Cinta itu bernama: Indonesia

 

                 sumber gambar: souvenir.buzz

oleh: Shakila Elsafitri, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


   Indonesia merupakan negeri yang penuh dengan keistimewaan. Lahir dan terbentuk dari keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman adat, serta pelbagai golongan. Indonesia adalah negara kepulauan. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. Dan, memiliki populasi mencapai 271.349.889 jiwa (jumlah penduduk Indonesia 2021). Hebatnya lagi, Indonesia dikenal dengan banyak sekali julukan di mancanegara seperti Indonesia Negeri Agraris, Negeri Maritim, Negeri Nyiur, Negeri Seribu Candi, Negeri Seribu Pulau, bahkan, mendapat julukan Heaven on Earth.


Daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil bermacam jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, batu bara, emas, dan perak. Yang semua itu merupakan kekayaan negeri ini. Ya, Negeri kita semua.


Indonesia juga memiliki begitu banyak tempat wisata alam yang begitu indah bak kepingan surga yang tumpah ke hamparan bumi. Raja ampat di Papua, Gunung Bromo di Jawa Timur, Danau Toba di Sumatra Utara, Pantai Pink di Lombok, Karst Batimurung di Sulawesi Selatan, Kepulawan Derawan di Kalimantan Timur, atau yang sering sekali disebut dengan Maldives-nya Indonesia.

 

Indonesia bahkan juga tidak pernah kalah dalam cita rasa makanannya. Banyak sekali makanan khas Indonesia yang mendunia. Sebagai contoh, Tempe, Rendang, Sate, Sop Buntut, Gudeg, Soto Betawi, Tongseng. (www.merdeka.com)


Indonesia bahkan memiliki keberagaman dalam kepercayaan, dan semuanya menjalankan agama dan kepercayaannya dengan penuh kebanggaan dan ketaatan. Ada enam agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dan, ada pelbagai kepercayaan yang diyakini para penduduk Indonesia. Hebatnya, semua itu berjalan selaras, seirama, senada, dan tanpa disadari seperti membentuk melodi indah dalam alunan negeri ini.


Bukan hanya itu, Indonesia merupakan negeri ibu pertiwi yang bersifat sakral. Indonesia lahir dari begitu banyak perjuangan dan kisah hebat di dalamnya. Negeri ini memiliki banyak sekali keistimewaan adat yang lahir dari para leluhur terdahulu. Yang tidak pernah mati, dan terus diwariskan kepada para penerus-penerus selanjutnya.


Jika ditanyakan, mengapa kita perlu melestarikan adat istiadat dan kebudayaan Indonesia? Karena, itu semua merupakan jati diri atau bahkan, bisa disebut jiwanya negeri ini.


Pancasila, yang merupakan Dasar Negara Indonesia lahir dari perembukan dan musyawarah. Tidak diambil sekonyong-konyong dari sebuah pemaksaan gagasan untuk menciptakan kemerdekaan. Setiap sila yang tertera pada landasan tersebut, semuanya diambil berdasarkan sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Setiap sila pada dasar Negara yang sekarang, menjadi pedoman bangsa ini, diambil nilai-nilai kebudayaan yang melekat pada setiap kerak tanah bangsa ini. Tanpa itu semua, Pancasila hanyalah tulang yang rapuh dan kopong. Yang akan habis dimakan rayap atau bahkan hancur saat ditempa.


Berbagai contoh adat dan kebudayaan yang masih dilaksanakan sampai saat ini seperti, Upacara Ngaben di Bali, Pesta Batu Bakar di Papua, Ngobeng di Sumatra Selatan, Sekaten di Jawa Tengah, Aruh Baharin di Kalimantan, Ammateang di Sulawesi, Tradisi Mumi di Papua. Semua upacara itu masih dilaksanakan dengan penuh rasa hormat di negeri ini.


Indonesia juga memiliki para pahlawan dan pejuang yang menjadi pelopor dan bahkan menjadi inspirasi bagi para generasi setelahnya. Seperti, H. Agus Salim di Sumatera Barat, Cipto Mangunkusumo di Jawa Tengah, Dewi Sartika di Jawa Barat, Cut Nyak Dhien  di Aceh, Diponegoro di D.I. Yogyakarta, Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat, Marthen Indey di Papua, Martha Christina Tiahahu di Maluku. Dan, masih banyak lagi. Mereka adalah garudanya negeri ini saat dan sesudah perjuangannya.

  

Tidak sampai di situ, apakah kalian semua sudah tahu, jika ada berbagai penciptaan-penciptaan yang dari Indonesia telah diakui dunia? Seperti,


1. Prof. Dr. Khoirul Anwar, pencipta teknologi broadband (merupakan teknologi broadband yang diciptakan beliau, menjadi langkah awal terciptanya Mobile 4G LTE.)

