarta: Ahmad Saefulloh, Najwa Prama, Safitriningsih, Reanayu, Aliyyah, Alvin, Herni Siregar, Aqilaah, dan Keyza Adilla
SEPI YANG MENYELIMUTI
Oleh: Ahmad Saefulloh
Entah mengapa
ku tak dapat membaca di antara mega-mega di ufuk senja
bersama sinar purnama
mengalir impian yang hampir sirna
tak bosan kumenyapa, tak lelahku bertanya
kepada dia, kamu, dan mereka
tentang kumbang dan
bunga bunga
tentang sebuah kisah
romantika
di dalam perjalanan
hidup insan manusia
aku dapat merasa
yang lama tertanam di
dalam jiwa
itu dia kusebut cinta
kisah kasih asmara yang kini melanda
menjadi rimbunan rindu
yang membara
musim telah silih
berganti
senja pun menyambut
temaram
dan perjalanan ini… telah hanyut dan tenggelam
di dalam sunyi sepi
yang menyelimuti
remang diujung malam…
Sampai Nanti
Oleh: Ahmad Saefulloh
Bosan kumenatap layar
menatap wajah digital
menyapa tanpa raga
tak bisa ke taman
bertemu dengan teman
keluhku seketika tak bermakna
semua sedang berusaha
untuk tetap hidup dan ada
bila tiba saatnya nanti
bila pagebluk berhenti
kan kupeluk teman-temanku
kupeluk melepas rasa rindu
sampai nanti, hilang duka
sendu
ES TEH MANIS
Oleh: Ahmad Saefulloh
Panas dan dingin selalu berdebat
berlawanan, seolah tak pernah searah
padahal mereka bisa bertemu pada titik hangat
seperti kita yang selalu bertentangan,
aku memesan es teh
kamu lebih memilih teh panas
yang pada akhirnya kamu biarkan dingin juga
kamu tahu, dari es yang kamu bilang tak sehat itu
aku bisa belajar menghargai waktu
terlambat kuteguk,
manisnya akan hilang
teh manis berubah menjadi teh tawar
cepat kuteguk,
pada akhirnya es yang tersisa tetap mencair juga
warna teh pun menjadi pudar
dari es aku juga belajar
bahwa hidup berjalan terus
berkelana atau diam di tempat waktu tetap pergi meninggalkanmu
umurmu seperti es batu yang mencair
terpakai tidak terpakai maka akan berakhir
Bahagia
Oleh Keyza Adilla
Kubuka hariku dengan menatap matahari muncul dari ufuk
timur
timbul malu-malu bersemu jingga membuka pagi menjadi
indah
kusingkap tirai dan jendela untuk melengkapi indahnya
pagi
mendapati angin sejuk semilir menyentuh kulit
penyemangat hari
mata menyapu birunya langit bersama tarikan napas
memenuhi tubuh
tak sadarku berdendang diiringi kicauan burung yang
terbang menjauh
segaris senyumku membuat rona dipipi membuat hari
menjadi riuh
bergegasku berlari mencari ibu, inginku tumpahkan
bahagia sambil memeluk
dengan doaku mulai membula laptop disudut meja
mulai menyapa guru dan teman-temanku yang ada di layar
kaca
menyimak ilmu mencoba meraih mimpi yang masih menjadi
asa
bersyukur kepada sang pencipta masih mendapat nikmat
di masa pandemi
hariku indah didukung dengan suasana tentram dan damai
membuat rasa nyaman yang tiada dapat dipungkiri oleh
diri sendiri
menciptakan kreatifitas dan spirit berwarna-warni
bagai pelangi
seolah membuat pikiran meletup-letup bagai kembang api
di tengah hari bergegas kuangkat jemariku memanjatkan
doa
diawali basuhan air suci kekulit sebagai penyegar
kalbu
sujud syukurku kehadirat tuhan yang masih memberi
