BLACK SWAN: Sang Ratu yang Meleburkan Kesempurnaannya Sendiri

 

                        Sumber: https://id.wikipedia.org/

oleh: Alicia Kyoumi, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


Judul Film : Black Swan

Genre         : Drama, Thriller

Sutradara : Darren Aronofsky

Produser   : Mike Medavoy

Pemain Film : Natalie Portman, Vincent

Produksi : Fox Searchlight Pictures (presents)

     Film ini menceritakan tentang bagaimana seorang perempuan cantik bernama Nina Sayers, yang berusaha untuk meraih cita-cita, impian, bahkan obsesi terbesarnya, yaitu sebagai ballerina professional. Ia dilahirkan dan dibesarkan oleh ibunya yang merupakan mantan ballerina dengan rasa obsesif berlebih dan secara tidak langsung membentuk kepribadian Nina. Nina tumbuh menjadi seseorang yang perfeksionis namun rapuh, dan juga tertutup di saat yang bersamaan. Ia menjadi seorang yang anti-sosial dan kurang terbuka.

Sebagai ballerina, Nina sanggup menari dan membawakan semua gerakan-gerakan ballet yang rumit dengan indah dan sempurna. Namun, Ia kurang meresapi bahkan tidak ada jiwa pada setiap gerakan gemulainya itu menurut Thomas Leroy, seorang guru sekaligus sutradara pementasan balet yang menunjuknya sebagai Swan Queen (tokoh utama dari pementasan Swan Lake yang menggantikan sang prima ballerina yang ‘terpaksa’ pensiun, Beth Maclntyre).

Membawakan peran sebagai Swan Queen tentu tidaklah mudah. Peran rumit tersebut menuntut Nina agar mengerahkan segala kemampuan menarinya dengan baik, namun juga harus menampilkan dua sisi emosi yang berbeda. Ia harus dapat menjadi seperti White Swan yang memiliki karakter lembut, baik, dan penyayang, sehingga terlihat polos dan penuh pesona. Demikian halnya juga dengan Black Swan yang memiliki karakter jahat, licik, sehingga terlihat aura yang lebih gelap dan menggoda. Karakter Black Swan inilah yang menjadikannya seorang introvert itu” merasa kesulitan untuk terjun dan meresapi karakter tersebut.

Lili yang merupakan balerina baru ternyata mampu untuk membawakan karakter Black Swan dengan baik sehingga membuat Nina merasa tersaingi dan menjadikannya sebagai persaingan panas akibat rasa obsesinya yang berlebih itu. Sehingga, Nina mencoba dengan cara apapun agar karakter Black Swan dapat masuk ke dalam dirinya. Karena jika berhasil, maka Ia akan mendapatkan peran tersebut dengan mudah.

Nina menjadikan Beth sebagai inspirasinya yang merupakan mantan penari balet senior di tempat tersebut. Beth selalu dibangga-banggakan oleh Thomas Leroy, karena Beth adalah penari balet terbaik, populer, dan sempurna. Ia memiliki aura yang anggun seperti layaknya penari balet yang sangat diidamkan oleh Nina. Sayangnya, Beth harus ‘pensiun’ karena masa aktifnya telah berakhir, sehingga Thomas mencari pemeran baru yang lebih muda dan segar, seperti Nina. Nina pun mulai mencari jati dirinya lebih dalam secara perlahan dari karakter ‘White Swan’ menjadi ‘Black Swan’ dengan menjadikan Beth sebagai patokannya itu. Ia berusaha sangat keras agar Thomas segera memilihnya dalam pementasan tersebut, karena dengan begitu karir Nina dalam balet akan semakin bersinar dan dapat menjadi “the next of Beth”.

Pada tahapan mencari jati dirinya itu, ada beberapa adegan yang terkadang secara tidak langsung menuntut para penonton untuk berpikir keras karena adanya rangkaian peristiwa aneh, mengerikan, bahkan tidak masuk akal. Sehingga sulit untuk dapat menentukan yang mana mimpi dan kenyataan yang terdapat dalam film tersebut.