 

2. Yogi Ahmad Erlangga, pencipta rumus matematika dalam perminyakan (Ia tercatat sebagai Doktor matematika termuda, rumus yang ditemukannya dapat menyelesaikan berbagai masalah perminyakan. Karena rumusnya tersebut, menarik perhatian perusahaan minyak dunia, yaitu Shell.)

 

3.  Prof. Ir. R.M. Sedyatmo, pencipta pondasi cakar ayam (sistem yang ia ciptakan dapat berdiri begitu stabil di atas lahan yang tidak stabil, sehingga memungkinkan untuk digunakan oleh banyak bangunan di seluruh dunia. Landasan pacu yang digunakan di bandara Soekarno Hatta juga menggunakan sistem ini.)


4. Muhammad Nurhuda, pencipta kompor ramah lingkungan (setelah penemuannya diuji coba, “limbah” buangan kompor ini berada di bawah batas minimum yang ditetapkan oleh WHO. Ciptaannya tersebut bahkan menarik perhatian negara-negara se-Asia Pasifik dan Amerika lho!)

 

5. Randall Hartolaksono, pencipta bahan anti-panas dan anti-api (Randall Hartolaksono yang merupakan lulusan University of London ini sempat diremehkan saat mengeluarkan ide-idenya, termasuk idenya saat menciptakan bahan anti-panas dan anti-api yang berasal dari kulit singkong. Saat ini, ia justru sangat dihargai oleh perusahaan otomotif dunia seperti Petronas, Ford, dan masih banyak lagi yang mengapresiasinya atas idenya)


6. Tjokorda Raka Sukawati, pencipta sistem penyangga jalan layang (berikanlah apresiasi pada Tjokorda Raka Sukawati, orang asal Indonesia yang menciptakan sistem penyangga jalan layang, Sistem penyangga jalan layang dibuat sejajar dengan jalanan di bawahnya dan bisa diputar dengan mudah untuk mengaturnya. Sistem yang dibuatnya telah diakui oleh dunia karena mampu menghemat tempat dan sangat mengefisiensikan transportasi.


7.  Dr. Warsito P. Taruno, pencipta alat pembunuh sel kanker (ternyata alat yang mampu membunuh sel kanker diciptakan oleh orang Indonesia, yaitu Dr. Warsito P. Taruno. Hasil uji coba di Lab in Vitro menyatakan bahwa alat ciptaannya benar-benar bisa memerangi sel kanker pada tubuh penjangkitnya. Alat ciptaannya tersebut diakui dan bahkan digunakan oleh Jepang, karena dinilai sebagai alat dalam mencegah pertumbuhan kanker yang paling efektif. Luar biasa ya!)


Setelah membaca semua paragraf di atas, aku ingin mengajukan sebuah pertanyan.


Adakah alasan bagi kita untuk tidak bangga dengan negeri ini?


Bukankah setelah membaca itu semua, kita sangat merasakan seperti mendapatkan sebuah keberuntungan dan kebanggaan besar saat sadar bahwa kita dilahirkan dan ditakdirkan menjadi penerus tanah surga ini?


Kesampingkanlah para koruptor, para penjilat, para politikus curang, para patriarki, para anarkis, para kriminal, para anggota dewan yang mengkhianati tuan atau rakyatnya sendiri.


Karena, bukan mereka yang menjadi alasan kita untuk benci negeri ini.


Menurutku, setiap tanah yang subur pasti ada saja tikus dan hama disekitarnya, yang siap menggerogoti berbagai tanaman yang akan ditumbuhkan di atas tanah itu. Begitu juga negeri ini, tanah yang diatasnya ada berjuta-juta kekayaan dan anugerah Tuhan.


Namun, hal itu bukan menjadi tatangan terbesar untuk kita tetap menjaga tanah ini. Yang menjadi tantangan terbesar ialah, hilangnya rasa bangga dan cinta di dalam hati untuk negeri dan tanah ini. Karena jika sudah kehilangan semua rasa itu, tidak akan ada lagi yang namanya bela bangsa ataupun peduli dengan bangsa.


Kita, para generasi yang dimiliki negeri ini, adalah tombak tertajam yang dimiliki bangsa ini. Kita adalah sebuah harta karun berisi granat yang akan meledak saat waktunya, dan waktu itu adalah waktu di mana kita sebagai generasi Indonesia mengejutkan dunia.


Kapan? Tanyakan pada diri kita masing-masing.


Karena, sejatinya perjuangan ialah bukan hanya mendapatkan kemerdekaan lalu menikmatinya, tetapi mendapatkan kemerdekaan itu, lalu berjuang untuk membawa negeri ini ke langit tertinggi sebuah keberhasilan.


Disarankan membacanya sambil memutar lagu Runaway-Aurora.


Terima kasih!

Cinta itu bernama: Indonesia