Ringkasan Biografi dan Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq

 

                sumber: http://nahdlatululama.id/

oleh: Boan Kurniadi, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta


MUKADIMAH

    Segala puji hanya bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan, dan meminta ampun kepada-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari berbagai keburukan diri dan kebukuran amal. Siapa saja yang Dia berikan petunjuk maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan, siapa saja yang Dia sesatkan, maka tidak seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Saya juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Saya memohon kepada Allah supaya menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi setiap muslim dan muslimah di seluruh dunia. Semoga Dia menjadikannya mendapat sambutan baik dan positif dari kaum muslimin. Dan, mudah-mudahan saya dilimpahkan kejujuran serta keikhlasan dalam menyusunnya; menjadikan penulisannya semata-mata mengharap wajah-Nya yang mulia, serta menjadikannya sebagai pemberat timbangan kebaikan saat tubuh saya telah dibalut kain kafan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada pemimpin kita, Muhammad, beserta keluarga dan para Sahabat beliau.

Ditulis oleh hamba yang selalu mengharap ampunan ;

Dzat Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun.

- Mahmud al-Mishri (Abu Ammar)

Ringkasan Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki nama lengkap Abdullah bin Utsman bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay al-Quraisy at-Taimi. Dia dilahirkan di Mina. Nasab atau garis keturunannya bertemu dengan nasab Rasulullah pada seseorang yang bernama Murrah, yaitu kakek moyang Abu Bakar.

Dia adalah laki-laki yang terhormat, tinggi derajatnya. Tekun beribadah kepada Allah dengan meneladani Rasulullah. Giat berjihad dan rela menginfakkan seluruh hartanya di jalan-Nya. Dia membela Nabi tatkala orang-orang Quraisy itu menghinanya. Beriman kepada Nabi di kala orang-orang mengingkari dakwahnya; dan dia, membenarkan Nabi di saat orang-orang mendustakan perkataannya.

Dia adalah sahabat yang utama, tanpa diperselisihkan lagi. Orang pertama yang beriman dari kalangan orang tua. Sosok yang memiliki keimanan lebih berat daripada keimanan satu umat, jika keduanya ditimbang secara adil. Seorang yang bersifat wara' (shaleh), pemalu, tegas, dan pengasih. Pedagang yang dermawan, serta pemilik fitrah yang suci dari kotoran kegelapan dan kejahiliahan.

Abu Bakar adalah sosok yang patut diteladani dalam segala hal, bahkan sejak dia masih hidup dalam masa Jahiliyah. Karena itulah, tak heran jika sekarang anda melihatnya sebagai laki-laki yang utama setelah Rasulullah, setelah dia (Abu Bakar) masuk Islam.

Rasulullah bersabda:

"Orang yang paling baik di antara kalian pada masa Jahiliyah adalah orang yang paling baik pula setelah dia masuk Islam jika mereka paham agama." - HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. Lihat Shahihul Jami' (no. 3267).

Abu Bakar masuk Islam dalam keadaan siap memikul amanat agama ini di pundaknya, dengan menyeru manusia untuk memeluk agama Allah. Alhasil, enam dari sepuluh orang Sahabat yang Nabi jamin masuk Surga menjadi muslim melalui perantaranya. Maka pada hari Kiamat, pahala amal kebaikan mereka turut disertakan dalam timbangan amal kebaikannya. Belum lagi dari para Sahabat selain mereka, yang juga mendapatkan hidayah karenanya.

Demikianlah seharusnya sosok seorang dai. Selayaknya dia siap menanggung kesulitan orang lain di sekitarnya, sebab khawatir mereka akan terkena adzab Allah. Hendaknya pula dia menuntun orang-orang menuju keridhaan Rabb semesta alam, hingga menggapai Surga-Nya.

Di antara keagungan sahabat nabi, Abu Bakar ash-Shiddiq ialah beliau mendapatkan julukan Atiq dari Nabi Muhammad, yang memiliki arti "Orang yang terbebas dari neraka".