nikmat
menyadarkanku akan nikmat yang tak dapat kudustakan
AKU, KAMU, DAN KALIAN
Oleh
Keyza Adilla
MELANGKAH
KU TERTATIH NAMUN PASTI
MERAJUT
ASA HINGGA KULETIH
NAMUN
MIMPI TERUS KURAIH
HINGGA
PELUH MEMBASAHI PIPI
AKU
DI SINI BERTEMAN KAMU
MENATAP
KE DEPAN TAK PERNAH JEMU
BERSAMA
KITA COBA MERAMU
SEMANGAT
MERAIH CITA SAMPAI KETEMU
AKU
DAN KAMU DIANTARA KALIAN
BERSATU
PADU MERANGKAI MASA-MASA YANG INDAH KITA PERJUANGKAN
HINGGA
BERSORAK DI PENGHUJUNG KESUKSESAN
TAK
ADA BATAS KITA UNTUK BERKARYA
JATUH
SEKALI UNTUK BANGKIT DENGAN SERIBU SEMANGAT
AKU,
KAMU, DAN KALIAN SELALU SEPAKAT
TETAP TEGAK BERJUANG DEMI MEMBERI SENYUM BAGI IBU PERTIWI
SEWINDU
Oleh: Aqilaah Syakira
Satu putaran windu
menjadi saksi bisu
kala raga meniti hari penuh rindu
adapun hati turut andil di dalamnya
hanya butuh satu detik ‘tuk hati temukan arahnya
untuk pertama kalinya
tanpa sadar berpacu dalam waktu
mengabai jutaan detik demi menggapai tuju
separuh dasawarsa
biarlah kata hati berkuasa
turuti segala rasa
kendati luka tertimbun dalam asa
menjelang sewindu
kata pamit terucap meski enggan
biarlah hati berkelana tanpa arah
berjerih lupakan segala angan
hingga satu malam
di bawah naungan pendar rembulan
dalam senyap sang gulita
alunan melodi lagu memecah hening malam itu
membuat raga tersadar dari mimpi buruknya
tak pernah sekalipun hati ini beralih
raga memaksa sedang hati tak putus asa
bertahan dengan kokohnya
sesal datang kala tersadar
detik demi detik terbuang percuma
memaksa hati lupakan asa
hanya menoreh sesak dalam benak
malam ini
raga memutus segala paksa dan kembali mendengar isi
hati
tanpa menarik kata pamit yang pernah terucap
bukan hati tak lagi menaruh harap
hanya segan tuk tunjukkan kembali
SANG
LUAS BIRU
Oleh: Aqilaah Syakira
Ombak berderu
hamparan biru tepat di depan mata
hembus angin menerpa
memberi damai melepas resah
seakan tau lelah kupendam
ku lepas semua di hadapan sang luas biru
bagaikan jalan pulang
di mana hati bisa rasakan tenang
kulangkahkan kaki lebih jauh
menjauhi hamparan pasir putih
dingin menjalar di sekujur kaki
gemuruh ombak menderu semakin lantang
ku tutup kedua mata
dalam bisu kuutarakan resah hati
seolah lautan dapat mendengar segalanya
dan menggantinya dengan damai
dalam hening air mata terjatuh
menyatu dengan luasnya laut biru
seakan mengambil segala resah
lantas dipecah oleh deburan ombak
kubuka kedua mata
terasa haru penuh damai
kala kembali memandangi hamparan biru
bagai lelah dan resah tak pernah kurasa
tersenyumku pada lautan luas
dan kutolehkan pandangan ke belakang
hamparan pasir putih menungguku kembali
kuputuskan tuk berjalan kembali ke arahnya
gemuruh ombak seketika terdengar seolah memanggil
diiringi kicauan burung camar di atasnya
ku tolehkan pandanganku sejenak
kembali memandangi luasnya laut biru
lantas tersadar bahwa ku tak bisa terus di sini
namun kuberjanji
suatu hari kuakan kembali
dan kuceritakan semua di hadapan sang luas biru
tanpa membawa resah, melainkan cerita bahagia
PENGHALAU
SEPI
Oleh: Aqilaah Syakira
Hai, kawan
bagaimana kabarmu di sana?