Peristiwa tersebut menggambarkan pergulatan batin yang hebat dalam diri Nina, sehingga unsur psikologi di film ini sangat kental ketika seseorang diharuskan untuk memiliki lebih dari satu kepribadian saja. Hingga akhirnya Ia dapat meyakinkan Thomas dan mendapatkan peran tersebut. Namun, Nina tetap membuat kesalahan saat mementaskan Black Swan. Ketika hingga beberapa hari menjelang hari pelaksanaan, Thomas menjadikan Lily sebagai pemeran cadangan untuk Black Swan walau sebenarnya Lily lebih berpotensi sebagai pemeran utama, karena dia memiliki dua karakter yang dibutuhkan sekaligus.

Karena itulah, Nina menjadi sangat tidak suka bahkan membenci Lily karena artinya, bila kapanpun Nina tidak sanggup, maka Lily siap menggantikan posisi Nina dengan baik. Hal itu menjadi acuan yang kuat bagi Nina agar dapat tampil sempurna.

Nina bahkan ingin mencapai kesempurnaan itu dengan berlatih keras hingga akhirnya tiba waktu pementasan. Setelah mementaskan White Swan, Nina pergi ke ruang ganti untuk berubah menjadi Black Swan, namun ternyata yang Ia khawatirkan pun terjadi. Lily sedang mengenakan pakaian Black Swan dan bersiap untuk menggantikan Nina. Tanpa berpikir panjang, Nina pun berusaha untuk membunuh Lily kemudian disembunyikan jasadnya itu di dalam kamar mandi, padahal jelas bahwa seorang seperti Nina tidak mungkin akan melakukan hal yang sangat kejam seperti membunuh. Itu terjadi karena keadaan Nina yang sedang dalam suatu kefrustasian dan pergolakan emosi yang sangat dahsyat sehingga Ia harus melawan batas-batas nilai baik dalam dirinya untuk bertransformasi kepada sesuatu yang harus dilakukannya.

Itu adalah pergulatan batin yang sangat dahsyat yang dapat dibilang tidak masuk akal di dalam diri Nina. Setelah mementaskan peran Black Swan, semua teka-teki sebelumnya pun akhirnya terjawab. Nina dalam perjalanan menuju ruang ganti dan mendapatkan selamat dari Lily, bahkan dalam keadaan baik. Nina menjadi sangat bingung dan langsung datang ke tempat ruang ganti dan tidak mendapati jasad Lily atau bahkan bukti-bukti yang ia sembunyikan sebelumnya.

Kemudian, Ia merasakan sesuatu yang menyakitkan dari perutnya, barulah dia menyadari bahwa sebenarnya bukan Lily yang dia bunuh. Melainkan, ketika transformasi karakter itu terjadi, dialah menusuk dirinya sendiri. Namun mendapati waktu yang sebentar lagi Ia harus tampil sebagai White Swan di akhir pementasan, maka Nina tidak memedulikan lagi tusukan yang ada pada perutnya dan langsung bergegas menjalankan cerita White Swan yang berakhir bunuh diri karena ulah Black Swan. Nina pun benar-benar seperti ‘bunuh diri’ dengan ekspresi kesakitan yang sangat kuat karena kenyataan bahwa Ia menusuk dirinya sendiri.

Penonton termasuk ibunya Nina pun sangat puas dengan pertunjukan yang diberikan oleh Nina, begitupun dengan Thomas Leroy dan para kru. Ambisinya untuk mencapai kesempurnaan berhasil. Ia menjadi “the next of Beth” namun tidak sama seperti Beth yang hidup dalam kemerosotan karir dan tidak menjadi sempurna seperti sebelumnya. Nina pun menghembuskan napas terakhir dan memperoleh kesempurnaan tiada akhir dalam hidupnya karena Ia meninggal dalam kesempurnaan.

Kesimpulan

Film ini mengajarkan agar kita menjadi seseorang yang mau untuk selalu berusaha agar tujuan dapat tercapai, tentunya dengan cara yang baik dan sesuai. Sama seperti Nina yang berusaha keras untuk mendapatkan karakter Black Swan yang merupakan judul dari film ini. Kita juga harus belajar dan menyesuaikan kemampuan emosi kita terhadap orang lain dan lingkungan dengan baik agar tidak berakhir seperti cerita Nina tersebut. Oleh sebab itu, saya merekomendasikan film ini untuk ditonton bersama orang dewasa dan orang tua karena film ini mengandung unsur kekerasan dan permainan emosi psikologis penonton.

BLACK SWAN: Sang Ratu yang Meleburkan Kesempurnaannya Sendiri