Ummul Mukminin Aisyah menuturkan:

Abu Bakar menemui Rasulullah, lalu beliau bersabda kepadanya: "Bergembiralah, kamu termasuk 'atiqullah (orang yang dibebaskan Allah dari neraka). Maka, sejak hari itu dia dijuluki Atiq." - HR. At-Tirmidzi dalam Kitab "al-Manaqib", Bab "Manaqib Abu Bakar ash-Shiddiq (no. 3679)"; dishahihkan oleh guru kami, al-Albani, dalam ash-Shahihah.

Ibnu Ishaq Berkata:

Abu Bakar dikenal sebagai pribadi yang luwes dalam bergaul dengan sesama kaumnya, dicintai banyak orang, dan sangat toleran dalam segala hal. Dia memiliki nasab yang paling baik di kalangan Quraisy, paling mengetahui kebaikan dan keburukan mereka. Akhlak dan perilakunya mulia. Banyak orang Quraisy yang bertemu dan bergaul dengannya, baik karena ilmu yang dimilikinya, perniagaan yang diusahakannya, maupun keluwesannya dalam berinteraksi sosial. Sahabat ini pun mulai berdakwah dengan mengajak orang-orang yang percaya dan dekat dengannya, sering duduk-duduk bersamanya, untuk beriman dan memeluk agama Allah yaitu Islam.

Inilah dia, Abu Bakar ash-Shiddiq. Ketauhilah, ketika masa Jahiliyah masih menyelimutinya (sebelum Muhammad diutus menjadi Nabi), dia sudah menganggap khamer haram; sama sekali tidak pernah meneguknya, sebelum maupun setelah memeluk islam. Ada kisah di balik sikapnya ini, yaitu tatkala dia melewati laki-laki yang sedang mabuk. Dilihatnya laki-laki itu meletakkan tangan pada kotoran lalu didekatkan ke mulut, tanpa menyadari hakikatnya. Manakala setelah mencium baunya, barulah laki-laki itu berpaling. Sejak melihat kejadian tersebut, Sahabat ini pun mengharamkan khamer atas dirinya sendiri.

Abu Bakar juga tidak pernah bersujud kepada berhala. Berikut penuturannya kepada sekelompok Sahabat Rasulullah: "Aku sama sekali tidak pernah sujud di hadapan berhala. Menjelang masa baligh, Abu Quhafah membawaku ke sebuah ruangan yang berisikan patung-patung yang dijadikan berhala. 'ini adalah tuhan-tuhanmu, Syummul awali,' kata ayahku. Kemudian dia pergi, meninggalkanku sendirian di situ. Aku pun mendekati salah satu patung tersebut dan berseru: 'Aku lapar, berilah aku makan!' Namun patung itu tidak menjawabku. Aku berseru lagi: 'Aku telanjang, berilah aku pakaian!' Patung itu juga tidak menjawabku. Maka aku menimpakan batu keatasnya, dan patung itu jatuh tertelungkup." (Referensi As-Sirah karya Ibnu Hisyam I/221, dan referensi At-Tarikh al-Islami karya Mahmud Syakir XIII/3, terbitan al-Maktab al-Islami)

Ringkasan Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq :

"Demi Allah, saya tidak akan sanggup mengungkapkan semua keutamaan Sahabat ini. Karena itulah saya mencukupkan diri dengan menyebutkan sedikit saja, namun yang sedikit itu pun sudah sangat bermanfaat." - Pernyataan dari penulis buku Ensiklopedi Sahabat (Mahmud Al-Mishri)

Abu Sa'id al-Khudri menuturkan;

Bahwa Rasulullah bersabda: "Orang yang paling murah hati terhadapku dalam pergaulan dan hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku menjadikan seseorang selain Rabbku sebagai kekasih, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi, cukuplah (antara diriku dengannya) persaudaraan Islam dan tali kasih sayang. Dan, tidak ada satu pun pintu masjid melainkan pintu itu ditutup, kecuali pintu Abu Bakar."- HR. Al-Bukhari (no. 3654) dan Muslim (no. 2382) pada Kitab "Fadha-ilush Shahabah".