cukup lama kita terpisah jarak
tanpa tahu sempatkah kita bertemu kembali
di saat seisi dunia berpaling
tak kukenal apa arti sepi
detik berganti, terasa berharga hanya denganmu
tiap hal kecil berotasi menjadi kepingan memori
segala lelucon mengawali hari
tawa seakan tak tahu cara berpaling darimu
tak jenuh menjadi penyemangat
meski nyatanya resah pun kau rasa
kala kuterluka
tiap kalimatmu seolah menjadi penyembuh
candamu bangkitkan tawa
meski air mata belum habis menitik
kau tunjukkan dunia padaku meski ku enggan
ragam cercah harap senantiasa ku dapat darimu
kau menjadi penguat kala ku merasa tak lagi ada
harap
meyakinkan bahwa ku tak berjuang sendiri
saat ku tak yakin dengan arah
saat kuragu tuk gapai tuju
kau yakinkan aku seolah segalanya mudah bagiku
bahkan yang kurasa mustahil sekalipun
di saat ku terus berusaha tanpa henti
tak lupa kau ingatkanku tuk berhenti sejenak
kala lelah tak ku hiraukan, kau yang tak henti
menjadi pengingat
seolah lelahku pun kau rasa
bilaku dihadang dua pilihan
saran serta beribu alasan kau beri
dan berjanji tuk selalu berdiri di belakangku,
apapun pilihanku
seolah siap hancurkan segala rintang yang menghalang
bila seseorang bertanya
kan kujawab, aku bahkan tak butuh separuh isi dunia
hanya mereka yang selalu mengisi hati
rasa saling memiliki, kuharap abadi
terima kasih, para penghalau sepi
RINDU
Oleh:
Herni Mala Siregar
Tidak ada
rindu yang sederhana
jika rindu
itu sederhana,
pertemuan
bukan hal yang
sulit
tidak ada
rindu yang tak
menyakitkan
jika rindu
adalah perasaan yang menyenangkan,
ia tak buat
para perindu
bersedih
tak ada rindu
yang biasa
hilang begitu saja
ia bukan
penyulap,
bukan pula penyihir
rindu adalah
kekekalan
sampai nanti
bertemu pun,
akan tetap
ada kepingan waktu
yang tak
pernah kembali
rindu adalah
sejarah-jahatnya
perasaan
menyakitkan perasaan
KEBAHAGIAAN
Oleh: Herni Mala Siregar
Kebahagiaan,tak pernah sederhana seperti dituliskan dalam buku
kebahagiaan,selalu menjadi rahasia waktu.
JIKA
Oleh:Herni Mala Siregar
Jika kau
adalah senja
aku adalah
langit yang terlalu
malam menyapamu
tanpa bintang
dan bulan yang
tertutup awan
jika kau
adalah puisi
maka aku
adalah kopi yang terlalu
basi untuk
jadi bait-baitmu dalam puisi
jika kau
adalah pukul 12.00
aku adalah
pukul 12.01
dekat, tapi jarum tak mungkin berbalik
pada setiap
temu yang terjadi semu
mungkin aku terlalu asing untuk kita yang telah asing
Apa
Kabar Malam?
Oleh: Reanayu Putri Azhara
Semesta...
aku
ingin bertanya
masih
adakah sisa malam yang dapat dikunjungi saat ini?
jika
ada, aku ingin bersinggah untuk sementara waktu
menawarkan
sedikit kebahagiaan kecil pada mereka yang ingin menerimanya
walau
pintaku sedikit rasa paksakan rasa
hambar
tetaplah hambar
takkan
ada sisa malam yang dapat di kunjungi saat ini
Merasa cukup untuk hal-hal kecil
bahagiamu
meskipun tidak banyak yang ingin
mendengar ceritamu
tetaplah dengan apa adanya dirimu
Perjumpaan
Oleh: Reanayu Putri Azhara
Aku ingin bicara lewat hati ke hati,
mencari yang pasti hingga kini kunanti…
agar
bisa kumengerti,
agar
hidupku jauh lebih berarti...
untuk
seseorang yang berada jauh di sana,
ada salam rinduku, untukmu yang tak dapat
tersampaikan pada pelukanmu
namun hanya dapat terukir dalam selembar
carik kertas biru
semoga
pagimu, siangmu, dan malammu
menjadi sebuah kehangatan yang layak
untuk dikagumi semesta
Sahabat
Oleh: Reanayu Putri Azhara
Sahabat...
apakah
ini waktu yang tepat untuk berpisah
dulu
aku selalu melihat kau bercanda
dulu
aku selalu melihat kau tertawa
tapi
kini mengapa?
