Unpopular Opinion: Keberkahan Pendidikan di Masa Pandemi

                 sumber foto: Reuters/Wi

oleh: Savira Ramadhanti, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta

   Sebelum pandemi terjadi, semua lini kehidupan berjalan seperti biasanya, mengalir keceriaan dan harmonis. Akan tetapi, karena pandemi ini, dunia pun mengalami perubahan besar, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan lainnya. Dan, secara tidak langsung juga turut mengubah seluruh civitas kehidupan manusia di seluruh dunia.  Sebagai peserta didik, mau tidak mau, suka tidak suka, terkena dampaknya, dan dengan hati yang sedikit kesal, kita harus mengikuti apa yang sudah pemerintah anjurkan.

Pemerintah Indonesia pun mengambil kebijakan yang bertujuan untuk memutus rantai penularan pandemi Covid 19. Salah satunya, adalah penerapan kebijakan social distancing, di mana warga harus menjalankan seluruh aktivitas di rumah; seperti bekerja, belajar, juga termasuk melaksanakan ibadah.


Penerapan kebijakan social distancing ini jelas sangat berdampak terhadap seluruh sektor kehidupan, terutama pada sektor perekonomian, yang secara tidak langsung menyebabkan tersendatnya laju roda perekonomian.


Selain berdampak pada sektor perekonomian, sektor pendidikan juga turut terkena dampak yang cukup fatal. Kegiatan belajar mengajar terpaksa harus dilakukan dalam jarak jauh. Akan tetapi, dari kebijakan ini, juga banyak pihak yang belum siap untuk melaksanakan pembelajaran melalui pendidikan jarak jauh atau yang dikenal dengan sebutan daring ini.


Pelaksanakan pembelajaran daring adalah salah satu model pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi, karena dalam prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid 19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan para peserta didik, para pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya, dalam rangka pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi.


Semenjak pengumuman libur 2 minggu untuk semua kegiatan belajar mengajar disekolah pada tanggal 14 maret 2020, seluruh peserta didik belajar secara daring, dikarenakan wabah penyakit covid 19 yang sudah mulai menyebar di Indonesia. Pada awalnya, hanya sekolah yang berada di daerah DKI saja yang diliburkan, lambat laun wabah ini semakin meluas dan mengharuskan seluruh Indonesia melakukan lock down atau lebih tepatnya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada kota-kota besar maupun di pedaerahan.


Pandemi ini juga mengubah tradisi masyarakat yang tadinya sedikit tradisional atau bertahan pada konsepsi kemapanan yang ada, menjadi masuk ke sebuah Era Digital, yang membuat kita mengharuskan lebih bisa dan terbiasa dengan internet. Sudah setahun lebih, kami peserta didik Indonesia belajar secara daring. Meski begitu, harus diakui, belajar secara daring tidak hanya membawa dampak negatif, melainkan tetap membawa dampak positif. Diantaranya, kita bisa mencapai acara-acara seminar atau pembelajaran tanpa harus mendatangi tempat seminar atau tempat belajar tersebut, dan sisi negatifnya yaitu materi yang disampaikan tidak sepenuhnya dapat diterima dengan mudah.


Banyak beberapa orang tua peserta didik menyarankan agar pembelajaran jarak jauh tidak terbatas pada pemberian tugas saja, melainkan ada baiknya jika sesi penyampaian materi juga diperbanyak, agar peserta didik benar-benar merasa seperti belajar, juga bisa memahaminya dengan jelas, dan tidak memberikan tugas yang teramat banyak dalam jangka waktu yang pendek, dikarenakan tugas tidak hanya dari satu mata pelajaran saja, melainkan dari kurang lebih 15 mata pelajaran.


Dampak negatif lainnya, yaitu meningkatnya risiko berbahaya, meningkatnya waktu peserta didik belajar dan bersosialisasi secara online di internet, juga dapat meningkatkan risiko berbahaya. Khususnya, untuk peserta didik tingkat pendidikan dasar. Beberapa risiko tersebut antara lain, cyberbullying, dan juga konten negatif yang tersebar di internet, berpotensi membahayakan anak yang masih di bawah umur/masih di dalam wawasan orang tua.