Dinukil dari riwayat Anas bin Malik;

Bahwa Rasulullah bersabda: "Orang yang paling sayang terhadap umatku adalah Abu Bakar; orang yang paling tegas dalam urusan agama Allah adalah Umar; orang yang paling pemalu adalah Utsman; orang yang paling piawai memutuskan perkara (hukum) adalah Ali…" - HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan an-Nasai dari Anas bin Malik; dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami (no. 895).

Suatu ketika Rasulullah bersabda: "Tidaklah seseorang berbuat baik kepada kami melainkan kami telah memberinya balasan, kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya dia telah berbuat baik terhadap kami dengan kebaikan yang hanya akan dibalas oleh Allah pada hari Kiamat. Tidak pernah sama sekali harta seseorang itu bermanfaat bagiku seperti bermanfaatnya harta Abu Bakar. Seandainya aku menjadikan seseorang selain Rabbku sebagai kekasih, maka aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Ketahuilah! Sesungguhnya teman kalian ini adalah kekasih Allah."

Sedikit penjelasan: Yang dimaksud "sesungguhnya teman kalian ini adalah kekasih Allah" itu merujuk kepada Nabi Muhammad, bukan Abu Bakar. - HR. At-Tirmidzi (no. 3662), Kitab "al-Manaqib"; dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi (no. 2894).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah;

Bahwa Rasulullah bersabda: "Tidak ada sama sekali harta seseorang yang bermanfaat bagiku seperti manfaat yang diberikan dari harta Abu Bakar." Mendengar pernyataan tersebut, Abu Bakar menangis seraya berkata lirih: "Diri dan hartaku hanya untuk engkau, wahai Rasulullah." - HR. Ahmad (II/253) dan Ibnu Majah (no. 94), serta dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami' (no. 5808).

Dari Jabir bin Abdullah meriwayatkan;

Bahwa Rasulullah bersabda: "Kedudukan Abu Bakar dan Umar dalam agama ini bagaikan kedudukan pendengaran dan penglihatan bagi kepala." - Al-Albani berkata dalam as-Shahihah (hlm. 815): "Sanadnya hasan, dan para perawinya tsiqah."

Ali bin Abu Thalib bercerita;

Suatu ketika Rasulullah melihat Abu Bakar dan Umar, lantas beliau bersabda: "Dua orang ini adalah penghulu para penghuni Surga, baik dari kalangan orang-orang terdahulu maupun orang-orang yang datang kemudian, kecuali para Nabi dan Rasul. Jangan beri tahukan hal ini kepada mereka, hai Ali!" - HR. At-Tirmidzi (no. 3666) Kitab "al-Manaqib". Al-Albani berkata dalam as-Shahihah (no. 824): "Ditinjau dari keseluruhan jalur periwayatannya, hadist ini shahih, tanpa diragukan lagi."

Kata Penutup:

Segala puji hanya bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan, dan meminta ampun kepada-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari berbagai keburukan diri dan kebukuran amal. Siapa saja yang Dia berikan petunjuk maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan, siapa saja yang Dia sesatkan maka tidak seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Saya juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Sungguh saya hanya meringkas apa yang telah ditulis oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam bukunnya yang berjudul Ensiklopedi Sahabat, Bab "Abu Bakar Ash-Shiddiq" (halaman 83). Semoga Allah memberi ganjaran kebaikan kepada beliau, atas usahanya menyusun buku yang bagus dan diberkahi tersebut, dan menjadikan karya tersebut sebagai pemberat timbangan amal kebaikannya kelak.

Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf;

terima kasih.

 

- Bo'an Kurniadi

Ringkasan Biografi dan Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq