Serius, Film Horor Terbaik Sepanjang Masa Ya The Exorcism Of Emily Rose!

 

               sumber: https://en.wikipedia.org/

oleh: Raisya Allia Rahmawati, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta

     Adakah diantara kalian yang menyukai film bergenre horor? Atau thriller? Jika ada, ini adalah salah satu rekomendasi film yang bisa menjadi pilihan kalian untuk pencinta film horor, The Exorcism of Emily Rose. The Exorcism of Emily Rose bukanlah film horor yang mengutamakan “jumpscare” seperti kebanyakan film-film horor pada umumnya, tetapi di film ini penonton diajak berpikir secara logika dan mencoba menjawab apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa film ini direkomendasikan untuk ditonton? Berikut adalah sinopsis film The Exorcism of Emily Rose.


The Exorcism of Emily Rose, film ini diangkat dari kisah nyata tentang ritual pengusiran setan yang berujung pada kematian. Emily Rose meninggal beberapa hari kemudian, setelah dirinya menjalani eksorsisme dengan bantuan Pendeta Moore. Pendeta ini pun dituntut, karena ia sudah melakukan tindakan kriminal atas kelalaiannya yang menyebabkan Emily meninggal dunia. Pendeta Moore pun di penjara.


Erin Bruner, seorang pengacara pembela yang ditunjuk untuk membebaskan pendeta Moore, ia juga seorang agnostik, yang tidak yakin tentang adanya Tuhan, dan tentang adanya hal gaib. Mengambil kasus ini awalnya, dilakukan semata-mata karena Erin ingin menang di persidangan, tetapi sialnya, justru melalui kasus ini juga, Erin mendapatkan jalannya. Ia mendapat keyakinan untuk beriman, dan ia mulai percaya bahwa ada satu hal besar di dunia ini, yaitu Tuhan. Sejak Erin disetujui untuk menjadi pembela Moore, Erin pun berusaha mencari tahu lebih banyak tentang kehidupan Emily Rose dan Pendeta Moore untuk bisa menyelesaikan kasusnya ini.


Erin menemui Jason, teman dekat Emily sewaktu kuliah. Jason bercerita banyak hal tentang Emily, dan bercerita bagaimana saat Emily mulai bersikap aneh. Erin sang pengacara terbangun pada malam hari, dan mulai mengalami hal-hal yang aneh. Dia merasa takut. Erin pun berjalan ke dapur dan menyalakan lampu, tapi lampu tidak mau menyala, dan jam dinding di dapurnya pun tampaknya terhenti. Tiba-tiba pintu apartemennya terbuka, tapi tak ada siapa-siapa di sana. Di sisi lain, Pendeta Moore yang sedang tidur di dalam penjara juga terbangun ketika mendengar ada suara. Dia mendekat ke jeruji selnya, dan melihat ada bayangan. Refleks dia langsung berdoa agar dilindungi dari kekuatan jahat, dan bayangan itu pun sejurus menghilang.


Keesokan paginya, Erin terlambat datang ke pengadilan karena hal yang terjadi semalam. Pengadilan pada hari itu membahas tentang penyebab logis dan medis yang terkait atas meninggalnya Emily. Dengan Pendeta Moore sebagai terdakwa penyebab kematiannya, dan Erin pengacara pembelanya. Penuntut mengatakan kalau kematian Emily itu murni karena kesalahan pendeta Moore yang tidak mencari bantuan medis. Tetapi, Erin selalu menepis bahwa itu bukanlah karena pendeta Moore. Setelah sidang hari itu selesai, Erin meminta maaf pada Pendeta Moore karena datang terlambat. Pendeta Moore yang tau apa yang terjadi mengatakan kepada Erin kalau kegelapan sedang berusaha menyerang ia dan Erin, dan mereka harus berhati-hati.


Erin meminta Jason dijadikan sebagai saksi. Jason pun menceritakan kejadian ketika dia mengantar Emily pulang ke apartemennya. Ketika Jason terbangun, Jason melihat Emily tergeletak di lantai dengan posisi tubuh yang tertekuk ke belakang dan matanya yang terbelalak. Jason yang panik dan takut melihat itu langsung menelepon kedua orang tua Emily. Emily pun dibawa pulang ke rumahnya. Ayah Emily dan Jason, memindahkannya ke tempat tidur dan memanggil pendeta Moore.

 

Alice, adik Emily, naik ke kamar Emily untuk memberitahunya, kalau pendeta Moore sudah datang. Tetapi, saat Alice tiba di kamar Emily, Alice menjerit melihat Emily mencakar-cakar dinding sambil memakan kecoa di lantai. Mendengar jeritan Alice, ayahnya dan pendeta Moore naik ke lantai atas dan memeriksa apa yang terjadi. Pendeta Moore kemudian mengajak Emily berbicara, tetapi tiba-tiba Emily bicara dalam bahasa Latin. Iblis dalam tubuh Emily itu mengatakan kalau dialah yang tinggal di dalam tubuh Emily dan pendeta Moore tidak akan pernah bisa mengusirnya. Iblis itu berkata, ia tidak takut padanya.


Pada persidangan berikutnya, Erin mengetahui kalau ada dokter yang terlibat ketika proses pengusiran setan Emily dilakukan, yaitu dokter Cartwright. Pendeta Moore merahasiakan keterlibatan dokter ini atas permintaan dokter tersebut, sampai akhirnya keterlibatannya ditemukan. Erin lalu menemui dokter Cartwright untuk menanyakan tentang proses pengusiran setan itu. Dokter Cartwright mengatakan dengan jelas, kalau memang ada kekuatan gaib yang terlibat dalam proses itu. Ketika Erin memintanya untuk bersaksi, dokter Cartwright mengatakan bersedia. Dia juga menyerahkan tape recorder berisi rekaman pengusiran setan kepada Erin, katanya itu dikirim oleh pendeta Moore kepadanya.