Dengan metode pembelajaran daring saat ini, saya sendiri lebih menerima pembelajaran daring dengan beberapa alasan, yaitu karena model pembelajaran daring lebih santai, fleksibel, praktis, dan hemat tenaga.


Tetapi, meskipun begitu, masih banyak juga penghambat kami sebagai peserta didik untuk mengikuti pembelajaran daring di tengah pandemi Covid 19 ini, yaitu karena lemahnya pada sinyal jaringan internet. Kendala laptop atau gawai juga menjadi penghambat ketika mengikuti ujian atau server error yang juga bergantung pada waktu yang terbatas.

 

Kendala lain pun juga masih terdapat, contohnya miskomunikasi, terkadang apa yang dijelaskan oleh guru itu tidak dipahami dengan baik oleh para peserta didik, dikarenakan koneksi yang delay menjadikan kesulitan untuk berkomunikasi. Kami sebagai peserta didik juga kehilangan kesempatan dalam pembelajaran olahraga, dan pratikum di laboratorium yang tentu saja, butuh pengawasan khusus dari guru untuk mengarahkan kami, agar materi yang diterima lebih dimengerti karena kami juga mempraktekannya.

 

Selain itu, karena guru adalah orang tua ketika di sekolah, tidak hanya memberikan ilmu, guru harus dijadikan panutan yang baik untuk peserta didik, sebaiknya guru menjalin tali silaturahmi yang baik dengan orang tua, agar pembelajaran daring lebih efektif, karena pembelajaran jarak jauh, para guru harus memberikan saran, motivasi, dan semangat kepada para peserta didik dalam pembelajaran.

Tidak ada tekanan atau paksaan dalam mengerjakan, jika guru memaksa peserta didik mengerjakan tugas dengan waktu yang sangat sedikit, peserta didik bisa stres dan keliru dalam menjawab dan tidak bisa berkonsentrasi karena gugup. Jika waktuya sedikit, karena pertama kalinya peserta didik melakukan pembelajaran di dalam rumah, bukan disekolah.

Akan tetapi, dibalik permasalahan dan keluhan tersebut, ternyata juga terdapat berbagai hikmah bagi pendidikan di Indonesia. Diantaranya, peserta didik maupun guru, dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online ini. Di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini, guru maupun peserta didik dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan peserta didik maupun guru terhadap teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat mereka dapat mengetahui media online yang dapat menunjang sebagai pengganti pembelajaran di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran dan target pencapaian dalam pembelajaran. Berbagai media pembelajaran jarak jauh pun dicoba dan digunakan. Sarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran online antara lain, quizziz, e-learning, aplikasi zoom, google meet, google classroom, youtube, dan media sosial lainnya.

Setelah pendidik mampu menguasai berbagai sarana pembelajaran online, maka akan tercipta pemikiran mengenai metode dan model pembelajaran lebih bervariasi yang belum pernah dilakukan oleh pendidik. Misalnya, guru membuat konten video kreatif sebagai bahan pengajaran. Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat peserta didik semakin tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru melalui video kreatif tersebut. Akan tetapi, sebaiknya juga guru tidak memberikan tugas membuat video terus menerus kepada para peserta didik, karena setiap peserta didik pasti memiliki kendala di area rumahnya.

Para guru hendaknya menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini sehingga perkuliahan daring tetap dapat dilaksanakan dan tidak terlalu membebani. Diperlukan pula model pembelajaran yang atraktif, aktif, dan dapat diterima oleh semua siswa.

Pembelajaran daring memiliki sisi positif dan sisi negatif yang saling beriringan. Tetapi, saya berharap akan adanya tindakan dari pemerintah untuk memperbaiki sistem pembelajaran daring di Indonesia, mungkin pemerintah bisa meninjau lanjut untuk pembelajaran campuran/blended learning saat kondisi sudah mulai membaik dan memungkinkan pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah.

Bagaimanapun, kami sebagai peserta didik harus bisa beradaptasai dengan baik, agar kita semua tetap aman dan tentram di masa pandemi ini untuk memutus rantai penyebaran Covid 19 ini. Semoga Indonesia segera terbebas dari belenggu Covid 19 dan sistem pendidikan akan kembali berjalan secara normal.


Unpopular Opinion: Keberkahan Pendidikan di Masa Pandemi