ku
tak bisa melihatmu seperti dulu lagi
kini
hatiku tergores kesedihan
ketika
terucap salam perpisahan
semoga tuhan dapat mempersatuka kita
AKU HARUS
BERBEDA
Oleh:
Najwa Prama
Jangan samakan aku
dengan mereka
selalu tawarkan
kesenangan,
itulah sifat dunia,
dan masih banyak yang
terlena
saya
tidak ingin menjadi seperti mereka
yang
memaksakan ego diri tanpa sadar
mengorbakan
alam demi pengakuan,
aku
ingin tahu apa tujuan dan maksud
bukan
bersaing untuk pamerkan prestasi
aku masih di sini,
menjalani sisa hidup
mengasah diri
menikmati hari-hari
sederhana
karena kutelah temukan
diri
di tengah sepi dan
kesederhanaan
tidak ditengah
keramaian,
maupun kesenangan yang
semu
KEBEBASAN
Oleh: Najwa Prama
Ku ingin terbang…
mencari kebebasan
sebagai wanita
aku tidak terkurung
aku tidak terpuruk
teriakan
emansipasi menggelegar
suara
lembut Khadijah berbisik di telinga
aku
wanita pencari kebebasan
memuntahkan
seluruh isi gelas pikiran yang ada,
berkeping-keping dan bangkit menjadi mozaik yang sempurna
aku wanita
akan kubelai jiwa yang
lemah
dan tidak berdaya
yang dikuasai rayuan dunia
air mataku akan tetap
menemaniku
di tengah langkah rasio
dan ideologi
karena aku wanita
yang akan mengubah dunia.
KEESAAN-MU
YA ALLAH
Oleh:
Najwa Prama
Keesaan-Mu membentang indah maha sempurna
keagungan abadi yang kekal adalah dzat tertinggi-Mu
hakiki setiap firman-Mu
ya Allah
kekuasaan-Mu tak tertandingi
kesempurnaan-Mu tak setara oleh apa pun
hamba yakin dalam agamaku
dalam ibadahku
serta khusyunya mengingat Mu
hamba agungkan ayat suci-Mu
hamba semayamkan dalam setiap hela napas
hingga akhir hayat
dan kau datangkan malaikat sempurna menjemput ajalku
dalam rinduku berserah diri
memuja agung maha karya sempurna tak tertandingi
Sastra
Puisi
Oleh: Aliyyah
Fadhilah
Tak tahu sampai kapan
jalan yang kutempuh ini sampai di
ujung
lelah... Aku merasa lelah
dengan jalan yang aku tapaki
mungkin memang harus kukemudikan
dengan baik
agar sampai di tujuan sesuai keinginan
tapi, bisa kah diriku?
bisakah kemudi itu berkolaborasi
dengan pikiranku ini?
ataukah kemudi itu yang bisa membawa
ku ke jalan yang benar?
Tuhan... Adakah seseorang yang Kau
siapkan untukku
untuk bersama menopang beban yang kupikul
ini
agar mau kubagi kesedihanku
tak tahu apa lagi yang bisa kulakukan
sejak awal kumemulai mengenal dunia
sejak itu juga kumemulai memahami
arti hidup
banyak kisah yang telah aku lewati
demi mengejar impian
semua kisah itu tak dapat kulupakan
dari memoriku
tentang perjuangan kehidupanku untuk
meraih impianku
walau banyak rintangan yang harus
dihadapi
namun bukan itu yang membuatku harus
menyerah
karena kehidupan ini butuh kerja keras dan
pengorbanan yang luar biasa
maka itu tak ada kata menyerah
sebelum mencapai impian yang penuh harapan
jangan sangka, kehidupan selalu
bahagia
jangan dipikir, hidup hanya enak-enak
saja
jika kau berpikir hanya sampai itu
saja
maka, kau perlu melihat luasnya dunia
banyak orang yang ingin menjatuhkan
tutur katanya yang menyakitkan
sehingga tak jarang membuat hidup
berantakan
itulah hidup, butuh sebuah perjuangan
jangan sampai kau merasa terlena
dengan kehidupan yang fana
suatu ketika akan datang sebuah luka
dan kau harus pasang kuda-kuda
hidup butuh perjuangan
di mana kau tak hanya bisa berpangku
tangan
namun harus berani dalam mengambil
keputusan
jika kau benar, kau akan bertemu
kesuksesan