Pendeta Moore menanyakan apakah Erin pernah mengalami hal-hal yang aneh dalam beberapa hari belakangan. Lalu, Erin pun menceritakan kalau ia tanpa sengaja menemukan sebuah liontin emas dengan inisial namanya di tengah jalan dan itu dianggapnya cukup aneh. Pendeta Moore meminta kepada Erin agar dia diizinkan duduk di kursi saksi, tapi Keuskupun Agung sudah mengatakan kepada Erin kalau pendeta Moore tidak boleh bersaksi tentang pengusiran setan yang dilakukannya di depan pengadilan. Tapi sesudah dibujuk, Erin akhirnya bersedia.


Sebagai saksi, pendeta Moore pun mulai menceritakan tentang pengalaman dan usahanya mendalami ritual pengusiran setan. Dia mempelajari doa-doa khusus dari buku-buku dan naskah kuno yang membahas tentang hal itu. Pendeta Moore menjelaskan kalau proses pengusiran setan Emily dilakukan secara terekam di tape recorder yang dikasih Dokter Cartwright pada Erin hari itu. Dan, Erin membawanya ke ruang sidang untuk dijadikan barang bukti. Kaset itu pun diputar di ruang sidang.


Di dalam kaset tersebut, terjadilah ritual pengusiran setan pada Emily Rose. Tetapi, jaksa penuntut berusaha membantah bukti kaset itu, dengan mengatakan kalau Emily bisa saja membuat-buat ucapan dalam berbagai bahasa kuno yang dipakainya di dalam rekaman itu. Karena Emily juga mempelajari bahasa Latin, Ibrani, bahkan bahasa Aramic. Dia berhasil memojokkan pendeta Moore tentang ritualnya itu. Lalu, saksi selanjutnya adalah dokter Cartwright, tapi pada hari itu dokter Cartwright tidak datang. Hakim bersedia memundurkan waktu pengadilan sementara dan memberi waktu pada Erin untuk mencari dokter Cartwright.


Erin pun mencari cari keberadaan dokter Cartwright, kemudian ia berhasil menemukannya dan bertanya kenapa dia tidak jadi datang untuk bersaksi di pengadilan. Sepertinya, dokter Cartwright berubah pikiran dan membatalkan niatnya untuk bersaksi di pengadilan karena ketakutan. Tepat ketika mereka berbicara sebuah mobil tiba-tiba muncul dan menabrak dokter Cartwright dari belakang hingga ia tewas.


Sementara itu, Erin mendapat teguran keras dari atasannya karena mengizinkan pendeta Moore bersaksi di pengadilan. Berita tentang kesaksian pendeta Moore mengenai pengusiran setan itu menjadi headline di surat kabar dan membuat marah pihak Keuskupan Agung. Atasannya menyuruh Erin mundur dari kasus itu, dan kalau dia menjadikan pendeta Moore sebagai saksi lagi, dia akan dipecat. Erin menemui pendeta Moore di penjara dan mengatakan kalau mereka sudah kalah.


Pendeta Moore menyuruhnya bertahan dan menyerahkan sebuah surat untuk dibacanya. Dia mengatakan kalau semua hal buruk ini tidak akan berhenti sampai kesaksian pengusiran setan Emily diberitakan secara tuntas. Erin akhirnya memanggil pendeta Moore kembali menjadi saksi, dan itu membuat marah atasannya yang juga hadir di ruang sidang. Atasannya yang melihat itupun langsung pergi meninggalkan tempat persidangan.


Kali itu, pendeta Moore membacakan tentang surat Emily, yang sudah dibaca Erin sebelumnya. Surat itu berisi tentang pengalaman Emily bertemu dengan Maria. Emily menanyakan, kenapa iblis itu tidak mau keluar dari tubuhnya, Maria menawarkan kalau Emily mau ikut dengannya, ia harus meninggalkan raganya yang sudah dirasuki, lalu Emily akan bebas dari penderitaan. Tapi, Maria juga berkata, bahwa Emily juga bisa tetap bertahan ditubuhnya dan berjuang mengusir setan itu, tetapi ia akan menderita. Emily pun memilih untuk tinggal. Di suratnya, Emily menulis:

"Banyak yang bilang kalau Tuhan sudah mati. Tapi aku ingin menyadarkan mereka kalau itu tidak benar, dengan menunjukkan setan yang ada dalam diriku. Tuhan itu masih ada dan Dia akan mengalahkan setan itu."

dan Maria berkata,

"... Kau akan sangat menderita. Tapi melalui engkau, banyak yang akan tahu bahwa dunia arwah adalah nyata…"

Pada pidato penutupan sidangnya, Erin mengatakan bahwa pendeta Moore sebenarnya sedang menolong Emily, ia peduli kepada Emily, bukan ingin membunuhnya karena kelalaiannya. Tetapi, pada akhirnya, juri memutuskan kalau pendeta Moore BERSALAH. Tapi, juri merekomendasikan kalau pelaksanaan hukumannya adalah hanya selama persidangan berlangsung saja. Dan karena persidangan sudah berakhir, maka hukuman penjaranya juga sudah berakhir dan pendeta Moore pun bebas. Erin dan Moore sangat bahagia mendengar hal tersebut.

Sesudah kejadian ini, Erin dianggap meraih kesuksesan besar. Dan, atasannya yang sebelumnya sudah memecatnya datang kembali untuk meminta maaf dan mengajaknya bergabung lagi, tapi Erin menolak. Cerita Emily pun sudah tuntas di ceritakan.

Serius, Film Horor Terbaik Sepanjang Masa Ya The Exorcism Of Emily Rose!