sehingga kehidupan mu akan lebih nyaman
melangkah di bebatuan
tergores kerikil tajam tak bertuan
membekas luka di kaki tak
terobati
tak ada pilihan selain terus
melangkah
walau sungguh sulit tuk dimengerti
mendaki bukit terjal
dengan tepian bergerigi kasar
tergelincir karena emosi
hadirkan kekosongan di dalam hati
bingung mau berbuat apa
tak ada ide ataupun inovasi
semua serasa gelap dan sempit
suara hati kian meronta-ronta
memompa untuk terus melangkah
walau berat tuk dijalani
keingingan untuk bertahan
terus berkobar penuh semangat
jalani saja hari demi hari
biarkan sang waktu berikan hasil
dikemudian hari
Tuhan tidak pernah ingkar janji
rezeki pasti datang tak tertukar
bagi mereka yang mencari
bukan untuk mereka yang berdiam diri
Untukmu Pahlawan Indonesiaku
Oleh: Safitri
Ningsih
Demi negeri…
engkau korbankan waktumu
demi bangsa…
rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang di depan
kau bilang itu hiburan
tampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara di jiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan dan pembantaian
dan dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah di sekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
yang muncul dari tubuhmu
namun tak dapat…
runtuhkan tebing semangat juangmu
bambu runcing yang setia menemanimu
kaki telanjang yang tak beralas
pakaian dengan seribu wangian
basah di badan kering pun di badan
yang kini mengantarkan Indonesia
ke dalam istana
kemerdekaan
Sukses
Oleh: Safitri
Ningsih
Hari ini aku bernapas
saat ini masih ada waktu
sekarang ini aku akan bertindak
membangun kesuksesan yg kuinginkan
tidak ada kata besok ataupun nanti
karena mati tidak selalu pasti
gagal adalah awal dari kesuksesan
kata-kata yg kudapat dari seorang ilmuan
ini bukan janji ataupun mimpi
pasti sukses akan terjadi
aku berdoa, berusaha, dan percaya
selama masih hidup kemungkinan pastilah bisa
Alamku
Oleh: Safitri
Ningsih
Alam nan indah dipandang
begitu sejuk merasuk jiwa
dihiasi cahaya mentari yg menyinari
diiringi alunan air yang mengalir
ohh alamku...
Kusadari mengapa terjadi terlalu cepat berubah
hutan kehilangan pohonnya
air kehilangan kejernihannya
bukit kehilangan kehijauannya
seolah manusia tak peduli akan alam ini
wahai manusia...
lestarikan alam ini
dan jagalah alam ini
untuk cucumu nanti
Puisi
Corona
Oleh: Muhammad Alvin Ghiffary
Corona…
kau datang tanpa diundang
datang membawa penyakit
penyakit yang dapat membawa kematian
karena engkau…
kami harus diam di rumah
harus menjaga jarak
dan harus mencuci tangan
corona…
kapan kau pergi dari bumi ini
kapan kau hilang dari bumi ini
semoga engkau hilang selamanya
Puisi
Ibu
Oleh: Muhammad Alvin Ghiffary
Ibu…
kau adalah orang yang penyabar
kau orang yang sangat penting
kau orang yang sangat berjasa untuk
anakmu
ketika aku masih kecil…
kau sangat sabar dalam menjagaku
kau sangat sabar dalam merawatku
kau sangat sabar dalam mengajariku
tentang banyak hal
karena kau…
aku bisa tumbuh sebesar ini
aku bisa semandiri ini
terima kasih Ibu
Puisi
Guru
Oleh: Muhammad Alvin Ghiffary
Guru…
kau yang telah mengajariku
kau yang telah mendidikku
karena kau aku bisa sepandai ini
guru…
kau sangat sabar dalam mengajar
walau kau kadang marah…
itu semua buat kebaikan murid-muridmu
guru…
terima kasih atas waktu yang telah kau
korbankan
terima kasih atas ilmu yang kau berikan
jasamu sangat berharga